IPW: Bambang Jangan Adu Domba KPK dan Polri, Urus Saja Korupsi Bansos DKI

JAKARTA-Ketua Presidium Ind Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta Mantan Komisioner KPK Bambang Widjojanto tidak bersikap post power syndrome, serta tidak mengadu domba internal KPK dan mengadu domba antara KPK dan Polri, dengan mengeluarkan pernyataan ngawurnya soal peran Novel Baswedan dalam penangkapan buronan Nurhadi.
Pernyataan Bambang yang memuji muji Novel Baswedan dalam penangkapan mantan Sekretaris MA Nurhadi tsb, seolah merupakan hasil kerja Novel pribadi, dianggap IPW sudah melampaui batas tugasnya sebagai Komite Pencegahan Korupsi di Pemprov DKI Jakarta.
“Bambang yang sudah ‘diluar pagar’ jangan lagi post power syndrome untuk menguasai dan merecoki KPK. Lebih baik Bambang bekerja saja yang profesional dalam mengurusi jabatannya sebagai Ketua Komite Pencegahan Korupsi di Pemprov DKI Jakarta,” kata Neta, Rabu (3/6/2020). “Misalnya pantau terkait dugaan korupsi di balik dana bansos di DKI, Toh Bambang sudah digaji besar oleh Pemprov DKI Jakarta.” Kata Neta menambahkan.
Baca juga: Polda Jateng Hadapi New Normal, Bangun 284 Kampung Siaga Covid-19
Neta menjelaskan, KPK sudah meminta bantuan Polri, untuk sama sama memburu mantan Sekretaris MA dan hingga di pertengahan Februari 2019, Nurhadi terlacak keberadaannya sedang melakukan sholat duha di sebuah mesjid di Jakarta.
“Namun yang bersangkutan berhasil kabur saat hendak ditangkap. Sedikitnya lima kali Nurhadi terpantau di lima mesjid tapi tetap lolos dari penangkapan.”
Dari pantauan IPW, kata Neta, KPK yang dipimpin Komjen Firli menempatkan semua info yang masuk sebagai sesuatu hal yang penting, sehingga dibahas bersama tim. Dalam hal ini, tidak ada individu yang dominan, apalagi merasa sok hebat sendiri.
“Sebab itu menjadi sangat aneh, jika mantan pimpinan KPK Bambang Widjajanto tiba tiba memuji muji Novel Baswedan setinggi langit, dalam penangkapan Nurhadi. Seolah olah penangkapan itu hasil kerja pribadinya Novel sendiri. Bambang seolah olah mimpi di siang bolong dengan post power syndromenya dan mencoba menciptakan pahlawan kesiangan.”
Baca juga: Polri Siapkan 11.000 Ton Beras Untuk Warga yang Belum Terima BLT
Neta kemudian menjelaskan bahwa KPK telah mencium keberadaan Nurhadi sejak Senin siang hari dan terdeteksi masuk ke rumah yang disewanya di Simpruk Jakarta Selatan pada sore hari dan malamnya dilakukan penggeledahan dengan melibatkan semua unit kerja di KPK.
“Anggota Polri ikut mengawal jalannya penangkapan Nurhadi untuk mengantisipasi situasi. Sebab ada isu yang beredar bahwa selama ini Nurhadi berlindung pada seorang oknum”.
Namun dalam penangkapan malam itu IPW menilai, tim KPK dan Polri bekerja profesional dengan menjunjung tinggi kepastian hukum dan menghormati HAM.
Baca juga: Wakapolda Kalteng Wakili Alumni AKABRI 1989 Bagikan Sembako untuk Masyarakat
IPW berharap sinerji Tim KPK dan Polri ini bisa semakin mantap dan solid ke depan agar oknum oknum yang melindungi DPO menjadi ciut nyali.
“Tidak seperti KPK di era sebelumnya yang cenderung mengabaikan keberadaan Polri dan merasa sok hebat sendiri.”
IPW memberi apresiasi atas solidnya kinerja Tim KPK dan Polri dalam penangkapan buronan Nurhadi.
“Dengan solidnya Tim KPK tidak ada lagi pahlawan kesiangan, tidak ada lagi figur yang merasa sok hebat sendiri dan tidak ada lagi perpecahan di tubuh KPK serta tidak ada lagi Polisi Taliban dan Polisi India di lembaga anti rasuuah tersebut”
(tvl)