Jepang akan Gelar Ujian SIM dalam 20 Bahasa karena Kekurangan Sopir Taksi
Kebijakan ujian SIM menggunakan bahasa asing dilakukan untuk mengatasi keluhan pelaku industri transportsi karena kelangkaan pengemudi
JERNIH-Untuk mengatasi kekurangan sopir taksi dan bus, pemerintah Jepang berencana menawarkan ujian untuk mendapatkan surat izin mengemudi (SIM) dalam bahasa asing.
Rencana tersebut disampaikan seorang pejabat di Badan Kepolisian Nasional (NPA) yang mengatakan pihaknya akan segera menyebarkan contoh materi pertanyaan ujian menggunakan bahasa asing kepada kepolisian prefektur di seluruh Jepang pada akhir Maret mendatang, sebagaimana dilansir OANA/Kyodo, pada Minggu, (11/2/2024).
Adapun 20 bahasa tersebut adalah bahasa-bahasa di Asia, seperti China, Korea, dan Tagalog. Namun, ada juga bahasa Inggris dan Portugis.
Kebijakan ujian SIM menggunakan bahasa asing dilakukan untuk mengatasi keluhan pelaku industri transportsi karena kelangkaan pengemudi. Mereka menyarankan agar memberi peluang warga negara asing dapat bekerja di sektor-sektor terkait.
Kelangkaan pengemudi taksi dan bus terjadi karena selama ini ujian untuk mendapatkan SIM tersebut diberikan dalam bahasa Jepang saja. Sementara menurut NPA, ujian SIM dalam bahasa asing sebelumnya tidak tersedia karena belum ada permintaan khusus.
Kebijakan itu akan mengikuti sistem pengujian SIM golongan satu untuk mobil pribadi, sepeda motor, dan mobil lainnya. Sejak 2009, NPA sudah menyediakan ujian SIM dalam bahasa Inggris dan ujian untuk SIM golongan satu saat ini sudah tersedia dalam 20 bahasa.
Dalam materi ujian tersebut meliputi aturan lalu lintas seperti dalam ujian SIM golongan satu, ujian untuk pemegang SIM golongan dua juga menguji pengetahuan pengemudi tentang prosedur keselamatan kendaraan seperti pemeriksaan rem. Ujian itu murni bersifat teknis dan tidak ada pertanyaan soal berinteraksi dengan pelanggan.
Nantinya pihak kepolisian dapat menggunakan contoh soal ujian itu sebagai panduan untuk menyusun pertanyaan yang disesuaikan kebutuhan lokal. (tvl)