POTPOURRI

Hingga Saat Ini Belum Ketemu Hitung-Hitungan Harga DME

Besaran harga DME masih akan didiskusikan dengan pemerintah.

JERNIH-Masyarakat mulai bertanya-tanya besaran harga DME (Dimethyl Ether) yang akan menggantikan posisi LPG (Liquified Petroleum Gas). Bagi masyarakat pilihan berpindah penggunaan LPG ke DME pasti dipengaruhi besaran harga DME.

Namun Pjs Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting, menyebut jika besaran harga DME masih perlu didiskusikan dengan pemerintah lebih lanjut. Demikian juga Implementasi pergantian LPG ke DME juga masih lama.

“Harganya berapa itu masih perlu didiskusikan lebih lanjut dengan pemerintah dan tidak mungkin di awal tahun (2022) langsung jalan untuk didistribusikan ke masyarakat, nggak mungkin,” kata Irto memastikan bahwa tidak serta merta awal 2022 masyarakat langsung menggunakan DME.

Irto juga menjelaskan jika nantinya akan ada regulasi yang mengatur harga DME sesuai hitungan pemerintah.

“Terus produsennya nanti seperti apa, nah nanti saya pikir itu masih panjang perjalanannya. Saya belum tahu harga dari produsennya berapa nanti,”.

Sementara Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana berharap agar harga DME jauh lebih murah dari LPG. Hal tersebut harus dilakukan untuk menarik minat masyarakat menggunakan DME.

“Kalau lebih mahal, pasti tidak menarik,” kata Dadan, pada Senin (15/11/2021).

Jika harga DME lebih murah dari harga LPG maka dapat dipastikan masyarakat segera memutuskan berpindah dari penggunaan LPG ke DME

Saat ini Pemerintah tengah mengkaji rencana pemberian subsidi produk DME. Jika proyek gasifikasi ini secara nilai ekonomi menguntungkan negara, maka subsidi akan diberikan ke produk DME.

Sebagaimana diketahui, dalam waktu tidak lama lagi pemerintah akan mengganti penggunaan LPG dengan gasifikasi batu bara atau DME, terutama untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti memasak.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut jika proyek investasi tersebut akan masuk pada Januari 2022 antara Air Products and Chemicals dengan Pertamina serta perusahaan lainnya.

Menurut Bahli, langkah yang diambil sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), terkait transformasi ekonomi.

Selain itu, perubahan penggunaan LPG ke DME juga dilakukan untuk mengurangi impor. (tvl)

Back to top button