Inggris Kerahkan Tentara untuk Atasi Kekurangan Sopir Tangki BBM,
Mereka akan mendistribusikan BBM untuk atasi kelangkaan BBM. Sebelum menjalankan tugasnya membawa BBM, para tentara tersebut, mereka akan menerima pelatihan khusus.
JERNIH-Pemerintah Inggris pada Senin (27/09) memutuskan memanfaatkan Angkatan Darat Inggris untuk menjadi pengemudi truk tangki bahan bakar minyak (BBM). Mereka bertugas mendistribusikan BBM ke sejumlah lokasi yang paling membutuhkan terjaminnya pasokan BBM.
Menteri urusan Ekonomi, Bisnis dan Strategi Industri, Kwasi Kwarteng menyebut, jika Inggris memiliki “pasokan bahan bakar yang kuat.”
“Namun, kami menyadari ada masalah rantai pasokan di stasiun bahan bakar dan mengambil langkah-langkah untuk meringankannya sebagai prioritas,” katanya.
Kehadiran tentara tersebut untuk mengurangi tekanan rantai pasokan dan lonjakan permintaan bahan bakar lokal.
Akibat keterlambatan pengiriman BBM di Inggris disebabkan pengemudi truk tangki BBM yang biasanya mengirimkan bahan bakar ke berbagai stasiun pengisian, mayoritasnya adalah warga Uni Eropa yang visanya tidak lagi diperpanjang.
Akibat kterlambatan pasokan BBM menyebabkan terjadinya panic buying dalam masyarakat.
Namun Kementrian Lingkungan menegaskan jika keterlambatan pasokan BBM bukan disebabkan kekurangan BBM dan memastikan jika Inggris tidak sedang menghadapi kekurangan bahan bakar. Gangguan pasokan BBM hanya terjadi pada titik pengiriman.
“Yang paling penting adalah orang hanya membeli bensin seperti biasa. Tidak ada kekurangan,” kata Sekretaris Lingkungan George Eustice kepada wartawan.
Disamping masalah visa, kekurangan pengemudi truk di Inggris juga disebabkan banyak hal, diantarnya karena pandemi dan tenaga kerja banyak yang menua. Kejadian tidak terduga ini setelah resmi keluarnya Inggris dari Uni Eropa allias Brexit tahun lalu.
Akibat kejadian ini, mulai Oktober pemerintah Inggris akan menerbitkan 5.000 visa tiga bulanan untuk pengemudi truk dan 5.500 visa tambahan untuk pekerja di bidang pabrik pengolahan unggas.
Namun banyak pihak tidak yakin kebijakan tersebut akan mengatasi masalah kekurangan sopir truk di Inggris. Konfederasi Industri Inggris menyebut, jumlah itu jauh dari yang dibutuhkan.
Di Uni Eropa permintaan akan pengemudi truk juga tinggi dengan upah yang lebih bagus dibanding di Inggris. (tvl)