POTPOURRI

Ini Anggaran untuk Rehabilitasi Fasilitas Keagamaan?

Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan anggaran sebesar Rp 50 miliar dan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

JERNIH-Untuk membantu rehabilitasi fasilitas keagamaan di tiga propinsi yang terkena banjir, Kementerian Agama (Kemenag) menyiapkan anggaran sebesar Rp 50 miliar dan diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Sebagai bentuk dukungan negara, Kemenag menyiapkan lebih dari Rp 50 miliar dari APBN untuk rehabilitasi fasilitas keagamaan yang rusak,” kata Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar dalam keterangan pers, Senin (8/12/2025).

Selanjutnya Nasaruddin menyebut sumber alokasi dana tersebut yang terdiri dari Rp 10,4 miliar dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Masyarakat Islam untuk membantu pemulihan 49 kantor urusan agama serta 61 masjid dan mushala.

“Kemudian, Rp 40,85 miliar dari Ditjen Pendidikan Islam untuk mendukung pemulihan madrasah dan lembaga pendidikan Islam terdampak banjir,”.

Langkah yang dilakukan Kementrian agama adalah melakukan pemetaan kerusakan yang terjadi mulai dari madrasah, masjid, musala, hingga rumah ibadah lainnya. Pemetaan akan dilakukan secara detail.

“Semua data sudah kami pegang dan terus kami update. Kami ingin memastikan layanan berbasis keagamaan kembali berjalan secepat mungkin. Ini tentang mengembalikan kehidupan masyarakat,”

Selain dukungan APBN, bantuan dari masyarakat juga terus berdatangan. Hingga hari ini, total donasi yang dihimpun melalui Baznas, FOZ, Poroz, dan Kemenag Peduli telah mencapai Rp 104.335.712.000.

Bantuan tersebut sedang disalurkan secara bertahap ke tiga provinsi terdampak, yakni Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Berdasarkan data BNPB per Minggu (7/12/2025), sebanyak 921 orang dilaporkan meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Sementara itu, sebanyak 392 orang dilaporkan masih hilang kontak dan 975.079 orang mengungsi. Di Sumatera Utara, korban meninggal 329 orang dan hilang 82 orang.

Kemudian di Sumatera Barat, yang meninggal dunia 226 orang dan yang hilang 213 orang. Untuk Aceh, 366 orang meninggal dunia, hilang 97 orang, dan mengungsi 914.202 orang.
Dijelaskan Nasaruddin, bahwa negara harus hadir secara nyata dalam membantu warga yang terdampak, terutama dalam pemulihan layanan keagamaan dan pendidikan.

“Kami tentu bukan hanya berdoa. Perhatian kami harus diwujudkan secara konkret. Karena itu, Kementerian Agama bergerak cepat, mendata kerusakan, dan menyalurkan bantuan untuk memulihkan kembali aktivitas masyarakat,”. (tvl)

Back to top button