POTPOURRI

Ini Rencana Kontijensi BMKG Jika Terjadi Bencana Alam saat KTT G20

Adapun tempat yang disiapkan untuk evakuasi di antaranya Area VVIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Hotel The Apurva Kempinski Bali, dan Kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Bali.

JERNIH- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyiapkan rencana kontingensi bila terjadi bencana alam selama pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)  G20, yang akan digelar dari 15 sampai 16 November 2022 di Bali.

“Rencana kontingensi sudah disiapkan secara matang untuk menghadapi risiko bencana gempa bumi dan tsunami,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam siaran pers BMKG di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Menurut Dwikorita skenario penanganan bencana alam selama pelaksanaan KTT G20 di Bali, yang bertema “Recover Together, Recover Stronger”, akan fokus pada aksi mitigasi yakni memastikan keamanan dan keselamatan presiden dan pemimpin tinggi negara peserta pertemuan G20 apabila Bali mengalami gempa bumi dan tsunami.

baca juga: Catat, Ini 14 Sasaran Operasi Zebra 2022

Dijelaskan Dwikorita jika rencana mitigasi tersebut telah dipersiapkan selama lebih dari satu tahun, sehingga Dwikorita optimistis jumlah korban dan kerugian bisa diminimalkan apabila terjadi bencana selama penyelenggaraan KTT G20.

“Insya Allah, target BMKG adalah tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerugian yang berarti,” kata Dwikorita penuh harap.

baca juga: Polisi Lalulintas Bakal Pakai Seragam dengan Bodycam

Untuk merealisir seluruh rencana mitigasi tersebut, pihaknya telah bekerjasama dengan instansi pemerintah yang lain dengan Sistem Peringatan Dini dan Respons Cepat Kedaruratan, termasuk jalur evakuasi, rambu evakuasi, dan tempat evakuasi sementara yang aman serta sinergi antar-pihak dalam penanganan kedaruratan.

Adapun tempat yang disiapkan untuk evakuasi di antaranya Area VVIP Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Hotel The Apurva Kempinski Bali, dan Kawasan Mangrove Taman Hutan Raya (Tahura) Ngurah Rai Bali.

Pilihan lokasi tersebut sebagai tempat evakuasi setelah pihak BMKG memastikan bangunan dan area tersebut konstruksinya tahan gempa hingga magnitudo 8,5. Pihak BMKG juga telah melakukan pengecekan secara berkala.

“Kami juga terus melakukan pengecekan secara berkala dengan melibatkan berbagai instansi terkait guna mendukung kesuksesan agenda KTT G20. Semoga ikhtiar ini dimudahkan dan dilancarkan,” tambah Dwikorita.

Menurut Dwikorita pihaknya telah mempersiapkan langkah-langkah untuk menghadapi skenario bencana terburuk, yakni gempa bumi dengan magnitudo 8,5 yang dapat membangkitkan gelombang tsunami dalam tempo 20 hingga 38 menit.

“Mudah-mudahan KTT G20 berjalan aman dan lancar, tidak ada kejadian gempa bumi ataupun tsunami. Namun, apabila terjadi sewaktu-waktu, BMKG bersama BNPB, BPBD, TNI/Polri, sudah siap dengan skenario terburuk”. (tvl)

Back to top button