Jalan Panjang Seorang Dorce
Penggunaan nama itu, mulai diberlakukan tahun 1984 dan disahkan Raja Ternate, Sultan Mudaffar Sjah serta Myrna, pemimpin kelompok Fantastic Doll. Begitu tuntas menunaikan ibadah haji, dia menambahkan nama Halimatussadiyah hingga bernama lengkap Dorce Gamalama Halimatussadiyah.
JERNIH-Sebagai seorang seniman, Dorce Gamalama memang patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, dalam waktu lima bulan saja, dia pernah merilis album musik sebanyak sembilan buah. Namanya pun, kemudian dicatatkan dalam peraih book of record Museum Rekor Indonesia (MURI).
Dorce lahir di Solok, Sumatera Barat, pada 21 Juli 1963, sebagai hasil buah cinta pasangan Dalifah dan Achmad, dan diberi nama Dedi Yuliardi Ashadi. Ketika berusia tiga bulan, jabang bayi Dorce sudah ditinggal ibunya yang meninggal tanpa sebab di usia 40 tahun. Sang ayah, seorang tentara sekaligus seniman, lantas galau bukan kepalang dan pergi meninggalkan rumah dan Dorce kecil tanpa kabar.
Ketika Dorce berusia 1 tahun, kabar duka datang yang menyebutkan bahwa ayahnya ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa dan entah apa penyebabnya. Status yatim piatu pun, kudu disandangnya pada usia sedini itu.
Kemudian, Darama, nenek Dorce mengambilnya untuk di asuh. Ketika usianya memasuki lima tahun, dia dibawa ke Jakarta dan tinggal bersama Dalima bibinya, sebab sang nenek sudah menghembuskan nafas terakhirnya.
KapanLagi menyebutkan, kisah masa kecil Dorce mirip sinetron yang penuh drama, air mata dan perjuangan sebab sering diperlakukan tak adil oleh pengasuhnya juga para sepupunya. Sebab statusnya, hanya numpang tinggal. Dia pun mulai merambah jalanan dengan berjualan koran, jadi kuli cuci piring dari rumah ke rumah, serta dagang kue keliling kampung, hanya untuk bisa makan dan mandiri.
Memasuki usia tujuh tahun, Dedi alias Dorce mulai merasakan ada yang berbeda terhadap dirinya sebab terlampau sensitif, berperasaan lembut, dan lebih banyak bergaul dengan anak perempuan sebayanya. Dari situlah, mulai muncul dorongan ingin mengenakan rok atau pakaian wanita.
Di usia 10 tahun, kegalauannya terkait gendernya makin menjadi dan sudah tak tertahankan lagi. Kebetulan, ketika ada acara panggung 17 Agustus-an, dia dilibatkan dalam sebuah pentas sandiwara dan kebagian peran sebagai seorang nenek. Tentu saja, peran tersebut mengharuskannya memakai pakaian wanita. Sisi lain dalam dirinya pun, seperti teriak kegirangan. Dan sejak saat itu, dorongan kewanitaan dalam dirinya makin menguat.
Dalam usia yang sama Dedi Yuliardi Ashadi alias Dorce, mulai serius menekuni dunia hiburan dengan bergabung ke dalam kelompok musik bernama Bambang Brother’s atau Bambros. Upah pertamanya sebagai penyanyi, langsung dia belikan rok di Pasar Rumput. Namun, dia masih belum berani mengenakananya di muka umum, sebab masih merupakan hal sangat ganjil jika seorang pria mengenakan pakaian wanita.
Saat itu, khalayak belum mengenal nama Dorce alias Dedi. Namun ketika bergabung dengan Fantastic Doll, band yang beranggotakan waria, namanya mulai dikenal luas. Popularitas berhasil diraih dan tentu, punya penghasilan sendiri bahkan terbilang cukup. Di grup musik inilah, dia mulai memakai nama Dorce Ashadi, pemberian Myrna, pemimpin kelompok tersebut.
Hobi menyanyi bisa jalan, keinginan mengenakan pakaian wanita yang selama itu hanya disimpannya, kini bisa direalisasikannya secara bebas. Dia yakin betul kalau dirinya merupakan perempuan yang terjebak dalam tubuh pria.
Setelah pundi-pundi rupiah berhasil dia kumpulkan, Dorce pun mulai mencari tahu soal dokter yang mampu membantunya menjadi seorang wanita. Singkat kisah, nama Profesor Dr. Johan Marzuki, dokter ahli bedah plastik di Rumah Sakit Soetomo, Surabaya, Jawa Timur, dia dapati.
Setelah melalui rangkaian proses yang cukup panjang termasuk uji kejiwaan, Dorce pun akhirnya diizinkan masuk ke ruang operasi dalam rangka mengganti jenis kelaminnya. Proses bedah kelamin, berjalan selama empat jam dan berakhir berhasil.
Pasaca itu, dia langsung mengajukan permohonan pergantian identitas kartu kependudukannya, dengan nama Dorce Ashadi menggantikan nama Dedi Yuliardi Ashadi.
Terkait nama terutama dalam hal dunia hiburan, Dorce sempat menggunakan beberapa nama seperti Dorce Ashadi, Dorce Urang Aring, Dorce Manice, serta Dorce Elkapeer. Kemudian, dalam perjalanan tour bersama Benyamin Suaeb ke Ternate, dia mendapat ide hingga akhirnya mantap menggunakan nama Dorce Gamalama.
Penggunaan nama itu, mulai diberlakukan tahun 1984 dan disahkan Raja Ternate, Sultan Mudaffar Sjah serta Myrna, pemimpin kelompok Fantastic Doll. Begitu tuntas menunaikan ibadah haji, dia menambahkan nama Halimatussadiyah hingga bernama lengkap Dorce Gamalama Halimatussadiyah.
Waktu itu, bisa dibilang Dorce-lah tokoh dunia hiburan yang pertama berganti gender dan terang-terang mengumumkannya ke khalayak umum. Namun, masih banyak yang mempertanyakan moral juga akhlaknya terkait keputusan berubah menjadi wanita. Apalagi, dia dikenal sebagai seorang Muslim.
Setahun setelah menunaikan ibadah haji, dia kembali lagi ke Tanah Suci. Pasca itu, dia mantap mengenakan kerudung dan selalu tampil layaknya seorang muslimah. Dia sadar betul tak akan memiliki anak. Makanya, dengan pundi-pundi rupaih yang dimiliki, akhirnya yayasan yatim piatu bernama Dorce Halimatussadiyah didirikan guna menampung dan mendidik anak yatim sebanyak 600 orang.
Kini, Dorce tengah terbaring sakit lantaran diabetes. Beberapa organ tubuhnya seperti jantung, paru-paru, ginjal dan syarafnya pun dikabarkan telah terganggu dan mengakibatkan dia tak bisa berjalan seperti dulu. Kelincahannya seperti direnggut penyakit itu, namun keceriaannya masih ada.
Dalam sebuah wawancara di kanal Youtube Denny Sumargo, dia bilang sudah punya firasat tak akan berusia lebih lama lagi. Bahkan kain kafan dan pemakaman pun, sudah dia sediakan sendiri di dekat salah satu rumanya di kawasan Lubang Buaya, Jakarta Timur. Dan lebih penting lagi, dia ingin dimandikan dan dimakamkan sebagai seorang wanita.[]