Keluarga Ini Diusir Warga Kampung karena Dianggap Coreng Nama Kampung
Warga marah karena AS diduga melakukan KDRT hingga menghamili anak dari istri pertamanya.
JERNIH-Warga sekitar di Kampung Ciwaru RT 05 RW 01, Desa Cilengkrang, Cilengkrang Kabupaten Bandung, mengusir Ato Suharto (AS) (48) karena dianggap mencoreng nama kampungnya.
“Warga geram sekaligus malu karena sudah mencemari nama kampung. Selain itu, ini juga bukan masalah biasa, ini masalah besar,” kata Ketua RW 01 Ade Rohmadin pada Rabu (10/11/2021).
Pada Selasa (9/11/2021) puluhan warga datang ke rumah AS dengan membawakan spanduk bertuliskan ‘Segera Tinggalkan Tempat Ini’ sembari meneriaki penghuni rumah.
Dijelaskan Ade, jika selama ini AS mempunyai kelakuan bejat namun pada waktu itu, warga masih mentolerirnya.
“Sebelumnya warga sudah mengetahui kelakuan bejat Ato, namun karena pihak keluarganya tidak melaporkan ke pihak yang berwajib karena alasan tertentu, akhirnya warga pun masih mentolerir dia pada waktu itu,”.
Ade sempat memediasi AS dengan warga, namun kemudian AS diminta membuat perjanjian tertulis yang isinya agar AS tidak akan datang lagi ke kampung tersebut dengan maksud demi menjaga nama baik kampung Ciwaru.
“Pada waktu itu warga hanya mengusir dia dengan perjanjian tertulis jika dia gak bakalan datang lagi ke kediamannya disini, dan hal itu pun disanggupinya,”.
Namun pada hari itu warga melihat AS kembali ke rumah sehingga warga melapor ke pengurus kampung dan selanjutnya warga bergerak ke rumah AS.
“Ia ketahuan kembali ke rumah tanpa sepengetahuan warga. Ada warga yang lihat AS berada di rumah dan lapor ke pengurus,”.
Selanjutnya AS berserta anak dan istrinya pun diantar menggunakan mobil milik desa dan diturunkan di Jalan Raya Soekarno-Hatta
“Katanya mah mau ke Sukabumi, tapi enggak tahu juga sampai atau enggaknya. Yang penting warga di sini kemarin minta agar pergi dari kampung ini.”
Hingga saat ini rumah AS terlihat sudah kosong tanpa penghuni. Pagar rumah pun terlihat ditutup lilit menggunakan kawat. Sementara itu di halaman rumah dan tembok depannnya masih terlihat spanduk hingga lembaran bernada pengusiran.
Salah satu spanduk misalnya, bertuliskan ‘Tinggalkan Kampung Kami Tercinta’.
Spanduk yang ditempel pun bukan hanya di halaman rumah, ada pula ditempel di depan garasi atau warung milik penghuni rumah. (tvl)