Kuwait Akan Ubah Lahan Ban Bekas Terbesar di Dunia Menjadi Perumahan
Tempat itu pernah terbakar, asapnya menutup area yang luas, yang konon bisa terlihat dari luar angkasa.
JERNIH—Pemerintah Kuwait berencana mengubah lahan tempat pembuangan ban bekas terbesar di dunia menjadi komplek perumahan. Menurut Sheikh Abdullah Al-Sabah, direktur jenderal EPA, ke depan Kuwait akan mendaur ulang semua ban dan menghindari kebutuhan akan tempat pembuangan sampah.
Tempat pembuangan ban bekas tersebut memiliki luas 2 kilometer persegi, berisi lebih dari 40 juta ban bekas.
Pembuangan ban dianggap sebagai krisis lingkungan karena ban bekas memakan banyak ruang di tempat pembuangan akhir (TPA), terutama mengingat tingkat dekomposisinya yang lambat. Selain itu, saat komponen karet ban rusak, mereka mengeluarkan bahan kimia berbahaya secara ekologis. Bahan beracun yang terkandung menimbulkan risiko kebakaran yang tinggi. Kebakaran limbah ban di tempat pembuangan sampah cenderung berlanjut hingga sembilan bulan.
Pada tahun 2019, kebakaran yang terjadi di sana memakan 1 juta ban dan asapnya menutupi 25.000 juta meter persegi, dikatakan dapat dilihat dari luar angkasa.
“Kami telah bergerak dari tahap sulit yang ditandai dengan risiko lingkungan yang besar,” kata Menteri Perminyakan Mohammed al-Fares di tempat pembuangan sampah yang sekarang kosong sekitar lima kilometer (tiga mil) di Provinsi Al-Jahra.
Situs ini akan digunakan untuk proyek perumahan skala besar, yang akan dilaksanakan di pinggiran selatan area Saad Al-Abdullah. Otoritas Publik Lingkungan Kuwait (EPA) telah mentransfer ban yang sebelumnya berada di situ, ke Salmi, yang lebih dekat dengan fasilitas daur ulang ban yang sudah ada.
Menurut Sheikh Abdullah Al-Sabah, direktur jenderal EPA, Kuwait berencana untuk mendaur ulang semua ban dan menghindari kebutuhan akan tempat pembuangan sampah lagi.
Perlu disebutkan bahwa hingga 2019, aktivis lingkungan telah menunjukkan bahwa daur ulang ban di Kuwait tidak sesuai dengan standar internasional. [Al-Bawaba]