Menelisik Abracadabra dan Mantra-mantra kuno Dunia
Jernih — Abracadabra adalah mantra paling populer di dunia yang diucapkan oleh pesulap atau penyihir. Meskipun populer namun asal usul dan makna mantra tersebut masih menjadi misteri bagi kebanyakan orang. Setelah ditelusuri ternyata abracadabra konon berasal dari masa Romawi kuno.
Pada zaman Romawi Kuno, abracadabra tidak sembarang diucapkan dan tidak digunakan dalam pertunjukan hiburan di panggung karena memiliki kekuatan magis. Ada beberapa pendapat menganai makna dan asal usul kata abracadabra
Diyakini kata abracadabra bermakna doa kepada tritunggal dalam agama Kristen. Kata tersebut berasal dari bahasa ibrani yaitu ab, ben, dan ruach hakodesh yang artinya Ayah, Anak dan Roh Kudus
Menurut pendapat lain, mantra ajaib ini berasal dari kata ‘abraxas’ yang ditafsirkan sebagai numerologi Yunani terkait dengan angka 365 yang merupakan jumlah hari dalam satu tahun.
Sedangkan J.K Rowling berpendapat bahwa mantra tersebut berasal dari bahasa Aram ‘Avra kadavra’ yang bermakna ‘biarkan benda itu dihancurkan’. Mantra tersebut ditujukan untuk menghancurkan penyakit atau sebagai kutukan pembunuhan. Oleh karena itu J.K Rowling memakai frasa tersebut dalam novelnya, Harry Potter.
Secara etimologi, tidak diketahui asal mula abrakadabra. Menurut Oxford English Dictionary, kata tersebut berkaitan dengan etimologi rakyat dalam ungkapan bahasa Ibrani dan Bahasa Aram yang berarti ‘Saya buat seperti yang saya katakan’.
Kata abracadabra juga mirip kata ‘abraxas’ dari bahasa latin dan Yunani yang memiliki makna mistik. Dalam sistim basilika Gnostik, kata braxas ditujukan kepada Archon yang Agung, dewa yang menyimbolkan kebaikan dan kejahatan.
Walau tidak ada dokumentasi sahih yang mendukung arti dari kata abracadabra, namun sebagai mantra kuno, Abacadabra telah digunakan selama berabad-abad lamanya. Karya tulis yang menyebutkan kata itu termuat dalam tulisan Serena Sammonicus, cendekiawan Romawi Kuno abad 2 Masehi dalam karyanya yaitu Liber Medicinalis
Sammonicus mendeskripsikan bahwa kata bertuah tersebut dapat berfungsi dengan cara menuliskannya dalam selembar perkamen secara berulang ulang ke bawah. membentuk piramida dengan menghilangkan setiap hurup bagian belakangnya sampai satu hurup A yang tersisa.
Di Jaman Romawi Kuno, Abracadabra dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Pada abad pertengahan, sebagian besar penduduk Eropa mempercayai adanya sihir sebagai bagian dari peristiwa yang tak bisa dijelaskan dengan nalar. Untuk mencegah pengaruh buruk dari sihir yang dilancarkan, mereka menggunakan perkamen Abracadabra untuk menangkalnya.
Eva Rimmington Taylor, penulis ‘The Troublesome Voyage of Capt di abad 16 Masehi, mengutip pernyataan Edward Fenton bahwa dalam satu tahun 200 orang sembuh dari wabah pes setelah menggantung tulisan abracadabra dileher yang sakit.
Kepercayaan penyembuhan terhadap mantra abacadabra itu masih berlangsung sampai abad 18 Masehi, saat wabah masih berlangsung. Hal itu diungkapkan oleh Daniel Defoe dalam karyanya, ‘Journal of the Plague Year’ tahun 1722 bahwa tahyul keampuhan abracadabra masih dipercaya oleh siapapun
“Orang-orang menipu mengenakan mantra sebagai pelindung dalam praktek mengusir setan dan jimat. dan aku tidak tahu apa persiapan untuk membentengi tubuh mereka melawan wabah. Seolah-olah tulah itu hanyalah semacam benda milik roh jahat yang harus dicegah dengan crossings, tanda zodiak, dan Kata-kata tertentu, seperti khususnya Kata Abracadabra yang berbentuk segitiga atau piramida”
Bagaimanapun, kenyataannya mantra itu tidak ampuh. Banyak orang-orang miskin yang mempercayainnya malah mengantar mereka dalam gerobak kematian. Akhirnya keampuhan dari penyembuhan mantra abacadabra menjadi cambal. Orang-orang tidak percaya lagi dan akhirnya mantra tersebut diwariskan kepada para pesulap panggung.
Selain abracadabra, teradapat mantra-mantra populer lainnya seperti ‘alakazam’. Bagi penggemar majalah Bobo, tentu ingat dengan tokoh Si Sirik dan Juwita. Dua tokoh yang berseteru ini memiliki mantra abracadabra bagi Juwita dan alakazam bagi Si Sirik.
Alakazam disinyalir berasal dari bahasa arab karena serupa dengan kata ‘Al Qasam’ yang diartikan sumpah. Namun hal itupun masih diperdebatkan. Mantra sihir Alakazam konon diyakini untuk memohon kekuatan dari orang tertentu.
Selain dua mantra diatas, terdapat pula mantra para penyihir berbunyi ‘Hocus Pocus’. Menurut beberapa pendapat, mantra ini berasal dari abad 17 Masehi. Menurut Uskup Agung Canterbury John Tillotson di tahun 1694, Hocus Pocus adalah rasuah atau distorsi dari kata ‘hoc est corpus meum’ yang bermakna ‘ini adalah tubuh saya’. Kata itu digunakan sebagai parodi dalam pengkudusan pada misa Katolik.
Pendapat lain menyebutkan bahwa Hocus Pocus merupakan kata yang diciptakan berirama agar mengesankan adanya tekanan kuat yang eksotis sehingga mempengaruhi penonton dalam trik sulap. Hal itu mengingatkan pada kata Sim Salabim sebagai mantra sulap yang berasal dari bahasa Turki.
Sim salabim memiliki arti ‘berikut ini’, yang menekankan akan adanya keajaiban yang kan terjadi. Kata tersebut dipopulerkan tahun 1931 oleh Hary August Jansen alias Dante The Magician, pesulap profesional Amerika Serikat.
Abracadabra dan Alakazam termasuk dalam mantra magis tradisioanl. Mantra yang muncul di era yang lebih muda diantaranya ucapan ‘Bibbidi-Bobbidi-Boo’. Mantra ini asalnya adalah judul lagu yang diciptakan oleh Al Hoffman , Mack David , dan Jerry Livingston pada tahun 1948. Mantra itu populer setelah muncul dalam film Cinderella tahun 1950.
Lagu’Bibbidi-Bobbidi-Boo’ yang berarti ‘Lagu Ajaib’, menceritakan Ibu Peri yang mengubah labu oranye menjadi kereta putih, empat tikus cokelat menjadi kuda putih, kuda abu-abu menjadi kusir berambut putih, dan seekor anjing berbulu cokelatmenjadi pelayan berambut putih.
Pada tahun 1940-an muncul karakter ‘Shazam’ yang diciptakan oleh Bill Parker dan C. C. Beck untuk Fawcett Comics. Shazam asalnya mantra untuk memberi kekuatan Billy Batson menjadi Captain Marvel.
Dalam karakter komik DC Comics kemudian mernggubah Captain Marvel menjadi Shazam. Ternyata hurup-hurup Shazam adalah gabungan dari enam pahlawan kuno, yaitu Salomo, Herkules, Atlas, Zeus, Akhilles dan Merkurius.