Mengapa Warga Aceh Barat Menolak Pengungsi Rohingya?
Masyarakat menolak keberadaan warga Rohingya di desa mereka karena merasa tidak nyaman dengan kehadiran pengungsi Rohingya di desa mereka. Warga juga khawatir para pengungsi melarikan diri dari kamp pengungsian.
JERNIH-Puluhan masyarakat Desa Suak Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat mendatangi lokasi penampungan etnis Rohingya yang berada di Kompleks gedung Palang Merah Indonesia (PMI). Mereka menggelar aksi unjuk rasa menolak keberadaan pengungsi Rohingya.
“Kami mau pengungsi Rohingya dipindah dari desa kami,” kata M Nasir, salah satu warga Desa Suak Nie, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, pada Selasa (26/3/2024).
Dalam orasinya para pendemo menyebut jika mereka menolak keberadaan warga Rohingya di desa mereka karena masyarakat merasa tidak nyaman dengan kehadiran pengungsi Rohingya di desa mereka.
Aksi demo tersebut juga menagih janji Pemerintah Kabupaten Aceh Barat, yang sebelumnya meminta waktu selama lima hari untuk menempatkan pengungsi Rohingya di desa mereka, namun hingga hari keenam, puluhan pengungsi etnis Rohingya masih berada di desa mereka, sehingga masyarakat melakukan aksi protes dengan menggelar unjuk rasa.
Masyarakat khawatir para pengungsi akan kabur dari pengungsian, sebab mereka mendengar selama ini banyak pengungsi yang melarikan diri dari kamp pengungsian. Peristiwa tersebut terjadi di sejumlah daerah di Aceh yang menampung Rohingya.
Pemda Kabupaten Aceh Barat melalui Asisten Pemerintahan Sekretariat Daerah Kabupaten Aceh Barat, Teuku Samsul Alam yang juga menjadi Penanggungjawab 2 Pengungsi Rohingya meminta kepada masyarakat agar bersabar. Sebab saat ini pihaknya tengah melakukan komunikasi dengan Pemerintah Aceh dan pihak terkait penanganan Rohingya.
Sebelumnya pada Kamis (21/3/2024) terjadi juga penolakan pengungsi Rohingya di Desa Beureugang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat. Dimana ratusan warga Desa Beureugang menolak kedatangan 69 warga etnis Rohingya yang akan ditempatkan di Kompleks Rumah Sakit Jiwa Beureugang, milik pemerintah daerah setempat.
“Tidak ada warga Rohingya yang terluka dalam insiden ini,” kata Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Aceh Barat, Kompol M Nasir kepada ANTARA di Meulaboh, Kamis 21 Maret malam.
Ia menyebutkan, keberangkatan etnis Rohingya dari Pelabuhan Jetty Meulaboh menuju ke lokasi penampungan di Beureugang, Kecamatan Kaway XVI, Kabupaten Aceh Barat, juga mendapatkan pengawalan ketat petugas kepolisan dan pihak terkait lainnya.
Menurut Kompol M Nasir masyarakat di daerah tersebut menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya karena keberadaab mereka membuat tidak nyaman.
“Informasi yang kami peroleh di lokasi kejadian, masyarakat tidak mau desa seperti kejadian di daerah lain di Aceh. Mereka merasa terganggu dengan kedatangan Rohingya ke desa mereka, mereka tidak nyaman,” kata Kompol M Nasir. (tvl)