Misteri Desa Liliput Makhunik dan Hobbit Dari Flores
Makhunik adalah sebuah desa kuno di Iran yang ditemukan tahun 1940-an di padang pasir Provinsi Shahdad. Lokasinya 100 km sebelah timur dari Kerman atau di sisi barat Lut Desert. Kota kuno tersebut sekarang dikenal sebagai Shahr-e Kotouleha (Kota dwarf). Sampai tahun 1946 tidak ada yang berpikir bahwa di padang pasir ini terpendam peradaban kuno. Kota Dwarf terungkap pada tahun 1946 setelah Fakultas Geografi Universitas Teheran melakukan penelitian dan berhasil menemukan berbagai artefak sebagai bukti dari peradaban kuno yang berkembang di Lut Desert.
Makhunik mengingatkan tentang cerita fiksi Kota Lilliput dalam novel Gulliver yang ditulis Jonathan Swift tahun 1726. Kisah tersebut seolah menjadi kenyataan di Makhunik. Rumah-rumah kecil dan gang-gang sempit dihuni oleh kerdil yang hidup 5.000 tahun yang lalu. Oleh karena itu penemuan desa tersebut menimbulkan gaung bagi dunia arkeologi tahun 1940.
Kota ini kemudian menjadi lokasi penelitian arkeologi yang bernilai penting. Hasil yang sudah diungkap menunjukan bahwa kawasan Makhunik merupakan kawasan pengrajin perhiasan dan pertanian dari akhir abad 4 SM sampai awal abad 3 SM. Selain itu lebih dari 800 kuburan kuno juga telah digali dan diteliti di fase penggalian pertama. Penggalian ilmiah tersebut telah dilakukan delapan tahap selama 1948-1956. Beberapa artefak yang berhasil ditemukan diantaranya tungku tembaga, berbagai barang dari bahan kuningan dan keramik.
Yang membuat temuan tersebut menjadi istimewa adalah setiap makam menimpan bukti keberadaan orang-orang kecil, termasuk sisa-sisa mumi dari kurcaci. Adanya temuan tersebut merupakan salah satu misteri dunia yang belum dapat dijelaskan saat itu. 17 tahun Setelah kemenangan Revolusi Islam pada tahun 1979, eksplorasi arkeologi dilanjutkan di Shahdad. Empat fase penggalian berikutnya mencoba mengklarifikasi isu-isu ambigu lainnya, seperti arsitektur rumah dan konsep pemukiman orang Shahdad.
Aspek penting tentang kawasan pemukiman kuno tersebut adalah bentuk rumah-rumah yang memiliki arsitektur aneh , lorong-lorong dan peralatan yang ditemukan. Di kawasan desa, akan terlihat rumah-rumah yang dibuat untuk orang-orang kecil. Demkian pula semua peralatan rumah tangga yang ditemukan hanya bisa digunakan oleh orang kerdil. Akhirnya penemuan desa dwarf di Shahdad dibumbui dengan cerita tentang para penghuninya yang dikaitkan dengan alien sampai rumor tentang kecelakaan UFO.
Survei arkeologi di Kota dwarf menunjukkan bahwa penduduk ditinggalkan daerah karena kekeringan 5.000 tahun yang lalu dan tidak pernah kembali. Miraben Kaboli, Ketua tim penggalian arkeologi di Shabad yang mengawasi penggalian arkeologi mengatakan, “Setelah penggalian terbaru, kami melihat bahwa penduduk Shahdad telah meninggalkan banyak barang-barang mereka di rumah dan menutupi pintu dengan lumpur.
Miraben Kaboli seakan membantah keberadaan makhluk liliput Makhunik dirinya menyatakan bahwa tim yang telah 38-tahun melakukan penggalian arkeologi di kota Shahdad menyangkal adanya kota kerdil di wilayah tersebut. Puing-puing rumah-rumah kuno memang berdinding setinggi 80 cm saat ditemukan, namun awalnya setinggi 190 cm. Beberapa puing dinding bahkan ada yang 5 cm tingginya. “apakah karena itu kita harus mengklaim bahwa orang-orang yang tinggal di rumah-rumah ini adalah setinggi 5 sentimeter?” ujarnya.
Menurut Javad Sirousi, arkeolog dari South Khorasan dalam wawancara dengan Surat Kabar Iran menyatakan terdapat sekitar 12 desa kuno yang meninggalkan jejak pemukiman rumah-rumah kecil peninggalan Makhunik. Salah satunya lagi yang terletak di kawasan pesesaan Doreh, Kabupaten Sarbisheh, Provinsi Khorasan Selatan, Iran. Desa ini hanya berjarak 20 km dari perbatasan Iran – Afganistan. Desa Makhunik ini juga mendapat sorotan karena dari skala rumah-rumahnya yang kecil mungil sehingga diprediksi tinggi penghuninya tidak pernah tumbuh lebih dari satu meter.
Para peneliti menduga bahwa hal tersebut disebabkan karena faktor gizi buruk akibat kurangnya vitamin dan protein. Faktor lainnya adalah akibat adanya residu merkuri dalam air minum karena adanya dengan tambang di dekat lokasi pemukiman dan faktor keturunan karena perkawinan dengan kerabat dekat. Javad Sirousi juga menelaskan bahwa penduduk kuno Makhunik memiliki tinggi 60 cm. Setelah itu, penghuni kawasan tersebut kemudian bertambah tinggi di waktu-waktu berikutnya.
Adanya manusia kerdi di dunia tersebar luas di beberapa tempat . Menurut Dr Susan Martinez, penulis buku ‘The History of the Little People : Their Spiritually Advanced Civilizations Around the World’, ras kuno dari orang-orang yang bertubuh kecil memang pernah menghuni bumi. Dia mengacu pada legenda dan cerita dari berbagai budaya, seperti dewa-dewa kurcaci Meksiko dan Peru, Menhune dari Hawaii, Nunnehi dari Cherokee, Pygmies dari Afrika, serta Semang dari Melayu.
Beberapa pulau kecil di Asia Tenggara merupakan tempat paling terpencil dan terisolasi di planet ini. Pulau-pulau ini adalah rumah bagi banyak suku Negrito (kulit hitam orang kecil) yang telah mendiami beberapa pulau sejak sekitar 60.000 tahun. Dr Susan Martinez menjelaskan adanya negrito yang hidup di Pulau Flores yang di sebut Homo floresiensis yang merupakan salah satu dari spesies orang kecil yang disebut Homo sapiens pygmaeus.
Homo floresiensis atau manusia flores dijuluki Hobbit oleh para peneliti species genus homo. Fosil Hobbit ini ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores pada tahun 2001. Istilah Hobbit digunakan berdasarkan serial sub-fosil yang ditemukan dari sembilan individu berbeda memiliki tubuh dan otak kecil. Kesembilan tulang-tulang itu menunjukan hobbit tersebut memiliki tinggi sekitar 100 cm atau sekira pinggang manusia modern.
Para pakar antropologi dari tim gabungan Australia dan Indonesia berargumen bahwa usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94.000 hingga 13.000 tahun. Perhitungan tersebut berdasarkan berbagai ciri seperti ukuran tengkorak dan tulang kerangka yang tidak memfosil dan temuan-temuan sisa tulang hewan serta alat-alat di sekitarnya. (Pd)