Akun Twitter @Rashikuzzaman1, yang tampaknya hadir pada pembukaan tersebut mengunggah souvenir yang menjadi isi tas hadiah tersebut. Di antaranya terdapat bola sepak dengan logo Qatar 2022, Laeeb sang mascot Piala Dunia Qatar, snack, tumbler, bendera, pin, bahkan sebotol oud atau parfum Arab yang lumayan mahal.
JERNIH—Memanjakan tamu memang telah menjadi kebiasaan orang-orang Arab. Pada pertandingan pembukaan World Cup Qatar 2022, antara tuan rumah rumah dengan Ekuador, Ahad (20/11) lalu, Qatar memanjakan penonton yang datang ke stadion dengan goodybag berharga berupa pernak-pernik Piala Dunia Qatar 2022.
Seperti ditulis media Inggris, The Sun, penonton yang datang ke Stadion Al Bayt langsung mendapatkan tas hadiah yang diletakkan di kursi yang mereka duduki. Komentator Pertandingan menyatakan, setidaknya panitia sudah menyediakan 67.000 goodybag, meski sebenarnya kapasitas stadion untuk acara pembukaan tersebut hanya 60.000 orang.
Apa saja isi goodybag-nya? Akun Twitter @Rashikuzzaman1, yang tampaknya hadir pada pembukaan tersebut mengunggah souvenir yang menjadi isi tas hadiah tersebut. Di antaranya terdapat bola sepak dengan logo Qatar 2022, Laeeb sang mascot Piala Dunia Qatar, snack, tumbler, bendera, pin, bahkan sebotol oud atau parfum Arab yang lumayan mahal.
“Wah, ada oud-nya juga,”tulis akun @_WithAlvin, yang membagikan beberapa foto tanpa lupa memberikan keterangan,” Hadiah untuk para fans di stadion hari ini.”
Akun Twitter resmi panitia pun mencuit soal goodybag tersebut. “Qatar telah berjanji untuk menjadikan Piala Dunia FIFA 2022 sebagai momen yang layak dikenang.”
Boleh saja di pertandingan pembukaan itu Qatar dipecundangi Ekuador dengan 2-0, yang membuat sebagian penonton—terutama warga Qatar—melakukan eksodus dengan meninggalkan stadion. Namun yang pasti, niat panitia untuk memberikan rasa suka cita tersebut, tak jadi berkurang.
Tetapi penyelenggaraan Piala Dunia kali ini pun bukan tanpa kritik. Harga karcis, terutama, selain biaya akomodasi yang disebut-sebut tergolong mencekik leher. Yang tergolong murah, tampaknya hanya karcis kategori 4, yang khusus disediakan untuk warga Qatar. Dalam soal ini kita tentu patut mengacungi pemerintah Qatar dengan jempol. Bukankah akan ironis bagi suatu negara manakala menggelar event dunia, sementara warganya terpinggirkan karena tak adanya kebijakan khusus buat mereka?
Soal harga tiket ini membuat Piala Dunia Qatar disebut sebagai Piala Dunia dengan harga tiket termahal. Media Inggris, The Daily Mirror, berdasarkan hasil studi Sports Keller, menulis bahwa harga tiket Piala Dunia 2022 di Qatar adalah yang termahal untuk pertandingan Piala Dunia dalam 20 tahun terakhir. Harga tiket untuk pertandingan final bahkan 59 persen lebih tinggi dari pergelaran empat tahun lalu. Menurut The Mail, para penggila bola yang menghadiri hadir di stadion-stadion Piala Dunia Qatar akan membayar nyaris 40 persen lebih mahal dibandingkan saat mereka Piala Dunia 2018 di Rusia.
Misalnya, untuk harga tiket laga pembuka saat Senegal melawan Belanda. Karcis kategori 1 dijual dengan harga 2250 Riyal Qatar atau sekitar Rp9,2 juta. Harga tiket termurah pertandingan itu hanya ada khusus bagi warga Qatar, dijual seharga 200 Riyal Qatar atau sekitar Rp800 ribu.
Selanjutnya harga tiket kategori 1, yang merupakan tiket termahal, dijual dengan harga 1000 Riyal Qatar atau sekitar Rp4,1 juta. Sementara tiket termurahnya dilego dengan harga 350 Riyal Qatar atau sekitar Rp1,4 juta.
Pada babak 16 besar, harga tiket termahal dipatok 1000 Riyal Qatar atau sekitar Rp4,1 juta. Tiket termurah pada pertandingan 16 besar dijual dengan harga 70 Riyal Qatar atau setara dengan Rp288 ribu.
Pada babak perempat final, tiket termahal dijual dengan 1.550 Riyal Qatar atau senilai Rp6,3 juta, dan tiket termurah pertandingan tersebut dipatok seharga 300 Riyal Qatar atau senilai dengan Rp1,2 juta.
Tiket babak semifinal dan final tentu lebih mencekik lagi. Tiket termahalnya dijual seharga 3.480 Riyal Qatar atau sekitar Rp15 juta, sementara tiket termurah dijual dengan harga 1.200 Riyal Qatar atau sedikit lebih di atas gaji buruh pabrik dalam sebulan, yakni sekitar Rp 5,2juta.
Pada pertandingan perebutan juara ketiga, tiket termahal dijual dengan harga 1.550 Riyal Qatar atau senilai dengan Rp6,7 juta. Sementara yang termurah dijual 300 Riyal Qatar atau senilai Rp1,3 juta.
Pada babak final yang ditunggu-tunggu, tiket dijual dengan harga 5.850 Riyal Qatar atau setara dengan Rp25 juta untuk tiket termahal. Sedangkan tiket termurahnya dijual dengan 750 Riyal Qatar atau setara dengan Rp3,2 juta.
Namun menurut Insider, tiket bukan satu-satunya persoalan yang membuat dompet para penggila bola diperas mati-matian. Harga tiket perjalanan serta akomodasi selama di Qatar pun tergolong sangat mahal.
Dengan taksiran CNN bahwa setidaknya lebih dari satu juta akan datang ke ibu kota Qatar, Doha, selama Piala Dunia, harga akomodasi pun langsung meroket. BBC menulis, seorang pendukung fanatic tim Inggris, Paul Clegg, mengaku pada awal kedatangan ia hanya mendapatkan akomodasi untuk empat hari. Itu pun dengan harga yang menurutnya “sangat mahal”. “Saya baru memesan kamar untuk empat malam pertama dan bayar sangat mahal untuk itu,”kata Clegg, sebagaimana dikutip BBC.
Panitia memang mengulurkan tangan dengan menyediakan akomodasi tambahan, seperti menawarkan konsep berbagi kamar di apartemen-apartemen kosong, vila, hingga tenda-tenda tradisional di gurun dan kampung-kampung. Komite Tertinggi untuk Pengiriman dan Warisan Qatar bahkan mengatakan siap menyediakan hingga 130.000 kamar saat turnamen berlangsung. Namun, tetap saja tarif penginapam di sana sangat tinggi.
Seorang pendukung tim nasional Amerika Serikat yang mengaku berpendapatan ‘biasa saja’, Anas Fiali, mengatakan, bahkan kabin-kabin yang dibangun khusus di desa-desa dan gurun di pinggiran Doha dibanderol sekitar 207 dollar AS atau sekitar Rp 3,1 juta per malam. “Gila, masak kabin seperti itu dihargai 200 dollar? Kamar-kamar Airbnb juga sangat mahal,”kata Fiali.
Warga setempat memang diizinkan menerima para pendukung tim negara-negara luar yang akan menonton. Namun, tarifnya juga tak ada yang murah. Di situs Airbnb, misalnya, hampir tak ada pilihan kamar seharga kurang dari 200 dollar AS per malam.
Biaya hidup di Doha memang tergolong tinggi. Menurut survei Mercer pada 2021, ibu kota Qatar itu menempati urutan ke-130 dari 209 kota berdasarkan biaya hidup. [ ]