POTPOURRI

PARASAMYA AKSARA NUGRAHA INDONESIA: Nyala Literasi dari Jawa Barat untuk Nusantara

Selamat datang, para pengajar dan pegiat literasi dari seantero Indonesia!

Di balik nama sederhana “Komunitas Pengajar Penulis Jawa Barat” (KPPJB) terhampar sebuah kisah inspiratif yang tak mengenal batas geografis, sebuah drama tentang nyala literasi yang terus berkobar.

Kami, KPPJB, adalah bukti nyata bahwa semangat menulis dan membaca, ketika disemai dengan tulus, akan menumbuhkan hutan kebaikan yang rindang, merangkul siapa saja dari Sabang sampai Merauke.

Bayangkan, di tengah hiruk pikuk kehidupan, di antara tumpukan tugas mengajar dan rutinitas yang melelahkan, ada sekelompok individu yang memilih untuk menciptakan oase.

Pada 22 Desember 2019, bertepatan dengan peringatan Pahlawan Pendidikan asal Bandung, Raden Dewi Sartika, KPPJB dideklarasikan. Bukan sekadar perkumpulan, melainkan sebuah ikrar untuk menyalakan kembali gairah literasi di setiap sudut negeri.

Sejak saat itu, ratusan pelatihan menulis, baik luring maupun daring, telah digelar, menjangkau para pengajar dari berbagai pelosok.

Ketika Sebuah Mimpi Bertumbuh Melampaui Batas

Meskipun “Jawa Barat” tersemat dalam nama kami, tembok-tembok regionalisme itu telah lama runtuh. Keanggotaan, simpatisan, dan para peserta pelatihan serta diskusi kami tak lagi terhitung datang dari provinsi mana saja.

Mereka adalah guru-guru dari tanah Sumatra yang panas, dosen-dosen dari pulau Sulawesi yang kaya budaya, ustadz-ustadz dari pedalaman Kalimantan, pendeta-pendeta dari pelosok Papua, hingga pelatih sanggar dari Bali yang memesona.

Mereka semua bersatu dalam satu visi: menulis adalah jalan menuju pencerahan, membaca adalah gerbang menuju peradaban.

Acara puncak KPPJB, sebuah perhelatan akbar bernama PARASAMYA, adalah jantung dari semangat ini. Setiap tahun, PARASAMYA menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya kekuatan kata.

Alhamdulillah, pada akhir Oktober 2025, diperkirakan tanggal 26 Oktober, PARASAMYA akan memasuki tahun ke-6, dan kali ini, Kota Cimahi, Jawa Barat, akan menjadi tuan rumah kemegahan yang kami namakan PARASAMYA AKSARA NUGRAHA INDONESIA ke-6.

Tiga Pilar, Satu Semangat: Menghargai
Setiap Jejak Literasi

PARASAMYA bukanlah sekadar kompetisi, melainkan sebuah penghargaan atas dedikasi dan upaya tiada henti dalam dunia literasi. Kami menggarisbawahi tiga kategori utama, yang masing-masing memiliki kisahnya sendiri, dramanya sendiri, dan inspirasinya sendiri:

Susastra

Ini adalah panggung bagi para pengajar dalam artian luas—guru, dosen, ustadz, pendeta, pelatih sanggar, dan siapa pun yang terlibat aktif dalam literasi dan kepenulisan.

Mereka adalah para pendekar pena yang tak hanya mengajar, tetapi juga menciptakan. Bukti karya mereka?

Penerbitan buku tunggal, baik dalam genre puisi, prosa, atau artikel.

Mereka adalah jembatan yang menghubungkan gagasan abstrak dengan realitas, menyalurkan ilmu dan kebijaksanaan melalui tulisan yang abadi.

Suratma

Kategori ini didedikasikan untuk para pegiat literasi yang mungkin tak selalu berada di mimbar akademik, namun nyala semangatnya tak kalah terang.

Mereka bisa jadi pegiat literasi di sekolah, di tengah masyarakat, bahkan di kehangatan rumah tangga.

Bayangkan seorang ibu, dengan segala kesibukannya, yang dengan sabar dan penuh cinta mampu menggiatkan anak-anak kesayangannya untuk rajin membaca dan menulis.

Mereka adalah pahlawan senyap literasi, yang membangun fondasi kuat dari unit terkecil masyarakat.

Praja

Ini adalah sorotan untuk generasi penerus, para siswa dan mahasiswa reguler.

Mereka adalah tunas-tunas harapan yang tidak hanya belajar, tetapi juga menjadi agen perubahan. Mereka yang aktif menggiatkan literasi di lingkungannya, yang telah berani menerbitkan buku tunggal di usia muda, adalah bukti bahwa masa depan literasi Indonesia berada di tangan yang tepat.

Setiap kategori akan berkompetisi, bukan untuk mencari pemenang semata, melainkan untuk menginspirasi, memotivasi, dan menunjukkan bahwa setiap upaya literasi, sekecil apa pun, memiliki dampak yang luar biasa.

Mari Rayakan Kuasa Kata Bersama!

Dari deklarasi sederhana di Bandung, bertepatan dengan semangat Rd. Dewi Sartika, hingga perhelatan akbar di Cimahi, KPPJB adalah bukti bahwa aksi nyata, meski kecil, bisa memicu gelombang perubahan besar.

Kami, KPPJB, tidak sekadar mengajar menulis; kami menanamkan keyakinan bahwa setiap orang memiliki kisah yang layak diceritakan, setiap pemikiran layak dituliskan.

Mari bergabung dalam perayaan aksara ini, saksikan bagaimana nyala literasi yang dimulai dari sebuah komunitas di Jawa Barat telah menyebar, menyatukan hati, dan mencerahkan pikiran di seluruh Indonesia.

Merdeka!
Salam Literasi Indonesia

Back to top button