‘Telepon Labu’, Cikal bakal Ponsel dari Abad 9 M
‘Telepon kekasih’ atau telepon kaleng dengan benang terentang di abad 19 M, bukan telepon mekanis pertama. Cikal bakal ponsel justru dimulai di abad 9 Masehi.
Jernih — Telepon kuno berusia 1.200 tahun ditemukan di reruntuhan Kota kuno Chan Chan, Peru. Artefak telekomunikasi terua ini menjadi contoh paling awal dari tekhnologi telepon di masa depan dari bumi bagian barat.
Artefak ini menjadi bukti inovasi mengesankan masyarakat pesisir Chimu di Lembah Río Moche di Peru utara. Kurator Museum Nasional Indian Amerika (NMAI) Ramiro Matos mengatakan kepada Smithsonian, bahwa artefak tersebut unik dan hanya satu yang pernah ditemukan. Itu berasal dari kesadaran masyarakat adat yang tidak memiliki bahasa tertulis
Telepon kuno yang muncul dalam peradaban Chimu tahun 800 M mendahului temuan telepon mekanis pertama hasil eksperimen fisikawan Inggris Robert Hooke dari 1664 hingga 1685. Ia membuat telepon string akustik yang kelak dikenal sebagai lovers’ telephone atau telepon kekasih.
Lovers’ telephone pernah dipasarkan tahun 1800-an, sebelum tersisih oleh Alexander Graham Bell yang mematenkan telepon praktis pertama pada 7 Maret 1876.
Contoh paling sederhana dari lovers’ telephone adalah telepon kaleng yang menghubungkan dua pembicara dengan benang yang terentang erat. Suara dialirkan bolak balik dari kaleng melalui melalui getaran mekanis di sepanjang tali.
Secara tekhnis, Telepon Chimu sama dengan eksperimen Hooke atau dengan telepon kaleng. Namun pada perangkat telepon Chimu kuno, terdiri dari dua pucuk labu yang diikat dengan seutas tali. Gagang telepon yang berfungsi sebagai corong sekaligus penerima suara terbuat dari sepasang labu yang dilapisi resin. Masing-masing berukuran 8,9 cm.
Di sekitar masing-masing dasar labu terdapat membran kulit yang diregangkan. Sedangkan talinya berukuran panjang 22,8 meter terbuat dari benang katun. Walau tampak sederhana namun merupakan tinggalan arekologi yang sangat penting.
Karena terlalu rapuh, telepon labu tidak dapat diuji secara fisik untuk mengetahui mekanismenya. Dari komponennya para peneliti telah menyimpulkan cara kerjanya. Namun timbul pertanyaan, bagaimana Chimu menggunakan telepon kuno ini dan apa tujuannya?
Ramiro Matos meyakini masyarakat Chimu telah dikenal sebagai masyarakat kelas atas. Dan alat tersebut merupakan milik kalangan elit. Telpon labu bisa menjadi alat ajaib yang dapat mengirimkan suara tanpa terlihat pasangan yang berbicara, sehingga menjadi alat untuk komunikasi tingkat eksekutif.
Mungkin telepon labu diaplikasikan untuk pembicaraan terpisah yang tidak memerlukan tatap muka yang memisahkan tingkat pemula atau asisten dengan kalangan elit melalui ruang berbeda atau ruang tunggu. Hal itu selain untuk menjaga status sosial, juga untuk memastikan keamanan.
Bagi pendeta atau kalangan atas, telepon labu dapat dimanfaatkan sebagai benda sakti untuk meyakinkan umat dibawahnya. Adanya suara yang terdengar dari jarak tertentu tanpa terlihat sipembicara tentu sebuah keajaiban untuk meyakinkan kehebatan kaum elit ataupun pendeta.
Atau, ada yang menganggap benda labu dan benang itu hanya mainan anak-anak semata. Banyak dugaan tentang fungsi alat itu. Dan semuanya masuk akal. Bagaimanapun juga, bila telepon labu bukan benda rahasia atau hanya alat komunikasi biasa, tentu akan banyak ditemukan, karena secara prinsip alat tersebut mudah ditiru dan mudah dibuat.
Hal itu relevan dengan keterangan Matos yang m menjelaskan bahwa Chimu adalah orang yang terampil dan inventif. Telepon labu menjadi salah satu karya inovatif bangsa Chimu.
Masyarakat Chimu telah menguasai teknik yang mengesankan. Hal ini dapat dilihat dari sistem irigasi, saluran hidraulik serta artefak logamnya yang sangat detail dan rumit.
Chimu adalah penduduk Kerajaan Chimor yang beribukota di Chan Chan yang indah. Peninggalan peradaban Chan Chan merupakan sebuah kompleks pemukiman luas. Areanya mencakup hampir 20 kilometer persegi (7,7 mil persegi) yang dihuni oleh 100.000 penduduk.
Struktur bangunan kota terbuat dari lumpur yang dibentuk dan dijemur. Kebudayaan Chan Chan yang mapan diperlihatkan dari hiasan dan pahatan relif maupun ukiran di dpermukaan lumpur.
Puncak peradaban Chan Chan diperkirapan pada 1200 Masehi dan ditaklukan suku Inca sekitar 1470 Masehi. Sejauh ini, Chan Chan adalah situs dengan bangunan lumpur terbesar di dunia dari jaman di Pra- Kolumbia Amerika Selatan.