Ternyata Citilink Tetap Terbangkan 19 Pesawat yang Bermasalah pada Remnya
Selama tiga bulan Citilink tetap mengoperasikan 19 pesawatnya yang diketahui mempunyai masalah pada pengeremannya.
JERNIH-Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menegur dua anak perusahaan PT. Garuda Indonesia (Persero) Tbk yakni PT. Citilink dan PT. GMF Aero Asia dalam sebuah rekomendasi yang diterbitkan pada 22 Desember, lalu.
Teguran diberikan karena kedua anak perusahaan PT Garuda tersebut tetap mengoperasikan 19 pesawat Citilink yang diketahui mempunyai masalah pada pengeremannya.
Surat Teguran diterbitkan oleh Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) dalam surat teguran bernomor A4-402/8/3/DKPPU.2021 yang ditandatangani Direktur DKPPU Dadun Kohar.
Dalam surat teguran itu ditujukan kepada Accountable Manager GMF AeroAsia dan VP Engineering & Maintenance Citilink disebutkan terdapat masalah pada bagian pengereman pada pesawat Airbus 320 yang dioperasikan Citilink dan sudah berlangsung selama tiga bulan.
“Dari status HIL tanggal 13 Desember 2021, terdapat 19 pesawat yang mengalami open HIL Brake dan dalam tiga bulan terakhir terjadi enam brake occurrences (melting, jammed, rotor damages, over temperature),” tulis Dadun dalam surat teguran yang dikutip, Jumat (24/12/2021).
Berikut rekomendasi yang diterbitkan Kemenhub untuk Citilink;
Pertama, GMF AeroAsia selaku pihak maintenance pesawat Citilink diminta segera memperbaiki open HIL Brake di 19 pesawat A320 Citilink.
Kedua, GMF AeroAsia diminta segera melakukan review status HIL (Hold Item List) dari bulan Agustus hingga Desember 2021 untuk memastikan closing HIL benar-benar proper, replacement part dilengkapi traceability document (ARC). Kemenhub juga meminta tidak ada akal-akalan open/closed HIL, dan tidak ada status closing HIL dengan status pengadaaan UMR (Urgent Material Request) untuk HIL tersebut yang masih terbuka.
Ketiga, GMF AeroAsia segera mengidentifikasi serial number komponen yang bermasalah untuk dilepas dari pesawat dan disimpan dalam quarantine area.
Keempat, GMF AeroAsia harus memastikan permasalahan tidak tersedianya spare part dan supply chain management tidak menjadi bahaya laten yang berdampak kepada keselamatan penerbangan dan pemenuhan regulasi maupun prosedur yang berlaku,
Kelima, maskapai Citilink diminta harus meningkatkan fungsi kontrol dan pengawasan terhadap GMF AeroAsia.
Menanggapi hal tersebut VP Corporate Secretary & CSR Citilink Diah Suryani mengungkapkan jika GMF dan Citilink mengapresiasi perhatian DKPPU yang memastikan kelaikudaraan pesawat terbang dan lalu lintas udara yang aman. (tvl)