Tim FSRD ITB Gelar Pelatihan Desain Kemasan untuk UMKM Sulawesi Selatan
Dengan dana sepenuhnya dari kampus, Tim FSRD ITB yang dipimpin Acep Iwan Saidi melatih para pelaku UMKM di Pangkep memperbaiki desain kemasan produk-produk mereka.
JERNIH– Tim Dosen Kelompok Keahlian Literasi Budaya Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Teknologi Bandung menggelar pelatihan desain identitas visual dan kemasan untuk UMKM di Pangkep, Sulawesi Selatan. Pelatihan yang dilaksanakan 5-7 Agustus 2024 itu dimaksudkan untuk meningkatkan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Pangkajene dan Pangkajene Kepulauan (Pangkep) yang memiliki setidaknya 115 gugusan pulau itu.
Umumnya, UMKM di Pangkep menjajakan produk makanan yang berasal dari laut seperti ikan, udang, dan lain sebagainya. Namun, hingga saat ini mereka terkendala informasi cara berinovasi dalam memperbaiki desain kemasan produk yang dijual. Menyadari kebutuhan tersebut, Tim FSRD menggelar kegiatan tersebut.
Pelatihan yang didanai sepenuhnya oleh ITB melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat itu dipimpin Acep Iwan Saidi, bersama RR. Sri Wachyuni, Zamzami Almakki, Bima Nurin Aulan, Shinta Yuniarti, Tri Sulistyaningtyas, dan Dana Waskita.
Dalam pelaksanaannya, pelatihan bekerja sama dengan DPRD Pangkajene dan Kepulauan Provinsi Sulawesi Selatan. Kepala Dinas Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Pangkep, Jaenal Sanusi menyatakan rasa bangga dan bersyukur karena telah didatangi Institut Teknologi Bandung. “Kami merasa bersyukur karena dari sekian banyak instansi dan universitas di Indonesia, ITB-lah yang datang ke sini. Melewati pulau dan samudera untuk berbagi ilmu. Itu adalah karunia dari Tuhan yang perlu kita syukuri,” ujar Jaenal saat membuka pelatihan.
Pelatihan dimulai dengan materi yang diampu RR. Sri Wachyuni dan Shinta Yuniarti mengenai kesiapan pelatihan pelaku UMKM. Materi didasarkan survei yang telah disebar sebelumnya. Hasilnya menunjukkan, para pelaku UMKM yang mengikuti pelatihan memiliki tingkat keinginan berinovasi sebesar 88 persen terhadap produknya.
“Kami memang menginginkan inovasi terhadap produk kami, terutama soal kemasan. Tetapi kami kurang informasi,”kata Rabiah salah satu peserta pelatihan.
Pelatihan dilanjutkan Bima Nurin yang memaparkan materi mengenai identitas visual untuk produk UMKM. Menurut Bima, terdapat tiga hal penting dalam identitas visual untuk memasarkan produk UMKM. “Hal pertama sebuah identitas berfungsi menjadi pembeda antara produk satu dengan yang lainnya. Kedua, untuk memberi kesan kepada penjual melalui identitas yang kita desain. Yang terakhir, identitas visual diperlukan adanya pesan dalam produk UMKM,”ujar Bima, menerangkan.
Bima menambahkan, hal paling penting dan mendasar dalam pemasaran produk UMKM terhadap konsumen terletak di gambar yang mengemas produk tersebut.
Hal serupa juga dipaparkan Zamzami Almakki, yang menjelaskan bahwa produk, terutama produk makanan, memerlukan desain kemasan yang kuat dan menarik. “Sebuah produk tanpa kemasan akan mempersulit konsumen, terutama jika konsumen hendak menjelaskan bagaimana dia membeli sebuah produk ke orang lain yang juga ingin membeli. Jadi, produk tanpa kemasan itu, sudah tidak menarik juga bisa menyusahkan orang,”kata Zamzami. “Informasi dan kemasan yang baik akan menambah nilai jual tersendiri bagi penjual dan produk itu sendiri.”
Pelatihan yang dihadiri 30 pelaku UMKM kemudian berlanjut ke sesi konsultasi kemasan produk. Konsultasi tersebut dibimbing Bima Nurin dan Zamzami Almakki.
Pelatihan diharapkan dapat meningkatkan kepekaan visual dan pengemasan produk yang lebih menarik bagi para pelaku UMKM di Kabupaten Pangkep. “Kami berharap pelatihan ini bermanfaat, terutama untuk meningkatkan penjualan produk UMKM di Pangkep yang dibantu melalui pengemasan yang menarik. Pangkep ini dekat dengan IKN, yang mudah-mudahan bisa mensuplai berbagai macam produk UMKM ke sana,” ujar Pimpinan Tim, Acep Iwan Saidi. [rls]