Epidemiolog Dicky Budiman: Audit Lab Tes Covid-19
![](https://jernih.co/wp-content/uploads/laboratoriun-Covid-1.jpg)
Di samping untuk menjaga tingkat kepercayaan masyarakat terhadap hasil lan Covid, audit lab Covid menjadi salah satu upayai pengendalian dalam penanggulangan pandemi.
JERNIH-Terjadinya berbagai kesalahan lab tes Covid-19 membuat Epidemiolog Universitas Griffith, Australia Dicky Budiman meminta agar melakukan pemeriksaan ecara rutin semua laboratorium yang melayani tes Covid-19 yang ada di Indonesia.
“Yang berkaitan dengan hasil laboratorium yang tidak tepat, salah orang, salah nama atau bahkan belum dites sudah ada keluar hasil, ini sesuatu yang bisa terjadi dan itulah sebabnya kenapa yang namanya ‘quality assurance’ atau jaminan mutu audit berkala itu penting,” katanya melalui pesan suara yang diterima Antara di Jakarta, beberapa hari lalu.
Banyak cara yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam melakukan monitoring dan evaluasi pada lab untuk tes Covid-19, salah satunya dilakukan secara intensif dan berkala sehingga lab tersebut dapat melakukan tugasnya dengan baik.
Pemerintah juga perlu membuat aturan guna mencegah terjadinya “overload” dan kesalahan yang timbul akibat tenaga kesehatan yang kelelahan. Dengan pembagian atau kuota tugas yang dibebankan kepada tenaga kesehatan secara merata diharap dapat mengurangi kesalahan halis lab.
Diingatkan oleh Dicky pemastian kualitas tes beserta hasil pemeriksaan merupakan hal sangat penting sehingga dapat benar-benar mendeteksi orang terinfeksi Covid untuk kemudian mendapat perawatan.
“Katakanlah dari 1.000 hasil, misalnya 500 positif atau 500 negatif. Pastikan yang positif betul positif yang negatif betul negatif dengan uji kualitas,” kata Dicky lebih lanjut.
Diakui oleh Dicky kemungkinan terjadi satu hingga dua persen kesalahan dalam tes pemeriksaan di laboratorium. Sebagaimana terjadi di negara bagian New South Wales di Australia.
Ia menjelaskan lebih dari 100 kasus yang seharusnya positif Covid-19 dinyatakan negatif. Namun kemudian pemerintah langsung melakukan audit yang dilakukan satu bulan atau tiga bulan sekali.
“Kalau yang harusnya positif kemudian negatif, dia bisa kemana-mana. Ini berbahaya dan menyangkut kepercayaan. Saya kira sudah saatnya dari mulai prosedur pengambilan transportasi, pemeriksaan, penyampaian, semua itu yang harus dipastikan kualitasnya atau standarnya memenuhi mutu nasional,” katanya.
“Sekali lagi, ini menjadi pelajaran penting. Mumpung kita sedang dalam situasi ini, kita akan memperkuat kualitas laboratorium-laboratorium kita untuk menghadapi potensi-potensi ancaman berikutnya, termasuk dalam situasi damai sekalipun,”. (tvl)