Delapan Penyakit Segala Umat
Dalam Q.s.Ibrahim : 7, Allah SWT mengingatkan, barang siapa bersyukur atas segala nikmat yang diperolehnya, dengan ta’at melaksanakan segala perintahNya, sekaligus ta’at meninggalkan segala laranganNya, maka Allah SWT akan menambah nikmatNya itu belipat ganda.
Oleh : H.Usep Romli H.M.
Kepada para sahabat yang sedang mendengarkan nasihat-nasihatnya, Nabi Muhammad Saw bersabda: “Sesungguhnya umatku akan tertimpa penyakit segala umat.”
“Apa itu, wahai Rasulullah ?”para sahabat bertanya.
Jawab beliau :“Penyakit kufur nikmat. Yang kemudian menimbulkan rangkaian penyakit lain. Yaitu berbuat seenak perut, menumpuk-numpuk harta kekayaan, persaingan tidak sehat, saling benci-membenci, saling dengki, saling berbuat dzalim, dan bunuh-membunuh.” (hadis riwayat Imam Ibnu Abid Dunya, dan Imam Thabarany, dari Abu Hurairah).
Menurut para ulama salafus shalihin, dalam perspektif luas, penyakit kufur nikmat, adalah menyelewengkan nikmat Allah SWT. Menggunakan nikmat Allah SWT untuk menentang perintahNya. Menggunakan nikmat Allah SWT untuk kepentingan bermaksiat kepadaNya dalam berbagai bentuk dan cara.
Dalam Q.s.Ibrahim : 7, Allah SWT mengingatkan, barang siapa bersyukur atas segala nikmat yang diperolehnya, dengan ta’at melaksanakan segala perintahNya, sekaligus ta’at meninggalkan segala laranganNya, maka Allah SWT akan menambah nikmatNya itu belipat ganda. Namun kepada siapa saja penerima nikmat yang melakukan pembangkangan dan tidak bersyukur, melainkan kufur, maka Allah SWT menimpakan adzab amat pedih.
Para pemimpin umat, tokoh-tokoh elit bangsa, yang berlaku kufur nikmat, telah dijadikan contoh nyata mengenai perilaku tak terpujinya yang membawa rakyat serta bangsa yang dipimpinnya terjerembab ke “Darul Bawar”. Negeri Kebinasaan.
“Tidakkah kalian melihat, orang menukar nikmat Alloh dengan kekufuran, dan menjerumuskan umatnya ke Negeri Kebinasaan ?” (Q.s.Ibrahim : 28)
Sedangkan kepada umat (rakyat banyak) Allah SWT memperingatkan, mereka akan kehilangan segala nikmat, jika sudah tidak lagi mensyukuri nikmat, dan menggantinya dengan kekufuran. Menderita kelaparan dan ketakutan: “Allah telah memberi contoh tentang sebuah negeri aman makmur sejahtera. Rejekinya datang dari berbagai tempat. Namun kemudian mereka kufur nikmat. Sehingga kepada mereka ditimpakan kelaparan dan ketakutan akibat perbuatannya itu” (Q.s,an Nahl : 112).
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib sesuatu kaum (yang syukur nikmat), selama mereka tetap syukur nikmat. Kecuali mereka beralih dari syukur nikmat menjadi kufur nikmat (Q.s.ar Ra’du : 11). [ ]