Mencintai Buku
Sebuah bangsa yang tumbuh di atas lahan tandus daya baca dan cinta, susah menyuburkan pelajaran dan pemahaman. Bangsa tersebut mudah dilanda sesat pikir dan gagal paham.
Oleh : Yudi Latif
JERNIH– Saudaraku, membaca membuatmu belajar, mencintai membuatmu memahami.
Sebuah bangsa yang tumbuh di atas lahan tandus daya baca dan cinta, susah menyuburkan pelajaran dan pemahaman. Bangsa tersebut mudah dilanda sesat pikir dan gagal paham.
Jikalau bangsa Indonesia ingin tumbuh berhebat, jiwa kita harus mikraj (meninggi), dengan sehat pikir dan terang paham, dilandasi budaya baca dan cinta.
Membaca buku memberimu mitra belajar memahami dan mencintai. Seperti kata Charles W. Eliot, “Buku adalah sahabat paling senyap dan setia; ia adalah penasihat paling bijak dan terengkuh, serta guru yang paling sabar.”
Banyak di antara kita memiliki kenangan istimewa dan tumbuh-kembang bersama buku. Buku yang tepat akan menorehkan kesan mendalam yang dapat memberi isi hidup dan arah hidup.
Buku merupakan pasangan hidup yang pantas dicintai. Bila seseorang tak suka membaca buku, boleh jadi karena kurang mengenal, belum terbiasa, atau belum menemukan buku yang tepat. Bagi mereka yang sudah tumbuh cinta dengan buku, membaca setengah buku laksana love affair setengah jalan. [ ]