Menikah Saat Pendemi: Perkenalan Keluarga dan Lamaran Via Zoom
Bahkan pada masa lockdown, dimana ada larangan pergi ke luar kota, juga karena tidak ada penerbangan, perkenalan keluarga antar pulau dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas zoom.
JERNIH-Tak dapat disangkal pandemi Covid-19 yang saat ini melanda dunia telah merubah banyak hal, termasuk diantaranya acara pernikahan. Hampir seluruh konsep pernikahan berubah sejak pandemi yakni mulai dari lamaran, undangan hingga resepsi.
Salah satu tahap dalam sebuah pernikahan pada adat Jawa adalah perkenalan kedua keluarga calon mempelai dan lamaran. Perkenalan keluarga calon mempelai dimaksud untuk membuat kenal masing-masing keluarga, sebab pernikahan itu sama dengan mempersatukan dua keluarga.
Seluruh rangkaian acara sebetulnya hanyalah sebuah formalitas belaka, sebab seluruh rangkaian sudah direncanakan sedemikian rupa sehingga masing-masing sudah mengetahui harus berbuat apa dan juga menjawab apa.
Jika selama ini masing-masing orangtua hanya kenal pacar anaknya, maka dalam acara perkenalan keluarga ini, seluruh keluarga inti calon mempelai bertemu dalam satu waktu dan tempat. Sebisa mungkin masing-masing keluarga membawa anggota keluarga lengkap agar dapat diperkenalkan pada keluarga calon besan.
Pada saat bertemu, selain keluarga inti biasanya disertakan juga orang yang dituakan dari masing-masing keluarga yang nantinya akan menjadi perwakilan atau kepanjangan mulut dari masing-masing keluarga. Kadang-kadang pihak keluarga perempuan mengundang tetangga atau tokoh setempat untuk menjadi saksi perkenalan keluarga dan lamaran.
Pada saat perkenalan itulah biasanya perwakilan dari pihak pria dan wanita akan memperkenalkan masing-masing anggota keluarga, dengan demikian diharap masing-masing keluarga akan saling mengenal nama dan juga orangnya.
Selanjutnya perwakilan pihak pria menanyakan apakah calon mempelai perempuan masih belum ada yang memiliki, apakah calon mempelai pria diizinkan meminang calon mempelai perempuan dan apabila diizinkan meminangnya.
Biasanya pihak perempuan meminta waktu untuk menjawab. Permintaan waktu ini sangat penting karena menunjukkan bahwa pihak perempuan serius mempertimbangkan pihak pria. Terlebih pada orang Jawa dikenal dalam mempertimbangkan calon suami harus melihat ‘bibit , bobot, bebet’. Keturunan, kemampuan ekonomi, kecerdasan.
Dimasa pandemi seperti saat ini dimana ada aturan larangan berkerumun, ada lockdown dan larangan bepergian, membuat acara pertemuan keluarga dan lamaran dikemas menjadi lebih simple.
Karena larangan berkerumun, membuat acara perkenalan keluarga cukup dihadiri keluarga inti kedua belah pihak tanpa mengajak penyambung lidah tanpa mengundang tetangga atau tokoh setempat. Kedua keluarga saling memperkenalkan diri, saling bertanya dan jawab antar orang tua, setelah itu selesai.
Untuk segi kepraktisan, kadang kala perkenalan keluarga dilakukan di tempat makan dengan menyewa private room. Namun karena ada larangan makan di tempat dan aturan pembatasaan 50% kapasitas ruangan, akhirnya acara perkelanan keluarga dilakukan di rumah.
Bahkan pada masa lockdown, dimana ada larangan pergi ke luar kota, juga karena tidak ada penerbangan, sebuah keluarga yang tinggal di luar pulau melakukan perkenalan dengan keluarga calon besan dengan memanfaatkan fasilitas zoom.
Beruntunglah saat ini ada fasilitas tehnologi yang dapat mengatasi kendala yang rumit dan sulit ini. (tvl)