Solilokui

QRIS dan Akselerasi Ekonomi Digital Indonesia

QRIS boleh jadi model transaksi digital paling memasyarakat yang ditakuti Amerika Serikat. Layanan ini menjadi contoh karya lokal yang bisa jadi alat untuk membawa Indonesia mendunia.

JERNIH – Ekonomi digital Indonesia telah menjadi salah satu yang paling pesat pertumbuhannya di dunia, sebuah akselerasi yang signifikan berkat meluasnya adopsi sistem pembayaran berbasis kode respons cepat, yaitu Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), menurut Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.

Berbicara di Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) di Jakarta, Perry Warjiyo menekankan bahwa sejak QRIS diperkenalkan pada tahun 2019, pembayaran digital telah menjadi pilar penting dalam mempercepat inklusi keuangan dan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional.

“Indonesia telah menjadi salah satu ekonomi digital dan sistem pembayaran digital dengan pertumbuhan tercepat di dunia,” kata Perry. Hal ini didukung oleh data terkini yang menunjukkan lonjakan fantastis.

Peta Jalan Pembayaran Digital: Dari QRIS hingga BI-FAST

Perry menjelaskan bahwa peta jalan pembayaran digital Indonesia dimulai dengan mengintegrasikan berbagai kanal pembayaran ke dalam satu standar nasional.

“Kita ingat 17 Agustus 2019, ketika kita menyatukan semua sistem QR di bawah satu standar — Standar QR Indonesia, atau QRIS. Hari ini, QRIS melambangkan kedaulatan sistem pembayaran Indonesia,” ujarnya.

Inisiatif kunci lain dari Bank Indonesia adalah BI-FAST, yang memungkinkan transaksi digital real-time dan berbiaya rendah. Dengan biaya transaksi yang sangat kompetitif, BI-FAST dianggap sebagai salah satu sistem pembayaran paling efisien di dunia.

Pertumbuhan Eksponensial QRIS: Data Terbaru 2024-2025

Pertumbuhan QRIS menunjukkan digitalisasi yang bergerak masif dari akar rumput. Lihat saja lonjakan transaksi hingga Agustus 2024, transaksi QRIS mencatat pertumbuhan tahunan (YoY) hingga 217,33% dengan total nilai yang signifikan.

Jangkauan QRIS juga meluas cepat. Per Agustus 2024, jumlah pengguna QRIS telah mencapai 52,55 juta, sementara jumlah merchant yang mengadopsi QRIS menembus 33,77 juta.

Capaian ini bahkan menembus target 2025. Per pertengahan tahun 2024, jumlah pengguna QRIS (50,5 juta) telah melampaui target yang ditetapkan Bank Indonesia untuk tahun 2025.

Angka-angka ini diperkirakan terus melonjak. Pada Kuartal I 2025, volume transaksi QRIS dilaporkan mencapai 2,6 miliar transaksi, menunjukkan pertumbuhan yang hampir 600% dibandingkan Kuartal I tahun 2023.

Kemajuan yang sangat revolusioner ini pula yang membuat Amerika Serikat ketakutan. Hingga oleh Donald Trump pun masuk jadi bahan agenda pembicaraan ekonomi politik dengan Indonesia.

Proyeksi Ekonomi Digital dan Peran Strategis UMKM

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi digital Indonesia didorong secara fundamental oleh pembayaran digital dan adopsi e-commerce.

Airlangga Hartarto menyatakan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai 360 miliar dolar pada tahun 2030, meningkat tajam dari perkiraan 90 miliar dolar pada tahun 2024. Target ini menempatkan Indonesia sebagai pemain kunci di Asia Tenggara.

Penggunaan QRIS terus berkembang pesat, dengan mayoritas merchant yang terdaftar — sekitar 93 persen — adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Hal ini merupakan indikasi kuat bahwa digitalisasi tumbuh secara organik dan telah menjangkau segmen masyarakat yang sebelumnya sulit tersentuh layanan keuangan formal, menjadikannya mesin utama pertumbuhan nasional.

Meskipun momentum pertumbuhan sangat kuat dan Indonesia disebut sebagai “The Fastest Growing Digital Economy” di dunia, Airlangga Hartarto menegaskan bahwa tantangan utama tetap harus diatasi. Di antaranya soal keamanan pembayaran yang memerlukan penguatan  arsitektur keamanan untuk melindungi data dan transaksi digital.

Di sisi pelaku usaha perlu adanya literasi digital dengan pemahaman dan keterampilan digital masyarakat, khususnya di luar Jawa dan di kalangan pelaku UMKM, untuk memastikan inklusi yang merata.

Tidak kalah pentingnya soal membangun dan menjaga kepercayaan publik untuk memastikan inovasi keuangan digital dapat tumbuh secara berkelanjutan dan bertanggung jawab.

Bila ekosistem tersebut telah berkembang, bukan tak mungkin melakukan ekspansi cross-border. Misalnya dengan mendorong implementasi penuh QRIS antarnegara untuk memfasilitasi perdagangan dan pariwisata internasional.

Dengan fondasi sistem pembayaran yang kuat melalui QRIS dan BI-FAST, serta komitmen pemerintah dan Bank Indonesia untuk mendorong inklusi, Indonesia berada di jalur yang tepat untuk mewujudkan target ambisius ekonomi digitalnya dan menjadi pemimpin digital di Asia.(*)

BACA JUGA: QRIS Menunjukkan Taring Berekspansi ke Luar Negeri

Back to top button