Riya yang Menghapus Pahala
“…tepat pada kata yang dihapus ganjarannya, engkau mengeraskan suara bacaanmu, karena engkau mendengar suara orang lewat dekat kamarmu. Timbul keinginanmu agar orang itu mendengar suara bacaanmu.”
Oleh : Usep Romli HM
“Seperti biasa, setiap dini hari, saya membaca satu dua surah Al Quran,” kata seorang ulama sufi kepada sahabatnya, berkisah. “Nah, suatu dini hari saya membaca Surat Thaha. Selesai membaca, saya terserang kantuk. Kemudian saya bermimpi didatangi seseorang. Membawa lembaran putih berisi ayat-ayat Surat Thaha yang saya baca tadi.”
“Lihat, ganjaran bacaanmu.”kata orang itu.
“Saya melihatnya cermat-cermat. Di bawah setiap kata pada setiap ayat, terdapat tulisan berisi ganjaran. Hanya ada satu kata tak ada tulisan apa-apa. Tapi tampak ada bekas menghapus.”
“Demi Allah, saya membaca keseluruhan Surat Thaha yang 135 ayat itu. Tak terlewatkan semua huruf dan kata serta ayatnya. Mengapa ada yang terhapus begitu?”, saya bertanya heran.
“Benar,”jawab orang itu. “Semua kau baca. Dan aku telah menuliskan ganjarannya pada tiap kata dan ayat. Hanya saja, tiba-tiba ada seruan dari bawah Arasy, agar aku menghapus ganjaran pada satu kata itu. Maka aku menghapusnya.”
“Apa alasannya?”saya mendesak.
“Menurut seruan itu, ketika engkau sedang membaca ayat tersebut, tepat pada kata yang dihapus ganjarannya, engkau mengeraskan suara bacaanmu, karena engkau mendengar suara orang lewat dekat kamarmu. Timbul keinginanmu, agar orang itu mendengar suara bacaanmu. Maka hilanglah ganjarannya.”
“Saya menangis tersedu-sedu. Serasa pingsan lama. Namun adzan subuh mem-bangunkan saya. Seharian itu, saya bertaubat. Mohon diampuni dan dilindungi dari sifat riya sekecil apa pun.” [ ]
Sumber: “Tanwirul Adhan“ Syek Ali Shabuni