Utopia Penghancuran Islam
Di Indonesia Islam juga tak akan pernah pudar, sekali pun dunia dilanda ketakutan pada Islam dan ada gelombang menghancurleburkan Islam. Sebab agama ini dijaga sendiri oleh Sang Maha Pencipta, Alloh SWT
Oleh : Priyono B Sumbogo*
JERNIH– Peradaban Islam pernah dihancurleburkan oleh bangsa Tartar atau yang lebih populer disebut bangsa Mongol. Bangsa Tartar sebenarnya menunjuk pada berbagai kelompok kabilah nomaden yang hidup di pelosok gurun Gobi, seperti Mongol, Turki, Saljuk dan lain-lain. Karena dominasi kabilah Mongol terhadap kabilah Tartar, maka nama Mongol disandangkan kepada semua kabilah Tartar.
Adalah Jengis Khan, sosok nama yang begitu terkenal yang berhasil menyatukan suku-suku di bangsa Mongol dan juga menaklukkan kabilah Tartar lainnya. Jengis Khan berhasil membangun imperium yang membentang dari timur di Cina, Persia dan Eropa Timur di barat, Rusia di utara dan juga India di selatan.
Pada tahun 1258M pasukan Mongol menyerbu dan menghancurkan Kekhalifahan Islam Bani Abbasiyah di Baghdad. Mereka memporak-porandakan Baghdad, khalifah dan penduduk ditangkap, rumah-rumah dibakar. Mereka juga menghancurkan perpustakaan yang sarat dengan manuskrip berharga.
Jengis Khan meninggal dunia tahun 1.227 Masehi. Sebelum meninggal ia membagi imperiumnya menjadi empat wilayah dan dibagikan kepada putra-putranya yaitu Rusia dan Eropa Timur, Persia atau Iran, Cina, dan Turkestan di Asia Tengah.
Bangsa Mongol mungkin memang kuat secara Militer. Namun, dalam hal kebudayaan, ilmu pengetahuan, peradaban dan pendidikan pada saat itu mereka masih kalah dengan Islam. Itu kenapa banyak para Khan Mongol yang akhirnya mempercayakan pendidikan anak-anaknya kepada pendidik dari Islam. Akhirnya banyak cucu dari Jengis Khan yang memeluk agama Islam, menjadi Khan beragama Islam, dan menyebarkan Islam ke seluruh dunia.
Berke Khan adalah khan Mongol pertama yang memeluk Islam, jadi dinasti Mongol Utara lebih dahulu masuk Islam daripada dinasti Mongol lainnya. Taghudar Khan yang merupakan anak kedua dari Hulagu Khan, sejak kecil dididik oleh pendidik Muslim, adalah Khan Mongol pertama di Persia yang masuk Islam. .
Seperti halnya dengan saudara-saudaranya yang lain, Chagatai Khan mendapatkan bagian wilayah dari Jengis Khan ayahnya. Chagatai Khan mendapatkan bagian wilayah Turkestan, negeri Uyghur (Gansu) dan negeri Transoxiana.
Wilayah Turkestan pada zaman modern sekarang meliputi negara-negara seperti Kazakhtan, Turkmenistan, Tajikistan, Uzbekistan, Kyrgyzstan, Afganistan, Provinsi Xinjiang Cina dan sebagian wilayah Rusia.
Khan Mongol pertama yang masuk Islam di wilayah Turkestan bernama Mubarak Syah. Mubarak Syah masuk Islam karena ibunya adalah seorang Muslimah.
Mongol juga menguasai wilayah Hindustan yang meliputi negara-negara seperti India, Pakistan, Bangladesh, Nepal, Bhutan, Sri Lanka dan Maladewa. Para pemimpin dari Mongol yang mendirikan pemerintahan Mongol Muslim di Hindustan antara lain Zhahiruddin Muhammad Babur dari negeri Afghan, Humayun dan Muhammad Jalaludin. Muhammad Jalaludin (Akbar Syakh). menguasai sebagian besar Hindustan plus negeri Afghan.
Agama Islam pertama kali masuk ke Rusia, yakni di Dagestan pada pertengahan abad ke-7 lalu berkembang hingga ke Kaukasus Utara. Pasukan Muslim di bawah kepemimpinan Abd Rahman ibn Rabiah, menaklukkan Kerajaan Kazar yang berkuasa di wilayah ini selama masa Pemerintahan Bani Umayyah, tahun 737 masehi. Bani Umayyah mengubah wilayah ini sebagai pusat administrasi sekaligus penyebaran Islam kepada penduduk asli Kaukasus.
Terbentuklah negeri Muslim yang pertama, Volga Bulgaria pada tahun 922. Dari sinilah akhirnya Islam dapat lebih melebarkan pengaruhnya sampai ke wilayah utara dan timur Rusia, khususnya Siberia.
Gelombang kedua masa penyebaran Islam di Rusia berlangsung pada periode kekuasaan bangsa Mongol di bawah pimpinan Jusi Ulusi atau Altan Ordon, yang mendiami kawasan utara Mongolia pada tahun 1242.
Hingga akhirnya kerajaan-kerajaan Islam ini ditaklukkan oleh Kekaisaran Rusia pada abad ke-16. Pada pertengahan abad ke-18, Muslim Rusia dilarang melakukan aktivitas keagamaan, membangun masjid, dan sekolah.
Situasi kelam terus berlangsung selama berpuluh-puluh tahun. Pun, ketika meletusnya revolusi komunis pada 1917, semakin memunculkan situasi yang sangat buruk bagi semua pemeluk agama, terutama Muslim. Puncaknya adalah saat terjadi pemberantasan agama sejak 1927.
Namun geliat Islam tak lantas pudar. Sampai terjadilah momentum reformasi ekonomi, sosial, dan politik di penghujung tahun 80-an, dengan runtuhnya negara adidaya Uni Soviet. Hal itu membangkitkan Muslim Rusia untuk menata kembali kehidupan sosial dan keagamaannya.
Kini, komunitas Muslim Rusia boleh berbangga. Mereka tercatat merupakan komunitas Muslim terbesar di Eropa. Jumlahnya sekitar 15-20 persen dari populasi penduduk Rusia dan terus bertambah dari waktu ke waktu.
Inilah yang menimbulkan kekhawatiran, lantaran mereka bisa saja menjadi minoritas dan kehilangan identitas Rusia-nya. Diperkirakan populasi Muslim dalam 30 tahun mendatang bisa melebihi etnis Rusia.
Di Indonesia Islam juga tak akan pernah pudar, sekali pun dunia dilanda ketakutan pada Islam dan ada gelombang menghancurleburkan Islam. Sebab agama ini dijaga sendiri oleh Sang Maha Pencipta, Alloh SWT. [ ]
Wartawan senior, pemimpin redaksi Majalah Forum Keadilan