Solilokui

“Yaa Hakuuk! Ya…Hakuuk!”

Kemudian ia berbalik kepada Si Kakek yang masih tegak di permukaan air.

“Sudahlah, baca saja sebagaimana biasa kakek baca. Lupakan saja apa yang saya ajarkan tadi.”

Oleh  :  Usep Romli HM

Seorang ulama besar sedang “tadabur alam”, menikmati keindahan  panorama sepanjang sebuah  sungai besar. Tiba-tiba, di sela-sela gemuruh air, terdengar dari seberang sana suara orang melafalkan sesuatu. Mungkin sedang membaca salah satu “Asmaul Husna” :“Ya hakuk! Ya hakuk!”

“Ini harus dibetulkan. Kalau-kalau menjadi kebiasaan,” pikir ulama besar itu. Segera ia turun ke sungai. Menyeberang dengan susah payah. Pakaiannya basah. Beberapa kali nyaris tenggelam dan hanyut diterjang air deras.  

Untung selamat hingga ke tujuan. Di situ tampak seorang kakek renta di sebuah gubuk. Sedang “wiridan” di atas sehampar sajadah dari kulit kambing.

Setelah mengucap salam, ulama besar itu, memberi contoh lafal yang benar.

Ya hayyu ya qayyum”. “Ya hayyu ya qayyum”. Silakan ikuti.”

Si Kakek mencoba mengikuti. Walaupun susah payah, dapat juga mengucapkan “ya hayyu ya qayyum.”

“Nah begitu,” ulama itu girang. “Begitu terus. Jangan “ya hakuk ya hakuk lagi” ya!”

Setelah yakin, ulama itu kembali menyeberang. Susah payah seperti tadi. Tenggelam tiga kali, mau hanyut dua kali, Akhirnya selamat  naik ke darat. Langsung membuka jubah dan sorban. Dijemur di atas batu. Ia akan istirahat dulu sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.

Tiba-tiba terdengar suara  memanggil-manggil. Menembus gemuruh air. “Syekh! Syekh! Maaf kakek lupa lagi. Maklum sudah tua. Apa yang Syekh ajarkan tadi? Kakek kembali melafalkan “Ya hakuk,ya hakuk……”teriak Si Kakek yang berjalan di permukaan air.

Ulama itu bersujud di atas tanah, sambil menjerit kepada Allah SWT : “Wahai Dzat Maha Pemilik Ilmu,  ilmuku memang tinggi di mata manusia. Tapi dibarengi ujub dan takabur, hingga tak berharga di hadapanMu. Kalah  ikhlas oleh kakek-kakek yang melafalkan  namaMu,“ Ya hakuk ya hakuk..”

Kemudian ia berbalik kepada Si Kakek yang masih tegak di permukaan air.

“Sudahlah, baca saja sebagaimana biasa kakek baca. Lupakan saja apa yang saya ajarkan tadi.”

Si Kakek mengangguk. Kemudian kembali berjalan di atas air menuju gubuknya di seberang. [  ]  Dari berbagai sumber kitab sufi                                    

Back to top button