Spiritus

Keutamaan Bulan Ramadhan dan Ibadah di Dalamnya

Bulan Ramadhan memiliki berbagai keutamaan. Dengan mengetahui keutamaan tersebut seseorang akan terdorong untuk berpuasa dan mencintai bulan Ramadhan. Oleh karena itu, marilah kita muliakan bulan penuh berkah ini, raihlah kebaikan di dalamnya.

Oleh: Muchamad Arief Mulyadi, S. HI*

ALLAH SWT telah memberikan kegembiraan kepada kita melalui bulan Ramadhan yang Allah jadikan sebagai bulan kebahagiaan dan bulan keberkahan. Karena itu, berbahagialah dan sampaikanlah kabar gembira itu kepada saudara-saudara kita.

Hal ini seperti telah dilakukan Rasulullah SAW ber-tahniah menyambut bulan Ramadhan sebagaimana sabdanya di dalam hadits: “Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata: Rasulullah s.a.w. memberikan kabar gembira kepada para sahabat beliau. Beliau bersabda: telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, yaitu bulan yang diberkahi, Allah telah memfardhukan (mewajibkan) atas kalian berpuasa di bulan itu, di bulan itu dibukalah pintu-pintu surga dan ditutuplah pintu-pintu neraka, dan di bulan itu pula ada Lailatul Qadar (Malam Qadar) yang lebih baik dari seribu bulan, Siapa saja yang terhalang dari kebaikan malam itu maka ia terhalang dari rahmah Tuhan”. (HR An-Nasa’i).

Oleh karena itu, marilah kita muliakan bulan penuh berkah ini, raihlah kebaikan di dalamnya. Janganlah sekali-kali kita membatalkan puasa kecuali dalam keadaan udzur yang dibenarkan oleh syar’i. Seperti sakit, bepergian (safar), haid dan nifas bagi para wanita. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa tidak puasa satu hari di bulan Ramadhan tanpa adanya keringanan yang Allah ‘azza wa jalla berikan kepadanya, maka tidak akan bisa menjadi ganti darinya, sekalipun ia berpuasa selama satu tahun.” (HR Abu Hurairah).

Keutamaan Bulan Ramadhan

Ketahuilah bahwa bulan Ramadhan memiliki berbagai keutamaan, dengan mengetahui keutamaan tersebut seseorang akan terdorong untuk berpuasa dan mencintai bulan Ramadhan. Di antara keutaman bulan Ramadhan adalah diturunkannya Al-Qur’an, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al – Baqarah ayat 185: Beberapa hari yang ditentukan itu (ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)….. (QS. Al-Baqarah (2):185)

Keutamaan Ramadhan lainnya adalah ketika malam pertama Ramadhan datang, syetan-syetan dan para jin dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, sementara pintu-pintu syurga terbuka. Ketika itulah sebuah panggilan terdengar, “Wahai pencari kebaikan, datanglah. Wahai pencari keburukan, diamlah.” Pada setiap malam bulan Ramadhan Allah SWT membebaskan para hamba-Nya dari siksa api neraka.

Keutamaan bulan Ramadhan lainnya dinyatakan siapa saja yang berpuasa pada bulan Ramadhan karena iman dan mengharap ridha Allah SWT dosa–dosanya akan diampuni. Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah maka dosanya di masa lalu pasti diampuni”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Di dalam riwayat Imam Muslim bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Waktu antara shalat fardhu ke shalat fardhu, dari shalat Jum’at ke Jum’at, dari Ramadhan ke Ramadhan merupakan pelebur dosa-dosanya selain dosa-dosa besar,” (HR. Muslim, No. 233)

Ketahuilah bahwa berbuat baik pada bulan Ramadhan memiliki keistimewaan yang sangat besar dan tidak akan dijumpai pada bulan-bulan lainnya. Setiap kebaikan akan diberi pahala dan ganjaran yang besar, orang yang melakukannya akan diangkat derajatnya dan dibebaskan dari siksa api neraka.

Rasulullah SAW menjelaskan hal tersebut dalam sabdanya, “Siapa yang memberikan makanan untuk berbuka bagi orang yang berpuasa di bulan itu, maka ia akan diampuni dosanya, dibebaskan dari api neraka. Orang itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut. Sedangkan pahala puasa bagi orang yang melakukannya, tidak berkurang sedikitpun. Para sahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kami tidak semua memiliki makanan untuk berbuka bagi orang lain”. Bersabda Rasulullah: “Allah memberikan pahala kepada orang yang memberikan sebutir kurma, atau seteguk air, atau seteguk susu“. (Hadits Riwayat Ibnu Khuzaimah: 1780, Al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman: 3455).

Setelah mendengar hadits-hadits di atas, marilah kita berpuasa dan memperbanyak kebaikan di bulan suci Ramadhan, sungguh sayang jika kita melewatkan kesempatan yang sangat berharga ini, sangat rugi rasanya jika kita melewatkan pahala yang begitu besar.

Perbuatan Buruk Sangat Dibenci

Namun perlu kita ketahui bahwa perbuatan buruk merupakan hal yang sangat dibenci di bulan Ramadhan. Karena itu berhati–hatilah jangan sampai kita terperangkap dalam perbuatan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar. Ingatlah bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang paling mulia, paling agung dan paling tinggi kedudukannya. Karena itu raihlah kemuliaan bulan Ramdhan serta jauihilah dosa kecil dan dosa besar.

Hal yang bisa membantu kita menjauhi perbuatan dosa adalah mengetahui ancaman untuk perbuatan dosa itu sendiri. Ini senada dengan sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadits, Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta (az zuur) malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903).

Apa yang dimaksud dengan az zuur? Imam As Suyuthi mengatakan bahwa az zuur adalah berkata dusta dan menfitnah (buhtan). Sedangkan mengamalkannya berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang. (Syarh Sunan Ibnu Majah, 1/121, Maktabah Syamilah)

Dalam hadits yang lainnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu Majah dan Hakim)

Apa yang dimaksud dengan lagwu? Dalam Fathul Bari (3/346), Al Akhfasy mengatakan, “Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah.”

Lalu apa yang dimaksudkan dengan rofats? Dalam Fathul Bari (5/157), Ibnu Hajar mengatakan, “Istilah Rofats digunakan dalam pengertian ‘kiasan untuk hubungan badan’ dan semua perkataan keji.”

Imam Al Azhari mengatakan, “Istilah rofats adalah istilah untuk setiap hal yang diinginkan laki-laki pada wanita.” Atau dengan kata lain rofats adalah kata-kata porno.

Itulah di antara perkara yang bisa membuat amalan seseorang menjadi sia-sia. Betapa banyak orang yang masih melakukan seperti ini, begitu mudahnya mengeluarkan kata-kata kotor, dusta, sia-sia dan menggunjing orang lain.

Penting bagi kita untuk menjaga menjaga diri, baik pada bulan Ramadhan maupun pada bulan-bulan lainnya. Jagalah tutur kata kita dari ucapan dusta, ghibah dan mengadu domba. Jagalah tangan dan kaki kita dari perbuatan yang tidak halal. Inilah yang membuat kita mulia dan bahagia di bulan Ramadhan karena mendapat pahala besar.

Syarat Keikhlasan

Ibadah tidak akan membuahkan hasil yang diharapkan kecuali jika terpenuhinya syarat-syarat. Di antara sejumlah syarat yang dimaksud adalah keikhlasan kepada Allah SWT dan dilaksanakan sesuai dengan apa yang telah dicontohkan Rasulullah SAW. Sebab dengan keikhlasan, praktik ibadah kita akan terbebas dari tujuan selain Allah SWT. Contohnya ibadah puasa dan ibadah lainnya tidak boleh dimasuki unsur riya, sum’ah ataupun syirik.

Hal ini berdasarkan Hadits Qudsi: “Setiap amalan kebaikan anak Adam akan dilipatgandakan menjadi 10 hingga 700 kali dari kebaikan yang semisal. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman (yang artinya), “Kecuali puasa, amalan tersebut untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya karena dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya demi Aku.” (HR. Muslim no. 1151)

Di samping itu, untuk meraih puasa yang ikhlas dan sejalan dengan perintah Rasulullah SAW, kita terlebih dahulu harus membersihkan jiwa. Hal ini di antaranya dengan niat di malam hari, menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan puasa, seperti makan, minum dan berhubungan suami isteri sejak terbit fajar sampai terbenamnya matahari. Tidak hanya itu, seorang yang sedang berpuasa juga harus menjauhkan diri dari perbuatan dusta, ghibah, lagow, rofats serta perbuatan-perbuatan maksiat lainnya, berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:

Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ibnu Majah (539), Imam Ahmad (372 & 441), Ad -Dharimi (211), Al-Baihaqi (270), Ath Thobroniy dalam Al Kabir)

Semoga Allah SWT memberikan kemampuan dan kekuatan kepada kita semua, untuk senantiasa mengisi bulan Ramadhan ini, dengan memperbanyak kebaikan-kebaikan di antaranya membaca ayat suci Al-Qur’an, berdzikir dengan kalimat-kalimat thoyyibah dan bersenandung Shalawat kepada Baginda Nabi Besar Muhammad SAW serta melakukan kegiatan-kegiatan positif lainnya. Dan semoga amal ibadah puasa kita dan amal-amal ibadah lainnya, diberikan kemudahan dan kelancaran serta mendapatkan keridhoan dari Allah SWT. Aamiin Yaa Robbal Alamiin.

* Penyuluh Agama Islam Kementerian Agama Kabupaten Subang, Jawa Barat

Back to top button