Mati Putih, Mati Hitam, Mati Merah Atau Mati Hijaukah Anda?
Saya tidak ingin hanyut dalam jebakan pertanyaan itu, maka saya cukup menjawabnya, “Saya akan makan kematian, mengenakan kain kafan, dan tinggal di liang lahat.”
JERNIH–Wali sufi Hatim Al Assam pernah bernasihat kepada sahabatnya, dengan nasihat berikut:
-Tiada waktu pagi datang melainkan setan mencercaku dengan pertanyaan-pertanyaan yang menggoda, “Apa yang akan kamu makan?” Apa yang akan kamu pakai? Di manakah kamu akan tinggal?”
Saya tidak ingin hanyut dalam jebakan pertanyaan itu, maka saya cukup menjawabnya, “Saya akan makan kematian, mengenakan kain kafan, dan tinggal di liang lahat.”
-Pernah suatu hari saya ditanya, “Tidakkah kamu menginginkan sesuatu?” Maka saya jawab, “Saya ingin selalu sehat dari pagi hingga malam hari”. Ditanyakan lagi,“Bukankah kamu sehat selama seharian?”
Saya jawab,“Sehat menurutku adalah tidak menjalankan dosa dari pagi hingga malam.”
-Saya pernah berada dalam suatu pertempuran. Pernah ditangkap oleh seorang tentara musuh, kemudian badan saya ditelentangkan untuk disembelih. Hati saya tidak merasa takut sedikit pun, bahkan saya menunggu keputusan Allah untukku. Ketika prajurit itu menghunus pedangnya untuk menyembelih diriku, tiba-tiba meluncur sebuah anak panah menembusnya sampai mati, sehingga ia terlempar dariku. Saya pun segera berdiri.
-Barang siapa memasuki mazhab kami, hendaklah ia bersedia menerima empat kematian. Mati putih karena lapar, mati hitam karena menanggung penderitaan dari manusia, mati merah karena berbuat ketulusan untuk melawan hawa nafsu, dan mati hijau karena fitnah. [dsy/Tadzkiratul Aulia]