Terkait Takdir Eril, Aa Gym Sebut Muslim Tenggelam Bagian dari Syahid
Tidak ada satupun yang mengetahui bagaimana cara dirinya meninggal dunia. Namun, jika seorang muslim tenggelam dalam keadaan beriman menurutnya jika melihat rujukan Rasulullah SAW adalah bagian dari syahid.
JERNIH – Pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhid KH Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym mengatakan takdir kematian seseorang adalah rahasia Allah SWT. Hal ini menanggapi tenggelamnya Emmeril Kahn Mummtadz alias Eril, putra bungsu Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
“Waallahualam. Ajal itu ada tiga yang Allah rahasiakan. Satu, Allah merahasiakan waktu. Dan setiap orang akan wafat pada waktu yang ditetapkan Allah. Tidak bisa diundur maju kan sedetik. Yang kedua tempat kita akan mendatangi tempat wafatnya kita, kematian kita. Dan ketiga, cara,” katanya dalam keterangan pada media.
Menurutnya terkait cara, tidak ada satupun yang mengetahui bagaimana cara dirinya meninggal dunia. Namun, jika seorang muslim tenggelam dalam keadaan beriman menurutnya jika melihat rujukan Rasulullah SAW adalah bagian dari syahid.
Eril pergi ke Swiss untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Berdasarkan keterangan keluarga, yang pada saat kejadian ada di lokasi, Eril bertanggung jawab karena memastikan dua orang lain yang ikut berenang di Sungai Aare, termasuk adik kandungnya, dalam posisi yang aman.
“Semoga demikianlah adanya karunia Allah bagi yang beriman. Semoga Allah mengaruniakan petunjuknya dan jalan keluar yang terbaik dunia akhirat beliau dan keluarga Kang Emil (Ridwan Kamil). Dan kita dapat mengambil hikmah dan amal soleh dari kejadian ini. Amin,” katanya.
Namun begitu, pihak keluarga dan seluruh pihak hendaknya terus berdoa dan meminta petunjuk dari Allah SWT agar proses pencarian Eril yang masih terus dilakukan diberikan yang terbaik. Dalam penjelasannya terkait mati syahid akhirat, Aa Gym juga menyertakan sejumlah hadist yang menegaskan status syahid seseorang yang meninggal dalam keadaan tenggelam.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bertanya (kepada sahabatnya), ‘Siapakah orang yang mati syahid di antara kalian?’ Mereka menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itulah syahid ya Rasulullah.’ Rasulullah SAW merespons, ‘Kalau begitu, sedikit sekali umatku yang mati syahid.’ Para sahabat bertanya ‘Mereka itu siapa ya Rasul?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Orang yang gugur di medan perang itu syahid, orang yang mati di jalan Allah (bukan karena perang) juga syahid, orang yang tertimpa tha‘un (wabah) pun syahid, orang yang mati karena sakit perut juga syahid, dan orang yang tenggelam adalah syahid’.” (HR. Muslim)
Penjelasan kedua, ulama mengatakan syahid itu terbagi tiga. Pertama, syahid dunia wal akhirah artinya seseorang yang matinya dalam perang fi sabilillah. Kedua, syahid dunya yaitu seseorang yang matinya karena berperang namun tujuannya bukan mencari ridho Allah melainkan hanya mencari harta dan kedudukan.
Ketiga, syahid akhirat yaitu seseorang yang matinya akibat kebakaran, sakit perut, terkena wabah atau virus, tenggelam dalam sungai atau lautan, tertimpa bangunan seperti gempa bumi, dan tewas akibat kecelakaan.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Nabi SAW bersabda: “Syuhada ada 5: orang yang meninggal sebab terjangkit wabah tho’un, meninggal karena sakit perut, meninggal karena tenggelam, tertimpa reruntuhan bangunan, dan orang yang berjuang di jalan Allah ‘Azza wa jalla”( Hadist nomor 8305, musnad al-Imam Ahmad bin Hambal, juz 14:58). [*]