percikan agama cinta
-
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Rahmatan Lil Alamin, dan Para Demagog yang Menjualnya Murah
Islam semacam ini sering kali diucapkan. Mudah dikhutbahkan. Diteriakkan para demagog di atas podium. Menggelegar. Di pelbagai sudut dan waktu.…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta” : Selamilah Lautan Hikmah di Balik Bahasa Simbolis-Metaforis
Cuma, beragama bukan sekadar takut neraka, lalu berharap surga. Bukan. Terlalu sumir. Apalagi neraka-surga itu juga makhluk, sama-sama ciptaan Tuhan.…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Jangan Biarkan Rindu akan Tuhan Menipis Dibujuk Iblis
Dialah al-muhith. Cahaya di atas cahaya. Melingkupi segala dimensi kehidupan. Menerobos ruang. Melintasi waktu. Menjelajah batas. JERNIH–Saudaraku, Tuhan itu sungguh sangat…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Juru Dakwah yang Ramah, Bukan yang Marah-marah
Di Surah Thâhâ ayat 44, misalnya, digambarkan, bahkan kepada seburuk-buruk manusia semacam Fir’aun, Nabi Musa diperintahkan oleh Allah untuk berkata…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Trong Kohkol Kabeh Morongkol, Dur Bedug Justru Murungkut
Mereka menudingnya sesat lantaran adzan bukan pada waktu shalat fardhu. Mereka menuduhnya menjalankan ajaran bid’ah. Mereka memaksanya keluar dari langgar…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta“: Bentuk Hakiki Universalime Islam: Toleransi
Kedamaian tidak mungkin dapat diperoleh dari jiwa gaduh. Suatu paksaan dapat menimbulkan jiwa tidak damai. Pun tidak nyaman. Maka itu,…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Pelajaran Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi untuk Putranya
Inilah pendidikan tauhid yang pernah dipraktikkan Rasulullah kepada keponakannya, Ibnu ‘Abbas ra, yang ketika itu usianya masih kanak-kanak, “Jika kamu…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Teladan Hatta dan Meruyaknya Pejabat Bermental Bandit di Tengah Kita
Hatta pernah menyuruh asistennya mengembalikan dana taktis wakil presiden sebesar Rp 25 ribu (termasuk lumayan untuk zaman itu). Padahal jika…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta“: Menatap Sejarah, Merenungkan Jejak
Dengan menyelami sejarah, aku makin memahami perjalanan bangsa ini. Pergulatan zaman memperebutkan makna sebuah identitas. Perkelahian politik melahirkan petaka yang…
Read More » -
Solilokui
“Percikan Agama Cinta”: Blusukan, Untuk Menyerap Semangat, Bukan Sekadar Mik-Ap
Sesekali bahkan Bung Karno berhenti di pinggir jalan, memesan sate ayam yang disajikan menggunakan pincuk daun pisang, dan memakannya sambil…
Read More »