“Bahteramas Berlayar Kembali”, Program Tina Nur Alam untuk Wujudkan Sultra Sejahtera Merata
Bahteramas pernah menjadi menjadi gerbang kebijakan yang mewujudkan harapan masyarakat Sulawesi Tenggara (Sultra) selama satu dasawarsa kepemimpinan Nur Alam. Program itu merupakan wujud visi-misi Nur Alam yang sebelumnya mengunjungi lebih dari 2.000 desa di Sultra, berinteraksi dengan masyarakat, serta melihat banyak wilayah yang tidak tersentuh pembangunan. Pada Sebagian perjalanan itu, sebagai seorang istri, Tina turut serta.
JERNIH — Bermotivasikan kepedulian untuk membawa kesejahteraan yang merata kepada Sulawesi Tenggara (Sultra) dan warganya, Tina Nur Alam tidak datang tanpa langkah efektif dan terprogram. Meneruskan legacy Nur Alam, yang selama dua periode kepemimpinan terbukti membawa banyak kemajuan, Tina menamai programnya “Bangun Kesejahteraan Masyarakat (Bahteramas) Berlayar Kembali”.
Tanpa didasari niat bernostalgia, menurut Tina, faktanya tak pernah ada pemimpin yang memulai segalanya dari nol. Kalau pun ada klaim, Tina lebih yakin hal tersebut berkaitan dengan ego si pemimpin yang merasa hebat sendiri, sehingga menafikan peran orang lain, terutama pendahulunya. “Jika pepatah Latin bilang nil nuvo sub sole, atau tidak ada yang baru di bawah matahari, artinya memang kemajuan yang kita capai itu datang sebagai hasil kerja bersama dan terus-menerus,”kata Tina, kepada wartawan.
“Pak Nur Alam dalam kepemimpinan beliau telah memberi Sultra modal yang lebih dari cukup. Saya ingin meneruskan kemajuan itu dan menambahnya dengan kebutuhan warga saat ini dan ke depan,”kata Tina. Karena itulah, ia menambahkan istilah “Berlayar Kembali” untuk menegaskan kebaruan dan inovasi berdasarkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat.
Bahteramas pernah menjadi menjadi gerbang kebijakan yang mewujudkan harapan Masyarakat Sultra selama satu dasawarsa kepemimpinan Nur Alam. Di masa Nur Alam, program itu merupakan wujud visi-misi Nur Alam yang sebelumnya mengunjungi lebih dari 2.000 desa di Sultra, berinteraksi dengan masyarakat, serta melihat banyak wilayah yang tidak tersentuh pembangunan. Pada Sebagian perjalanan itu, sebagai seorang istri, Tina turut serta.
Bila program Bahteramas di masa Nur Alam bersendikan pembebasan biaya operasional pendidikan (BOP); pembebasan biaya pengobatan (PBP) serta pemberian block grant Rp 100 juta per desa, keurahan dan kecamatan jauh sebelum adanya dana desa, pada “Bahteramas Berlayar Kembali” hal tersebut tidak dihilangkan. Namun, selain memastikan ketersediaan bangku untuk setiap anak sekolah yang pembiayaannya digratiskan, ketersediaan ranjang untuk setiap orang sakit yang dirawat cuma-cuma, serta menjamin utuhnya dana block grant ke setiap desa sebagai dana ‘gotong royong’ yang dikelola warga bersama-sama, Tina juga menambahkan beberapa hal penting sesuai aspirasi warga. Dua di antaranya adalah mengupayakan agar sumber daya dan kekayaan alam Sultra bisa menyejahterakan wara Sultra, serta menjadikan Sultra sebagai pusat ekonomi maritim di Indonesia Timur.
“Semua rakyat Sultra tahu bahwa semua itu bukan impian kosong. Hanya memang perlu upaya, kesungguhan dan pemikiran bersama untuk mewujudkannya,”kata Tina.
Saat ditanya wartawan tentang pemakaian nama “Bahteramas Berlayar Kembali” untuk program Tina, mantan Gubernur Nur Alam menyatakan dirinya mengapresi-asi hal itu sebagai bentuk penghormatan dan pengakuan yang jujur. Ia juga membenarkan kerendahhatian Tina yang meyakini bahwa seorang pemimpin mustahil berangkat dari “nol” saat membawa daerahnya kepada kondisi yang lebih baik.
“Saya kira benar bahwa Sultra punya modal besar dari para pemimpinnya yang terdahulu, di antaranya program Bahteramas dulu. Kalau Bu Tina menambahkannya, itu justru hal yang sangat benar karena tak mungkin kondisi Sultra dan masyarakatnya stagnan, bukan? Yang dilakukan Ibu Tina dengan menambahkan beberapa inovasi menjadi Bahteramas Berlayar Kembali, dalam kebiasaan orang Jepang disebut Kaizen, atau inovasi berkelanjutan. Itu yang kini diadopsi ilmu manajemen di dunia,”kata Nur Alam.