Veritas

Beragam Peringatan Tahun Baru, dari Babylonia Sampai India

Semenjak  manusia mulai menghitung hari dan menemukan kalender maka perputaran  waktu yang dianggap selesai satu tahun dan kembali dihitung dari awal hari mulai diperingati sebagai tradisi tahun baru. Perhitungan waktu atau kalender tertua saat ini berdasarkan temuan arkeologi di halaman kastil Crathes Caste, Aberdeenshire, Skotlandia. Fitur kalender lunar tersebut berupa 12 lubang sebagai peniruan fase bulan yang berhubungan erat dengan tradisi berburu dan meramu 10.000 tahun lalu. Kalender tersebut lebih tua dari yang ditemukan di Mesopotamia 5000 tahun yang lalu.

Pengetahuan tentang pergerakan bulan dan matahari sebagai penanda musim dalam kalender juga sangat berpengaruh terhadap pola tanam tumbuhan. Maka keberhasilan panen menciptakan kemakmuran yang harus di peringati. Di Mesopotamia kuno dalam peradaban Babylonian dikenal tradisi Aiktu, yaitu  perayaan Tahun Baru  berdasarkan purnama pertama sesudah matahari melintasi katulistiwa di musim semi. Perayaan tersebut menandai akhir dari siklus penaburan gandum di musim gugur dan pemotongan gandum di musim semi selama 11 hari.  Dalam agama Babel, Aktu juga didedikasikan untuk kemenangan Dewa Marduk (bermakna sapi matahari) atas Tiamat.

Tradisi kuno Mesopotamia juga berkembang di Asia tengah seperti Iran, Turki Pakistan, Azerbaijain, Afganistan, India dan Kurdi yang merayakan tahun baru Nowruz, yang dianggap perayaan tahun baru tertua yang berasal dari tradisi Sumeria 3000 tahun lalu. Nowruz berasal dari Bahasa Avesta yang bermakna hari baru atau cahaya siang hari, yang diperingati awal musim semi yaitu tanggal 20 atau 21 Maret. Nowruz  kemudian telah diadaftasi dalam agama dan tradisi di masing-masing tempat.

Perayaan  Norwuz di negara-negara Islam Asia Tengah kental dengan spirit silaturahmi sebagai perekat budayadan agama. Di Iran, misalnya makanan yang disajikan dalam Nowruz diletakan di atas taplak Haft Sin. Makanan tersebut berjumlah tujuh jenis yang merupakan simbol hasil  pertanian yang diawali dengan huruf Sin; Sir (bawang putih), Sabzeh (kecambah), Senjed (Seladren), Samanu (dodol), Somaq (rempah) dan Serkeh (cuka)

Peradaban Sungai Nil mewariskan budaya Mesir Kuno. Siklus banjir tahunan di Sungai Nil dijadikan patokan untuk menentukan tahun baru yang dipadukan dengan munculnya bintang Sirius di malam hari setelah absen selama 70 hari. Munculnya Sirius pada pertengahan Juli biasanya terjadi sebelum banjir tahunan sungai Nil. Untuk menyambut Sirius diselenggarakan festival bernama Wepet Renpet yang berarti pembukaan tahun. Perayaan tersebut dimeriahkan dengan mabuk-mabukan, seks dan pesta pora. Hal tersebut didasari mitos bahwa ketika dewi perang akan membunuh umat manusia, ia ditipu oleh Dewa Ra sampai si dewi itu mabuk-mabukan tak sadarkan diri.

Tahun Baru Hogmanay diperingati di Skotlandia pada bulan Januari berdasarkan Klender Gregorian. Tahun baru tersebut dirayakan  dalam bentuk saling mengunjungi tetangga dan berbagi hadiah. Tahun baru Hogomay dipengaruhi oleh kalender bangsa Norse yang digabungkan dalam perayaan Gaelic Samhain dan dirayakan selama 4 hari. Dimasa lampau Hogomay kemungkinan dipengaruhi tradisi bangsa Viking.

Bangsa Viking memiliki tradisi Yule yang merupakan pringatan saat peralihan musim dingin ke musim kemarau pada 12 Januari. Tradisi Yule dilakukan untuk mendapat keberuntungan di tahun baru, menghormati orang mati dan merayakan  matahari yang muncul di musim kemarau sekaligus menghormati Thor (dewa pelindung dari kegelapan).Perayaan Yule dilakukan selam 3 hari 3 malam. Bangsa Viking akan membuat pohon cemara yang dihiasi dengan pernak pernik sebagai cara mereka meminta perlindungan kepada para dewa sambil  minum alkohol dan bernyanyi.

Di Cina, Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan tahun baru tertua di dunia. Penentuannya diambil berdasarkan penanggalan pada masa kekuasaan Kaisar Huang Ti (Kaisar Kuning) yang memerintah tahun 2697 hingga 2597 SM. Perayaan Imlek kental dengan tradisi kuno pemujaan terhadap leluhur yang mewarnai setiap tata cara ritualnya.

Selain itu Imlek didominasi oleh warna-warna merah yang berlatar belakang mitologi adanya raksasa bernama Nian yang suka memakan ternak, hasil panen bahkan manusia.  Nian kemudian ketakutan setelah muncul Lao Tzu, pendiri Taoisme berpakaian merah.  Tahun Baru imlek menggunakan kalender lunar jatuh, di awal musim semi antara 21 Januari- 21 Februari.

Tahun Baru Korea bernama Seollal yang juga ditentukan berdasarkan kalender lunar. Waktunya bersamaan dengan Imlek. Tradisi masyarakat Korea saat Seollal diwarnai dengan saling kunjung dan menikmati makanan seol-eumsik dan seol-sul yang disajikan pada hari tahun baru. Tahun Baru Tết Nguyên Đándi Vietnam juga memiliki kesamaan waktu dengan Imlek dan Seollal.

Tahun Baru Losar merupakan tahun baru bagi warga Tibet yang diselenggarakan berdasarkan kalender Lunisolar, yaitu kalender dengan sistim lunar namun memasukan bukan-bilan kabisat. Selain di Tibet, Losar juga diselenggarakan di Bhutan, Nepal, India dan Pakistan yang waktunya disesuaikan dengan tradisi setempat. Losar berakar dari agama Bon dan telah ada sebelum kedatangan agama Buddha di Tibet. Perayaan Losar berkaitan dengan persembahan terhadap naga, roh air, dan roh-roh lokal lainnya yang mewakili elemen : bumi, api, air, udara dan ruang.

Tahun baru dalam tradisi Kashmir disebut Gudi Padwa, yang merupakan hari pertama dalam tahun Hindu yang dirayakan para brahmana pada bulan Maret. Gudi Padwa juga menandai Tahun Baru Sindhi dan Thememi pada tanggal 20 Maret yang diisi dengan ritual permohonan kepada Ra-Hoor- Kuit atau Heru-ra-ha yang memiliki koteks dengan horus dan dewa mesir kuno. Lain lagi dengan orang Hindu Baloch di Pakistan, tahun baru mereka disebut Bege Roh yang jatuh di bulan April berdasarkan hitungan kalender Saadar yang mereka gunakan.

Pergantian tahun di India dikenal dengan nama tahun baru Saka. Tahun saka dikenal juga di Indonesia dan digunakan pada masa sejarah klasik. Tahun Saka mengacu kepada kalender Saliwahana yang berawal pada tahun 78 Masehi. Penamaan Saka dilatarbelakang oleh peristiwa dikalahkannya Kaum Saka oleh Raja Saliwahana yang berkuasa di Pratishthana. Menurut kalender Saka, 22 Maret menandai tahun baru, dengan dimulainya bulan Chaitra, yang biasanya memiliki 30 hari. (Pd)

Back to top button