Veritas

Israel Mencegat, Mengambil Alih dan Menangkap Aktivis di Armada Global Sumud Flotilla

Pasukan angkatan laut Israel menaiki kapal sekitar 130 km dari pantai Gaza, memutus komunikasi dan mengganggu sinyal saat armada tersebut mendekati daerah kantong yang diblokade. Secara total, sedikitnya 13 kapal yang menjadi bagian armada tersebut telah dicegat di laut.

JERNIH – Pasukan Israel telah menaiki dan mengambil alih kendali beberapa kapal yang menjadi bagian dari Armada Global Sumud Flotilla yang berupaya menerobos blokade negara zionis itu terhadap Gaza. Armada yang berasal dari berbagai negara itu telah menarik perhatian global sebagai salah satu misi bantuan angkatan laut terbesar ke daerah kantong Palestina tersebut.

Armada tersebut beranggotakan lebih dari 40 kapal sipil dan sekitar 500 aktivis, dicegat oleh pasukan Israel pada Rabu (1/10/2025) malam. Para aktivis yang berada di dalam kapal-kapal itu ditahan dan dibawa ke Israel.

Israel sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan melakukan apa pun untuk menghentikan armada kapal yang menuju Gaza, dengan mengklaim bahwa para relawan tersebut mencoba “melanggar blokade laut yang sah” – sebuah klaim yang bertentangan dengan hukum internasional .

Israel telah memblokade Gaza dalam berbagai tingkatan sejak Hamas menguasai Jalur Gaza pada 2007. Penduduk Gaza sebagian besar terjebak di wilayah tersebut sejak saat itu, dengan pengontrolan ketat masuknya makanan, barang, dan bantuan oleh Israel.

Menurut laporan penyelenggara armada, pasukan angkatan laut Israel menaiki kapal sekitar 70 mil laut (130 km) dari pantai Gaza, memutus komunikasi dan mengganggu sinyal saat armada tersebut mendekati daerah kantong yang diblokade. Secara total, sedikitnya 13 kapal yang menjadi bagian armada tersebut telah dicegat di laut.

Saif Abukeshek, juru bicara Global Sumud Flotilla, mengatakan lebih dari 201 orang dari 37 negara berada di atas kapal-kapal tersebut. Ini termasuk 30 peserta dari Spanyol, 22 dari Italia, 21 dari Turki, dan 12 dari Malaysia, di antara negara-negara lainnya. “Kami memiliki sekitar 30 kapal yang masih berjuang menjauh dari kapal-kapal militer pasukan pendudukan yang berusaha mencapai pantai Gaza. Itu tekad mereka,” tambahnya, mengutip Al Jazeera.

Sekarang, jaraknya 85 km (46 mil laut) dari pantai Gaza. Perjalanan armada itu melintasi Mediterania telah menarik perhatian internasional. Penangkapan para aktivis di kapal tersebut memicu protes di beberapa kota termasuk Roma, Buenos Aires, dan Istanbul.

Sebelumnya pada hari itu, para aktivis menggambarkan pertemuan samar-samar dengan perahu tak berlampu dan pesawat tak berawak yang membuntuti konvoi, meningkatkan ketegangan di atas kapal.

“Pada hari Rabu … sekitar pukul 8:30 malam [17:30 GMT], sejumlah kapal Armada Sumud Global – terutama Alma, Surius, Adara – dicegat dan dinaiki secara ilegal oleh Pasukan Pendudukan Israel di perairan internasional,” demikian pernyataan armada tersebut.

“Sebelum menaiki kapal secara ilegal, tampaknya kapal angkatan laut Israel sengaja merusak komunikasi kapal, dalam upaya memblokir sinyal marabahaya dan menghentikan siaran langsung penyerbuan kapal ilegal mereka.”

Meskipun hanya membawa bantuan kemanusiaan dalam jumlah simbolis, armada itu terus maju dengan misinya untuk membangun koridor laut menuju Gaza, tempat warganya menghadapi krisis kemanusiaan akut akibat perang Israel selama hampir dua tahun.

Kementerian Luar Negeri Israel merilis video yang memperlihatkan seorang wanita berseragam militer berbicara melalui telepon, memperkenalkan dirinya sebagai perwakilan angkatan laut Israel. Dalam panggilan teleponnya, ia memperingatkan armada tersebut bahwa mereka mendekati wilayah terlarang yang diblokade dan menjelaskan bahwa bantuan apa pun untuk Gaza harus dikirim “melalui jalur yang telah ditetapkan”.

Duta Besar Israel untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa, Danny Danon, juga mengatakan bahwa para aktivis di atas armada bantuan Gaza akan dideportasi setelah hari raya Yahudi Yom Kippur berakhir pada hari Kamis. “Laporan menunjukkan akan ada lebih banyak intersepsi,” kata Nida Ibrahim dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Doha.

“Tentara Israel telah menaiki kapal dan menahan banyak aktivis di dalamnya. Mereka yang ditahan biasanya akan menjalani proses hukum, tetapi Israel saat ini sedang berada di bawah penutupan hampir total karena hari raya Yom Kippur,” tambahnya. Artinya, pengadilan dan penjara tidak berfungsi, sehingga menciptakan ketidakpastian bagi para aktivis jika mereka ditahan.

Sebuah video yang diterbitkan Kementerian Luar Negeri Israel menunjukkan Greta Thunberg, juru kampanye iklim Swedia, duduk di dek dengan tentara di sekelilingnya. “Beberapa kapal armada Hamas-Sumud telah dihentikan dengan selamat dan penumpangnya telah dipindahkan ke pelabuhan Israel,” kata kementerian di X. “Greta dan teman-temannya dalam keadaan selamat dan sehat.”

Sejak 2009, Israel secara resmi memberlakukan blokade laut yang menurutnya diperlukan untuk mencegah penyelundupan senjata. Otoritas Israel juga menuduh beberapa penyelenggara armada kapal terkait dengan Hamas, sebuah klaim yang dibantah keras oleh para aktivis karena dianggap tidak berdasar. Israel belum memberikan bukti apa pun untuk mendukung klaimnya.

Menarik Perhatian Internasional

Armada Global Sumud berlayar pada akhir Agustus 2025, berangkat dari pelabuhan di Spanyol dan Italia sebelum berhenti di Yunani dan Tunisia dalam perjalanannya melintasi Mediterania. Misi ini dimulai dengan lebih dari 50 kapal yang mewakili setidaknya 44 negara, membawa ratusan relawan, aktivis, dan anggota parlemen internasional. Di antara mereka terdapat 24 warga Amerika, termasuk beberapa veteran militer, menurut penyelenggara.

Di dalam kapal tersebut terdapat muatan kemanusiaan yang simbolis namun signifikan, termasuk makanan, pasokan medis, dan kebutuhan pokok lainnya bagi penduduk Gaza. Para aktivis melaporkan beberapa bentrokan di laut, termasuk dugaan serangan pesawat tak berawak di dekat Malta dan Kreta, yang mengakibatkan beberapa kapal rusak dan terpaksa mundur. Saat armada mendekati Mediterania timur, 44 kapal masih berada dalam konvoi.

Perhatian internasional semakin meningkat seiring armada tersebut terus bergerak maju. Spanyol dan Italia mengerahkan kapal-kapal angkatan laut untuk memantau perkembangannya dan menawarkan bantuan jika diperlukan, sementara pemerintah di seluruh Eropa dan sekitarnya mendesak semua pihak untuk menahan diri.

Beberapa misi armada berlayar telah dilakukan untuk menantang blokade laut Israel. Salah satu misi tersebut pada bulan Juni melibatkan kapal Madleen, yang berangkat dari Catania, Sisilia, membawa makanan, pasokan medis, susu formula bayi, dan barang-barang penting lainnya. Kapal tersebut juga membawa para aktivis, termasuk Greta Thunberg.

Pada dini hari tanggal 9 Juni, pasukan angkatan laut Israel mencegat dan menaiki kapal Madleen di perairan internasional, menggunakan semprotan iritan kimia, lalu menyita kapal tersebut, menahan 12 orang di dalamnya. Para aktivis tersebut dideportasi setelah diproses di Israel.

Back to top button