Jalil Muntaqin dan Omong Kosong Keadilan Bagi Kulit Hitam
- Jalil Muntaqin, pembunuh dua polisi New York tahun 1971, beberapa kali diusulkan untuk bebas bersyarat tapi ditolak.
- Kini, Jalil Muntaqin mengidap Covid-19 dan AS kebingungan.
- Jika Muntaqin mati di penjara, dia akan jadi martir, dan memicu kerusuhan rasial lebih lama dan memakan korban.
- Mungkinkan pengadilan menghukum Derek Chauvin, pembunuh George Floyd, sama dengan Muntaqin. Omong kosong.
New York — Orang AS, terutama publik New York, mungkin telah lupa dengan nama Black Panther.
Jason O’Toole, kolumnis di banyak koran Inggris dan AS, mencoba mengingatkan dengan menurunkan tulisan soal Black Panther, dan kemungkinan terjadinya keadilan bagi kulit hitam di AS.
Black Panther yang dimaksud O’Toole adalah Jalil Muntaqin, satu dari sedikit tahanan dengan masa hukuman terlama di penjara AS. Publik kulit putih AS mengenalnya sebagai pembunuh dua polisi AS tahun 1971.
Muntaqin telah menghabiskan hampir 50 tahun masa tahanan, dan Mahkamah Agung mengajukan pembebasan Muntaqin dengan alasan pandemi Covid-19. Jaksa Agung New York Letita James menolak membebaskan Muntaqin.
Pekan ini, Muntaqin divonis mengidap virus korona dan berada dalam perawatan. Pemerintah federal AS kini kelabakan.
Jika Muntaqin, ikon Black Panther sepanjang masa, meninggal di penjara akibat Covid-19, kerusuhan rasial di AS dipastikan akan berjalan lama dan memakan korban lebih banyak.
Muntaqin dan Black Panther
Lahir dengan nama Anthony Bottom, Jalil Muntaqim menjadi anggota Black Panther Party (BPP) setelah pembunuhan Martin Luther King Jr. Saat itu Muntaqim berusia 18 tahun.
Ia percaya perjuangan perlawanan bersenjata sangat penting untuk memerangi rasisme di AS. Keyakinan itu pararel dengan perjuangan faksi bawah tanah Black Liberation Army (BLA). Jadilah Muntaqin anggot BPP dan BLA.
Agustus 1971, Muntaqin ditangkap bersama Albert ‘Nuh’ Washington dengan tuduhan membunuh dua polisi New York.
Semula, Muntaqin dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dengan kemungkinan bebas lebih awal. Artinya, Muntaqin akan keluar penjara setelah 25 tahun menjalani masa hukuman.
Namun, pengadilan terus-menerus menolak sidang pembebasan bersyarat, dan keluarga dua polisi kulit putih seakan tak menghendaki Muntaqin menghirup udara bebas. Akibatnya, Muntaqin dipenjara lebih lama dari tahanan di Gulag.
Bandingkan dengan Charles Manson, kulit putih pendiri Keluarga Manson — sebuah sekte pembunuh yang menggemparkan AS tahun 1960-an. Sidang pembebasan bersyarakat kasus pertama Manson terjadi hanya tujuh tahun setelah kriminal kharismatik itu menjalani hukuman penjara.
Saat menjabat walikota New York, Michael Bloomberg juga menolak pembebasan Muntaqin. Alasannya, pembebasan Muntaqin sangat menyakitkan bagi keluarga polisi yang dibunuhnya.
Muntaqin kini menjalani perawatan akibat Covid-19. New York dipastikan akan mengutuk diri jika Muntaqin mati akibat Covid-19 saat di penjara, dan penduduk kulit hitam menjadikannya martir.
Derek Chauvin dan Muntaqin
Pertanyaannya, apakah Derek Muntaqin — di pembunuh George Floyd dan menimbulkan aksi masa di sekujur AS — akan mendapat perlakuan sama dengan Muntaqin?
Orang kulit hitam pasti akan menjawab; “Tidak mungkin.”
Artinya, ada keraguan di kalangan penduduk kulit hitam AS bahwa keluarga George Floyd akan mendapatkan keadilan. Jika keluarga polisi korban Muntaqin tidak pernah mau memaaafkan sang pembunuh, keluarga George Floyd juga tidak punya alasan untuk memaafkan Chauvin.
Yang lebih aneh dalam kasus Muntaqin adalah penolakan Jaksa Agung New York Letita James. Mengapa Letita James, perempuan kulit hitam, menolak usulan MA. Di sisi lain dia membebaskan banyak krimina dengan alasan pandemi.
Analisis paling rasional adalah Letita James tidak ingin dianggap mengambil keputusan atas dasar sentimen ras. Namun, orang kulit putih melulu mengedepankan sentimen ras ketika memvonis kulit hitam dan mengampuni kulit putih.
Kini, Letita James diminta memimpin penyelidikan atas kekerasan oleh anggota kepolisian New York dalam protes di Brooklyn. Muncul pertanyaan, berapa banyak lagi Muntaqin baru bermunculan.
Muntaqim kini berusia 68 tahun. Ia relatif tidak berbahaya dibanding penjahat lain yang dibebaskan dengan alasan Covid-19.
AS sedang menggali kubur untuk banyak orang yang tewas akibat kerusuhan rasial.