Kiev, Moskwa, dan Alasan Historis Putin Menginvasi Ukraina
Sejak dulu kala, orang-orang yang tinggal di barat daya dari apa yang secara historis adalah tanah Rusia, menyebut diri mereka orang Rusia dan Kristen Ortodoks. Ini adalah kasus sebelum abad ke-17, ketika sebagian dari wilayah ini bergabung kembali dengan negara Rusia, dan setelahnya.
Vladimir Putin/Presiden Federasi Rusia
JERNIH — Komentar di atas, yang dipublikasikan situs SputnikNews, mungkin lebih dari cukup untuk memahami apa yang terjadi dengan Rusia dan Ukraina saat ini.
Tak lama setelah komentar di atas mengemuka, Kedutaan Besar AS di Ukraina – yang saat ini berlokasi di Lvov — mentweet meme tentang usia ibu kota Kiev dibanding Moskwa.
Kiev, ibu kota Ukraina, pernah mendapat julukan Ibu Kota Rus. Kata ‘Rus’ yang dimaksud di sini adalah Bangsa Rus, atau Rusia. Julukan ‘ibu kota Rus’ berkaitan dengan peran kuno kota ini sebagai tempat lahir peradaban Ukraina, Rusia, dan Belarusia.
Namun, Kiev seolah terlupa ketika Moskwa mendapat julukan Roma Ketiga. Meski demikian Kiev dan Moskwa adalah bagian dari satu sejarah yang membanggakan.
Lembah Dnieper, Fakta, dan Fiksi
Lembah Dnieper, dengan Kiev di dalamnya, adalah tempat lahir banyak identitas budaya rusia, termasuk fondasi Gereja Ortodoks Rusia dan bahasa Slavia Timur Lama — nenek moyang Bahasa Ukraina, Rusia, Belarusia, dan Rusyn.
Namun, ada beberapa fakta dan fiksi dalam upaya membalikan urutan dan klain bahwa budaya Ukraina lebih tua dari budaya Rusia.
Kiev, dan banyak negara kecil lain yang terdiri dari suku Slavia, menjadi terkenal di bawah kekuasaan Pangeran Rurikid — panglima perang Norse atau Varangian dari orang yang disebut Rus.
Rurik dari Ladoga adalah yang pertama, yang pada tahun 860 Masehi diundang untuk memerintah Novgorod sebagai pangeran, bersama saudar-saudaranya; Sineus, Beloozero (Belozersk) dan Truvor dari Izborsk.
Ketika Rurik meninggal, Pangeran Oleg — wali untuk putranya yang masih kecil, Igor — memimpin ekspedisi militer ke Dnieper dan pada taun 882 menaklukan Kiev. Oleg memproklamirkan Kiev sebagai Ibu dari Kota-kota Rus, dan menjadikannya sebagi ibu kota baru.
Dari Kiev, Oleg bergerak dan mengepung Konstantinopel — ibu kota Kekaisaran Bizantium. Oleg gagal merebut kota metropolis ini. Sebagai gantinya, Oleg mengirim misionaris Kristen Ortodoks, dengan harapan mampu mengkonversi kekaisaran Roma Binzantium dari Kristen Romawi ke Kristen Ortodoks.
Kristen Ortodoks berkembang di Kiev setelah Volodymyr Agung tahun 998 bertobat memilih satu dari tiga agama; Ortodoks, Yahudi, dan Muslim, sebagai agama nasional. Ia mengundang ulama ketiga agama untuk berceramah tentang agama masing-masing. Volodymyr akhirnya memilih Kristen Ortodoks.
Volodymy membangun Gereja Perawan Tertidur pada tahun 996, dan Katedral Sophia tahun 1011. Namun teks sejarah lain mengatakan Yaroslav Si Bijak lebih dulu membangun gereja untuk memperingati kemenangan atas Pechenegs, Turki nomaden dari stepa Pontic — kini selatan dan timur Ukraina.
Vsevolod I, cucu Yaroslav, mendirikan Biara Vydubychi tahun 1070. Sviatopolk II, penerus Vsevolod Im membangun Biara Kubah Emas St Michael tahun 1108, dekat Katedral Sophia. Di era Soviet, katedral itu dihancurkan, tapi dibangun kembali tahun 1991 setelah Uni Soviet bubar.
Tahun 1237 Bangsa Mongol menginvasi Eropa Timur. Kiev terkepung 1240, membakar sebagian besar kota, membantai, dan memperpudak hampir semua penduuk. Dari Kiev, Mongol menaklukan hampir semua bagian Rus kecuali Novgorod.
Pos Kecil Bernama Moskwa
Nama Moskwa kali pertama disebut sekitar tahun 1147. Ketika Mongol menyerang 90 tahun kemudian, Moskwa masih merupakan pos perdagangan kecil yang diperintah Vladiir Suzdal.
Menggunakan kedekatannya dengan Mongolian Golden Horde, Pangeran Novgorod Alexander Nevsky merebut Moskwa. Nevsky juga memenangkan penunjukan sebagai Pangeran Agung Valdimir, dan berkuasa di Kiev.
Daniel, putra Alexander, mewarisi Moskwa. Ia menikmati stabilitas politik yang unik ketika kerajaan Rus lainnya runtuh. Ia menjadi kaya raya ketika memenangkan konsesi penting dari Golden Horde untuk menjadi pemungut pajak di kerajaan Rus lainnya.
Pada 1480, Moskwa mengumpulkan semua kerajaan Rus dan menjadi cukup kuat untuk menghadapi tentara Mongolia. Moskwa menang. Selanjutnya, Moskwa menyatukan tanah Rus, menjadi kerajaan baru, lebih besar , dan kuat.
Pemersatu itu adalah Ivan III. Ia menjadi orang pertama yang menyebut dirinya Tsar, setelah ia menikahi Sophia Palaiologina — putri Kaisar Bizantium terakhir, yang kekaisarannya dihancurkan Sultan Mehmet II dari Ottoman.
Pada 1492, Zosimus — patriark metropolitan Rusia — mendeklarasikan Ivan IIII sebagai Tsar Konstantiunus dari kora baru Konstantin, yaitu Moskwa.