Sudah Tiga Hari Tanpa Tahu
Produsen tahu dan tempe benar-benar membuktikan ancamannya akan mogok produksi jika harga kedelai masih juga tinggi.
JERNIH-Ini hari ketiga tidak ada tahu di pasaran. Abang-abang tukang sayur bilang jika hari Kamis baru ada tahu. Mudah-mudahan janji abang sayur beneran.
Nampaknya produsen tahu dan tempe benar-benar membuktikan ancamannya akan mogok produksi kalua harga kedelai masih juga tinggi.
Tahu sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia. Setiap hari orang bersentukan dengan makanan tahu, baik mereka yang masuk dalam kategori menengah keatas hingga kelompok menengah kebawah semua mengkonsumsi tahu dalam ragam masakan.
Penampilan tahu juga beragam, ada yang dibuat kotak besar-besar sepuluh senti-an warna putih yang biasa disebut tahu Cina, ada yang dinamai tahu sutra karena teksturnya yang lembut. Kemudian ada tahu putih bentuknya kotak-kotak kecil ukuran lima senti. Abang-abang tukang sayur biasa menjual lima ribu satu kantung plastik. Tahu putih biasanya untuk disayur tapi juga untuk campuran masakan lain seperti misalnya gado-gado atau ketoprak.
Ada juga tahu warna coklat bentuk kotak, yakni tahu putih yang digoreng hingga berwarna coklat. Biasanya dimakan sebagai camilan, kadang dimakan dengan lontong. Kemudian ada juga tahu coklat bentuk segitiga yang biasa disebut tahu kulit.
Sekarang malah ada yang jualan tahu berbentuk bulat dijual digorengan di atas gerobag jalan. Pedagangnya teriak-teriak pakai pengeras suara memikat calon pembeli, “tahu bulat digoreng dadakan, lima ribuan”.
Di supermarket ada tahu dengan harga dan kualitas berbeda. Namanya tofu alias tahu Jepang. Jangan ditanya harganya, karena lima kali lebih mahal dari tahu lokal.
Tahu banyak diolah dengan kreasi sesuai darah masing-masing. Di Cirebon ada tahu gejrot yang pesednya luar biasa. Di JSemarang kita bisa menemukan tahu petis yakni tahu yang setelah digoreng tengahnya diberi petis. Makannya pakai cabe rawit.
Kemudain ada juga tahu isi, yakni tahu yang tengahnya diberi sayur-sayuran kemudian dimasukkan tepung cair sebelum digoreng. Ada lagi tahu bakso yakni tahu yang tengahnya diberi remukan bakso.
Semua jenis tahu itu bahan dasarnya sama yakni kedelai namun cara pengolahannya berbeda-beda sehingga menghasilkan tahu dengan bentuk, warna, rasa dan harga berbeda. Pembeli tinggal pilih sesuai isi kantong dan selera.
Tahu bahkan sudah menjadi ikon kota Sumedang. Ketika orang menyebut tahu maka yang terbersit adalah Sumedang sebab kota ini penghasil tahu yang dijadikan oleh-oleh dan juga dijual hingga keluar wilayah Sumedang.
Sekarang di Jawa Barat bukan hanya tahu Sumedang yang terkenal. Ada tahu Bandung, ada tahu Yun Yi, ada lagi tahu Sukahati di daerah Bogor.
Tahu juga bisa diolah menjadi makanan lain. Semakin kreatif, semakin beragam bentuk dan rasanya. Ada perkedel tahu, lumpia tahu, dll.
Tahu sendiri mulai dibuat sekitar tahun 164 Sebelum Masehi oleh seorang pangeran bernama Liu An. Ia adalah seorang pangeran dari kota Huainan selama Dinasti Han. Huainan sendiri adalah daerah penghasil kacang kedelai dengan jumlah melimpah.
Diperkirakan, tahu masuk ke Indonesia bersamaan dengan datangnya tentara Kubilai Khan ke Kediri pada tahun 1292.
Semoga tahu segera hadir di pasaran. Sudah kangen juga dengar suara anag-abang penjaja tahu bulat yang rajin menyambangi kampung-kampung. (tvl)