Lando Norris Juara GP F1 2025 Terpaut 2 Poin dengan Verstappen

GP F1 2025 melahirkan juara dunia baru. Kisah persaingan Norris dengan Verstappen bisa jadi tema paling panas sepanjang musim. Faktor apa yang membuat Norris juara?
JERNIH – Lando Norris (26 tahun), pembalap Inggris ke-11 yang meraih gelar Juara Dunia Formula 1, akhirnya menutup perjalanan panjangnya dengan mahkota impian pada musim 2025.
Kemenangan dramatis di seri pamungkas Abu Dhabi memastikan dominasi Max Verstappen terhenti, menandai era baru bagi McLaren dan bagi Norris sendiri. Meskipun berasal dari keluarga yang cukup berada, perjalanan Lando di F1 tidak instan. Ia menunjukkan bakat luar biasa sejak usia muda, memenangkan kejuaraan karting dan Formula 3 Eropa. Namun, ketika memulai karir F1 bersama McLaren pada 2019, ia harus berjuang untuk mengimbangi rekan setimnya saat itu, Carlos Sainz.

Tantangan mental terbesarnya datang bahkan di awal musim 2025 yang menjanjikan, di mana ia sempat mengalami periode yang ia sebut sebagai masa sulit. Norris secara terbuka mengakui bahwa perhatian berlebihan terhadap persepsi publik dan kritik memengaruhi penampilannya di awal musim.
VS Verstappen
“Di awal tahun, saya pikir saya terlalu peduli, dan mungkin itu memengaruhi saya dengan cara yang kurang baik,” ujar Norris. Ia menambahkan bahwa ia harus belajar untuk lebih jujur pada diri sendiri dan memiliki kepercayaan diri. Masa-masa sulit ini justru menjadi fondasi mentalnya, memaksanya mengasah fokus yang kemudian terbayar lunas di paruh kedua musim.
Musim 2025 kemudian dikenang sebagai salah satu pertarungan gelar terketat dalam sejarah F1, didominasi oleh pertempuran segitiga antara Norris, rekan setimnya Oscar Piastri, dan pemenang empat kali beruntun, Max Verstappen.
Di pertengahan musim, Red Bull dan Verstappen sempat tertinggal hingga lebih dari 100 poin, dan banyak yang menganggap perebutan gelar sudah berakhir. Namun, Verstappen melakukan comeback yang luar biasa, memenangkan sebagian besar balapan paruh kedua musim, menunjukkan kecepatan dan ketahanan yang menjadi ciri khasnya.

Pertarungan mencapai puncaknya di Abu Dhabi. Norris tiba dengan keunggulan 12 poin dan hanya perlu finis di posisi ketiga atau lebih baik untuk mengamankan gelar.
Tensi memuncak saat Verstappen memenangkan Grand Prix Abu Dhabi. Namun, finis di posisi ketiga bagi Norris sudah cukup untuk merebut gelar dengan selisih yang sangat tipis.
Di klasemen akhir, Lando Norris unggul dengan 423 poin, hanya 2 poin di atas Max Verstappen yang mengumpulkan 421 poin, dengan rekan setimnya, Oscar Piastri, mengekor di posisi ketiga dengan 410 poin.
Kemenangan ini merupakan hasil dari pengembangan mobil McLaren yang superior di paruh musim, dan yang paling penting, ketahanan mental Norris yang membantunya menjaga konsistensi dan gaya balap yang bersih di bawah tekanan luar biasa.
Lahir Kaya
Lando Norris lahir pada 13 November 1999 di Bristol, Inggris. Ayahnya, Adam Norris, adalah seorang pengusaha properti yang kaya raya, yang memastikan Lando memiliki dukungan finansial yang kuat untuk maju dalam karir balap.
Di luar trek, Norris dikenal memiliki kepribadian yang ceria dan humoris, sering terlihat bermain game simulasi balap (sim racing) dan berinteraksi dengan penggemar melalui streaming. Ia juga terbuka tentang perjuangan kesehatan mental di masa lalu, yang menjadikannya figur yang mudah didekati dan inspiratif bagi banyak penggemar muda.

Pada tahun 2025, hubungan pribadinya dengan model dan aktris Portugis Margarida “Magui” Corceiro menarik perhatian media, dengan Corceiro sering hadir di paddock untuk mendukungnya.
Keberhasilan Lando Norris meraih mahkota juara dunia didukung oleh perpaduan faktor teknis dan mental yang krusial. Secara teknis, peran pengembangan mobil McLaren yang Superior tidak bisa dikesampingkan.
Perbaikan besar yang dibawa oleh tim Woking, terutama setelah paruh pertama musim—seperti upgrade suspensi depan yang terbukti efektif di Grand Prix Austria—berhasil mengubah mobil oranye tersebut menjadi penantang konsisten yang kompetitif di hampir setiap jenis sirkuit, memungkinkan Norris untuk bertarung di barisan depan secara reguler.
Dukungan McLaren
Namun, yang membedakan Norris di musim 2025 adalah ketahanan mentalnya yang luar biasa. Ia menunjukkan kemampuan untuk menahan tekanan masif dari comeback spektakuler Max Verstappen, bahkan setelah melalui insiden yang memukul mental dan kesalahan strategi tim di balapan penentu seperti di Qatar, hingga insiden diskualifikasi di Las Vegas.
Di samping itu, konsistensi dan gaya balap “bersih” menjadi ciri khas kemenangannya. Norris secara eksplisit menolak terlibat dalam manuver agresif yang dipertanyakan dan lebih memilih fokus pada balapan yang cerdas dan bersih. Hal ini ditekankannya setelah memastikan gelar juara, “Itulah salah satu hal yang membuat saya paling bangga.” ujar Norris.

“Saya merasa seperti baru saja berhasil memenangkannya dengan cara yang saya inginkan, yaitu tidak dengan menjadi orang yang bukan diri saya. Tidak mencoba menjadi se-agresif Max atau se-memaksa juara lain di masa lalu. Saya senang. Saya baru saja memenangkannya dengan cara saya—dengan menjadi pembalap yang adil, dengan mencoba menjadi pembalap yang jujur,” aku Norris.
Kemenangan Norris merupakan momen emosional bagi McLaren, yang telah lama berpuasa gelar sejak Lewis Hamilton pada 2008. “Ini adalah karakteristik tipikal seorang juara. Ia menunjukkan ketahanan yang luar biasa… Lando telah tumbuh menjadi pembalap yang luar biasa, dingin, dan klinis, yang mampu memanfaatkan setiap peluang yang ada,” kata Andrea Stella, Team Principal McLaren.
Kendati Verstappen memenangkan Grand Prix Abu Dhabi, tetapi Norris yang merebut juara dunia. “Saya merasa baik. Saya sudah mempersiapkan diri untuk hasil seperti ini, karena kami membutuhkan sedikit keberuntungan untuk menang. Dari sisi kami, setidaknya kami mengoptimalkan akhir pekan dengan sempurna—kami meraih pole, kami memenangkan balapan dengan cara yang menurut saya dominan. Tentu saja, Anda kalah kejuaraan dengan selisih dua poin menyakitkan, tetapi jika Anda melihat dari mana kami berada, maka saya pikir itu tidak terlalu buruk. Saya sangat bangga dengan seluruh tim,” tutup Verstappen.(*)
BACA JUGA: Strategi Ciamik Antar George Russel Juara F1 Singapura



