Veritas

Logam Ini Diprediksi akan Memicu Perang di Sejumlah Negara

  • Senator Lindsay Graham, dalam wawancara tahun lalu, mengungkap motif AS membantu Ukraina, yaitu menguasai logam tanah jarang.
  • Donald Trump mengincar Greenland untuk mendapatkan logam tanah jarang, dan memblokir Tiongkok.
  • Indonesia tak tercatat sebagai negara dengan kandungan logam tanah jarang mengiurkan.

JERNIH — Donald Trump, presiden terpilih AS, telah memulainya dengan mempertegas keinginan menguasai Greenland. Ia tahu pulau terbesar di dunia ini kaya logam langka, yaitu mineral tanah jarang.

Di masa depan, terhitung sejak Trump dilantik sebagai presiden AS, konflik-konflik di negara yang disebut di bawah ini akan bernuansa perang mineral. Lebih tepatnya, menurut SputnikGlobe, perang memperebutkan logam tanah jarang.

Ukraina

Senator AS Lindsay Graham, dalam wawancara diam-diam tahun lalu, mengatakan Washington tidak mampu membiarkan Rusia memenangkan perang di Ukraina — negara dengan cadangan mineral penting berharga 10 sampai 12 triliun dolar.

Pernyataan ini secara tidak langsung mengungkap motif AS membela Ukraina habis-habisan, mengeluarkan miliaran dolar dalam bentuk bantuan senjata, kepada Kiev dalam perang proksi NATO vs Rusia.

Tanah Ukraina menyimpan litium, perak, emas, uranium, aluminium, tembaga, besi, mangan, titanium, dan hidrokarbon. Ukraina juga memiliki kandungan logam tanah jarang, berilium; niobium, zirkonium, terbesar di Eropa.

Bolivia

Jika ada negara paling banyak kudeta, mungkin hanya Bolivia. Jelang peringatan ulang tahun kemerdekaan ke-200, Bolivia mengalami 190 lebih kudeta. Bahkan, pernah terjadi tiga sampai empat kudeta dalam satu tahun.

Semua itu disebabkan satu hal; Bolivia kaya suber daya alam, mulai dari emas, peram, tungsten, seng, timah, timah hitam, dan nikel.

“Kami akan mengkudeta siapa pun yang kami inginkan. Hadapi saja,” cuit Elon Musk tahun 2020, sebagai tanggapan atas berita AS mengorganisir kudeta yang menggulingkan Presiden Evo Morales.

Musk berkepentingan dengan Bolivia, yang memiliki cadangan 23 juta ton litium. Bolivia juga memiliki skandium dan itrium — dua logam tanah jarang paling dicari untuk keperluan industri militer dan teknologi tinggi.

Venezuela

Sejauh ini AS belum bisa menumbangkan Presiden Nicolas Maduro, meski telah menaikan hadiah kepada siapa pun yang bisa menyingkikan pemimpin berkumis tebal itu.

“Akan sangat berarti bagi AS secara ekonomi jika perusahaan minyak kami dapat berinvestasi dan memproduksi minyak di Venezuela,” kata John Bolton, mantan penasehat Trump tahun 2019, saat Washingon berupaya menggulingkan Maduro.

Bolton tak ada lagi. Tugas menggulingkan Maduro diambil alih Musk. Itu dilakukan dengan mengkampanyekan tuduhan kecurangan yang dilakukan presiden yang baru dilantik.

Venezuela adalah sumber minyak di halaman belakang AS, dengan cadangan 300 miliar barel — terbesar di dunia. Venezuela adalah kekuatan energi dunia, menguasainya akan membuat AS makin kaya dan Venezuela miskin seumur-umur.

Venezuela juga raksasa mineral, dengan cadangan emas, uranium, biji besi, dan — yang paling berharga — coltan atau emas biru. Di era mendiang Hugo Chavez, Venezuela mengekspor coltan ke negara-negara industri elektronik.

AS melabeli Venezuela dan tumpukan sumber daya senilai 14 triliun dolar sebagai ancaman tidak biasa dan luar biasa.

Iran

Selain Venezula, Iran juga masuk klasifikasi ancaman luar biasa dan tak biasa. Iran memiliki kekayaan sumber daya alam bernilai 27 triliun dolar. Tidak heran jika Iran secara rutin menjadi terget pergantian rezim sejak Revolusi Islam Iran 1979.

Sebagian besar cadangan sumber daya alam Iran adalah minyak dan gas. Namun, Iran mnemukan cadangan mineral lain, salah satunya deposit litium 8,5 juta ton.

Tahun 2022, Organisasi Pengembangan dan Renovasi Pertambangan dan Industri Pertambangan Iran melaporkan temuan biji besi, timah, bauksit, dan antimon senilai 28,7 miliar dolar.

Kanada

Trump berulang kali mengatakan Kanada akan menjadi negara bagian AS. Dominic LeBlanc, menteri keuangan Kanada, mengatakan; “Lelucon sudah berakhir.”

LeBlanc tahu Trump sedang menebar kebingungan, menciptakan kekacauan, meski tahu semua itu tak akan pernah terjadi.

Trump berkepentingan menjadikan Kanada bagian dari AS. Sebab, Kanada memiliki sumber daya bernilai 33 triliun dolar AS, mulai dari minyak, gas, uranium, fosfat, kadmium, timbal, titanium, seng, dan berbagai ferroalloy. Beberapa tambang tanah jarang tersebar di True North Strong and Free, yang menambang cerium, neodynmium, dan promethium.

Greenland

Mute Egede, PM Greenland, menjawab tawaran Donald Trump untuk membeli pulau terbesar di dunia dengan penyataan; “Greenland untuk rakyat Greenland. Kami tidak ingin menjadi orang Denmark, kami tidak ingin menjadi orang AS. Kami memiliki keinginan untuk merdeka, keinginan untuk menjadi tuan di atas tanah kami.”

Greenland memiliki kekayaan mineral yang belum sepenuhnya dieksplorasi, mulai dari batu mulia, grafit, uranium, dan — ini yang paling menggiurkan — logam tanah jarang.

Rincinya, Greenland menyimpan 1,5 juta ton yttrium, skandium, neodynmium, dan disprosium. Jika Trump gagal membujuk Greenland agar menjual wilayahnya, perang tertutup — mungkin di ruang rapat — akan berkecamuk antara AS vs Tiongkok. Washington akan memblokir serangkaian investasi Beijing ke sumber daya mineral di Greenland.

DR Kongo

Bangsa-banga Eropa yang menjajah Afrikan mewariskan dua hal kepada setiap tanah yang pernah dieksploitasinya, yaitu ketidak-stabilan dan kekerasan. Sebab, tanah Afrika menyimpan cadangan mineral terbesar di dunia. yang belum dimanfaatkan.

Beberapa tahun terakhir memperlihatkan pusat-pusat kekuatan global bersaing menguasai setiap jengkal tanah Afrika. Tuan kolonial lama mungkin akan hengkang, tapi penjajah baru tidak akan lebih ramah.

Republik Demokrati Kongo, misalnya, memiliki cadangan kobalt enam juta ton, terbesar di dunia. Tidak aneh jika kekuatan-kekuatan asing berkepentingan, dan DR Kongo hampir selalu dilanda kudeta. Terakhir, DR Kongo dilanda tahun 2024, ketika seorang politisi yang didukung AS dan Belgia mendeklarasikan diri sebagai presiden.

Selain kobalt, DR Kongo kaya akan monasit, euksenit, niobium, tantalum, dan zirkonium.

Guinea

Guinea — yang mengalami kudeta 1984, 2008, dan 2021 — adalah produsen bauksit terbesar kedua di dunia. Bauksit digunakan untuk memproduksi logam aluminium. Negara ini juga memiliki biji besi bermutu tinggi, yang belum digali dalam skala industri. Lainnya adalah emas dan berlian.

Zimbabwe

Robert Mugabe bertahun-tahun dicerca Barat, sampai akhirnya terguling tahun 2017. Barat berkepentingan terhadap cadangan litium 11 juta ton, terbesar di Afrika.

Ekonom lokal percaya eksplorasi skala besar akan membuat Zimbabwe sejajar dengan Cina sebagai adikuasa logam tanah jarang. Namun, siapa yang akan mengeksplorasi kekayaan alam ini. Jika negara Barat yang melakukannya, Zimbabwe akan tetap miskin.

Kenya

Mei 2024 lalu, presiden Kenya mendapat sambutan karpet merah ketika berkunjung ke Washington. Maklum, Kenya menyerah pada investasi AS untuk menambang logam tanah jarang.

Kenya adalah raksasa logam tanah jarang, dengan deposit di tambang Mrima Hill bernilai 62,4 miliar dolar AS. Selain tanah jarang, Kenya kaya biji besi, emas, batu kapur, batu permata, dan mangan.

AS menjuluki Kenya sebagai sekutu utama AS non-NATO dan satu-satunya di Afrika Sub-Sahara. Kenya tersanjung. Setidaknya sampai para pemimpinnya sadar bahwa negara itu sedang diperas AS.

Back to top button