
Tiga studi terbaru mengungkap peran penting vitamin D dalam menurunkan risiko kanker, memperlambat penuaan, dan mencegah serangan jantung kedua.
JERNIH – Penelitian terbaru kembali menyoroti potensi besar vitamin D dalam menjaga kesehatan tubuh. Tiga studi terkini menunjukkan bahwa vitamin ini mungkin berperan dalam menurunkan risiko kanker kolorektal, memperlambat penuaan biologis, dan bahkan mengurangi kemungkinan terjadinya serangan jantung kedua.
Vitamin D sendiri adalah hormon penting yang mendukung berbagai fungsi tubuh, termasuk respons imun, kesehatan tulang, dan pengaturan peradangan. Vitamin ini dapat diperoleh dari makanan, suplemen, atau diproduksi langsung oleh tubuh melalui paparan sinar matahari. Meski demikian, kekurangan vitamin D masih menjadi masalah global — sekitar 42% orang dewasa di Amerika Serikat mengalami kekurangan vitamin ini.
Asupan harian yang direkomendasikan untuk kebanyakan orang adalah sekitar 15 mikrogram (mcg), atau 2.000 IU. Namun, konsumsi berlebihan juga bisa berdampak buruk, sehingga kehati-hatian tetap diperlukan.
1. Vitamin D Dapat Menurunkan Risiko Kanker Kolorektal
Tinjauan literatur terbaru yang memuat 50 studi dengan total peserta lebih dari 1 juta orang menemukan bahwa kadar vitamin D yang lebih tinggi berkaitan dengan risiko kanker kolorektal yang lebih rendah. Studi yang diterbitkan di Nutrients pada April 2025 ini juga menunjukkan bahwa pasien kanker kolorektal dengan kadar vitamin D yang baik memiliki peluang hidup lebih tinggi dan angka kematian yang lebih rendah.
Menurut penulis studi, vitamin D membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, menurunkan peradangan, dan berpotensi memiliki efek antikanker langsung. Vitamin D diduga dapat mendukung proses kematian sel terprogram dan menghentikan pertumbuhan sel kanker.
Namun, para peneliti menegaskan bahwa uji klinis besar masih diperlukan untuk memastikan bukti-bukti ini. Variabel seperti indeks massa tubuh, jenis kelamin, status nutrisi, dan faktor genetik dapat memengaruhi hasil penelitian.
Dr. Wael Harb, ahli onkologi yang tidak terlibat dalam studi tersebut, menambahkan bahwa kadar vitamin D yang cukup dapat membantu meningkatkan respons imun pasien kanker kolorektal ketika dipadukan dengan terapi standar.
2. Vitamin D Berpotensi Memperlambat Penuaan Biologis
Telomer, bagian DNA yang melindungi ujung kromosom, akan memendek seiring usia. Pemendekan ini berkaitan erat dengan penuaan dan berbagai penyakit terkait usia.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition pada Juli 2025 menemukan bahwa suplementasi vitamin D dapat memperlambat pemendekan telomer pada sel darah putih. Temuan ini berbasis pada data uji coba VITAL di Amerika Serikat, di mana peserta menerima 2.000 IU vitamin D3 setiap hari selama sekitar lima tahun.
Hasilnya, peserta yang mengonsumsi vitamin D3 mengalami pemendekan telomer yang lebih lambat dibandingkan dengan kelompok plasebo. Efek tersebut diperkirakan setara dengan “pengurangan usia biologis” sekitar tiga tahun.
Efek vitamin D paling terlihat pada peserta non-obesitas, mereka yang tidak menggunakan obat penurun kolesterol, dan peserta dari beragam etnis. Suplementasi omega-3 tidak menunjukkan hasil serupa.
Meski menjanjikan, penelitian ini merupakan analisis lanjutan dari studi yang awalnya tidak dirancang untuk mengukur panjang telomer, sehingga diperlukan studi lebih lanjut.
3. Vitamin D3 Mungkin Mengurangi Risiko Serangan Jantung Kedua
Studi baru dari Intermountain Health, yang dipresentasikan pada American Heart Association Scientific Sessions 2025, menunjukkan bahwa suplementasi vitamin D3 yang ditargetkan dapat mengurangi risiko serangan jantung kedua lebih dari setengahnya.
Dalam uji coba TARGET-D dengan 630 peserta — sebagian besar pria berusia rata-rata 63 tahun — sebanyak 87% peserta mengalami kekurangan vitamin D saat penelitian dimulai. Peneliti kemudian menyesuaikan dosis vitamin D3 setiap peserta untuk menjaga kadar serum pada kisaran 40 ng/ml.
Hasilnya, angka serangan jantung lanjutan hanya 3,8% pada kelompok yang menerima vitamin D3, dibandingkan 7,9% pada kelompok kontrol. Meski kejadian jantung mayor lainnya tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan, temuan ini menandakan potensi besar vitamin D3 sebagai terapi pendukung bagi pasien pasca-serangan jantung.
Namun, para ahli kardiologi menekankan bahwa hingga kini hubungan vitamin D dengan kesehatan jantung lebih bersifat korelasional. Penelitian lebih besar dibutuhkan untuk memastikan efek kausalnya.
Meski Menjanjikan Tapi Perlu Penelitian Lanjutan
Ketiga studi ini menunjukkan bahwa vitamin D mungkin memberikan manfaat lebih luas daripada yang selama ini diketahui — mulai dari perlindungan terhadap kanker hingga potensi memperlambat penuaan dan meminimalkan risiko serangan jantung kedua.
Meski temuan-temuan tersebut sangat menjanjikan, para ahli sepakat bahwa bukti ilmiah yang lebih kuat masih diperlukan. Sementara itu, menjaga kadar vitamin D dalam batas normal tetap menjadi langkah penting untuk kesehatan secara keseluruhan.(*)
BACA JUGA: 15 Obat Herbal Ini Berbahaya bagi Jantung dan Ginjal






