Oikos

Menopause Berpotensi Osteoporosis Hingga Kanker

Jakarta – Menopause dialami setiap perempuan yang memasuki usia tua. Lantas apa yang dimaksud menopause dan bagaimana cara menghadapinya?

Dr. Aruna Muralidhar, konsultan senior dokter kandungan dan kandungan, Fortis La Femme, Richmond Town, Bengaluru, India menyebut menopause adalah fase alami dari kehidupan seorang wanita dan ditandai dengan penghentian total periode menstruasi selama satu tahun penuh.

“Perubahan fisiologis utama adalah bahwa ovarium berhenti memproduksi hormon reproduksi wanita-estrogen. Rata-rata hal ini terjadi sekitar usia 46 tahun,” ujarnya seperti dikutip TimesofIndia, Selasa (26/5/2020).

Tahun-tahun sebelum menopause disebut pra-menopause. Gejala umumnya, wanita mengalami menstruasi yang tidak teratur, gejala vasomotor seperti hot flashes (merasa panas tiba-tiba selama beberapa detik hingga menit terutama di wajah), berkeringat dingin tanpa alasan, gangguan suasana hati termasuk lekas marah, labilitas emosional, marah-marah hingga menangis.

Perubahan lain termasuk gejala urogenital seperti kebocoran saluran kencing, urgensi dan kekeringan, serta iritasi vagina. Gejala berikutnya yang sering terjadi yakni perubahan kulit seperti penipisan, kekeringan, gatal, dan menipisnya rambut.

“Gejala-gejala ini dapat bervariasi dalam presentasi dan tingkat keparahan. Sekitar 80 persen wanita mengalami gejala seperti hot flash, yang merupakan gejala paling umum,” jelasnya.

Menopause juga berdampak kepada kesehatan. Mereka yang sudah memasuki tahap ini akan kekurangan estrogen hingga mengakibatkan keropos tulang yang menyebabkan osteoporosis dan patah tulang. Saat menopause, wanita berisiko terhadap penyakit jantung seperti aterosklerosis, kemudian infark miokard, demensia, gangguan psikologis, kanker tertentu seperti payudara maupun kanker usus besar.

Oleh karena itu Aruna menilai penting bagi manusia dalam usia premenopause menjalani tes dasar tertentu untuk menentukan apakah ada penyakit yang mendasarinya. Gangguan umum yang mungkin sudah ada atau baru timbul adalah anemia, hipokalsemia, defisiensi vitamin D, osteoporosis, diabetes mellitus, hipertensi dan hipotiroidisme, hiperkolesterolemia, depresi serta kecemasan.

“Juga skrining kanker awal adalah penting dan melibatkan tes seperti Pap smear untuk kanker serviks, pemeriksaan payudara klinis dan mamografi dan pemindaian ultrasound pada perut juga panggul,” jelasnya.

Modifikasi gaya hidup membentuk strategi pencegahan mendasar pada usia ini. Latihan moderat yang konsisten seperti latihan menahan beban, latihan kekuatan dan keseimbangan, berjalan teratur atau jogging sangat membantu menjaga kesehatan fisik dan emosional.

Asupan nutrisi juga perlu diperhatikan mendapatkan dengan cukup kalsium, zat besi dan zat gizi mikro lainnya bersama dengan protein berbasis kedelai yang kaya akan fitoestrogen (estrogen berbasis tanaman). “Suplemen kalsium dan suplemen vitamin D mungkin diperlukan untuk mencegah melemahnya tulang,” imbuhnya.

Sekitar seperlima dari wanita menopause mungkin memiliki gejala yang parah. Beberapa di antaranya dibantu dengan obat. Terapi hormon menopause dapat diberikan pada individu yang dipilih setelah evaluasi menyeluruh, dan membantu meringankan gejala secara substansial. Meskipun, tingkat kesuburan turun secara substansial dalam perimenopause, wanita harus menggunakan kontrasepsi yang efektif sampai menopause selesai yaitu, satu tahun telah berlalu sejak periode terakhir.

Tindak lanjut teratur dengan dokter, ginekolog, urolog, psikiater, ortopedi, dokter mata dll sangat penting untuk menjaga kesehatan dalam jangka panjang. Pemeriksaan kesehatan tahunan atau lebih sering akan membantu dalam mengidentifikasi penyakit sebelumnya. Menjadi sehat pada usia empat puluh, kuat pada enam puluh dan mandiri pada delapan puluh harus menjadi moto bagi wanita. [Zin]

Back to top button