Rusia Rilis Video Tersangka Peledakan Kafe Milik Petinggi Grup Wagner
Siapa yang berada di balik pembunuhan Tatarsky—pendukung garis keras Kremlin– tidak jelas, tetapi ini mengingatkan pada pembunuhan Darya Dugina, seorang pendukung vokal perang dan putri seorang ultra-nasionalis Rusia. Dia meninggal dalam serangan bom mobil di dekat Moskow Agustus lalu.
JERNIH–Penyelidik Rusia telah menahan seorang wanita dalam perburuan mereka atas peledakan sebuah kafe di St Petersburg, Ahad (2/4), yang membunuh blogger pro-perang, Vladlen Tatarsky. Dalam video yang dirilis pihak berwenang–kemungkinan besar direkam di bawah tekanan—wanita itu, Darya Trepova, terdengar mengakui dia menyerahkan patung yang kemudian meledak dalam kafe.
Tapi wanita berusia 26 tahun itu tidak mengatakan dia tahu akan ada ledakan, dia juga tidak mengakui peran lebih lanjut. Penyelidik mengatakan mereka memiliki bukti bahwa serangan itu diorganisasi dari Ukraina. Namun, pejabat Kyiv mengatakan itu adalah kasus pertikaian internal Rusia.
Lebih dari 30 orang terluka dalam pengeboman di kota kedua Rusia itu.
Tatarsky (nama asli Maxim Fomin), 40 tahun, menghadiri pertemuan patriotik dengan para pendukungnya di kafe yang kemudian diketahui milik Yevgeny Prigozhin—petinggi Grup Wagner yang menjalankan kelompok tentara bayaran terkenal Rusia, yang ikut serta dalam banyak pertempuran di Ukraina.
Sebuah video yang beredar di media sosial memperlihatkan seorang perempuan muda berjaket cokelat rupanya memasuki kafe dengan membawa kardus. Gambar menunjukkan kotak itu diletakkan di atas meja di kafe sebelum wanita itu duduk. Video lain menunjukkan sebuah patung diserahkan ke Tatarsky.
Dalam kutipan singkat dari interogasinya yang dirilis oleh otoritas Rusia, Darya Trepova muncul di bawah tekanan sambil menghela nafas berulang kali. Ketika interogatornya bertanya apakah dia tahu mengapa dia ditahan, dia menjawab: “Saya akan mengatakan karena berada di lokasi pembunuhan Vladlen Tatarsky … Saya membawa patung yang meledak ke sana.”
Ditanya siapa yang memberikannya, dia menjawab: “Bisakah saya memberi tahu Anda nanti?”
Komite anti-terorisme Rusia menuduh “serangan teror” itu diorganisasi dinas khusus Ukraina “dengan orang-orang yang bekerja sama dengan” pemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny.
Komite investigasi kemudian melangkah lebih jauh, dengan mengatakan memiliki bukti bahwa itu “direncanakan dan diatur dari wilayah Ukraina”. “Mereka bekerja untuk membangun seluruh rantai orang yang terlibat,” tambah Komite itu.
Yayasan Anti-Korupsi Navalny, yang telah merilis serangkaian paparan korupsi yang melibatkan Putin dan kroni-kroninya, mengatakan “sangat nyaman” bagi Kremlin untuk menyalahkan para pengkritiknya ketika Navalny akan segera diadili karena ekstremisme.
Navalny telah dipenjara sejak dia kembali ke Rusia dari Jerman pada Januari 2021. Dia selamat dari serangan agen saraf di Rusia pada Agustus 2020, yang disalahkan pada biro keamanan Rusia, FSB. Kepala Yayasan Ivan Zhdanov mengatakan semuanya menunjuk ke agen FSB sendiri. “Tentu saja kami tidak ada hubungannya dengan ini,” kata Zhdanov. Ia menambahkan, Rusia membutuhkan musuh eksternal dalam bentuk Ukraina dan musuh domestik di tim Navalny.
Trepova ditahan di sebuah flat St Petersburg milik seorang teman suaminya, kata laporan Rusia. Pada hari invasi besar-besaran Rusia tahun lalu, dia dilaporkan ditahan selama beberapa hari karena ikut serta dalam protes anti-perang.
Kafe itu sendiri, Street Food Bar No 1 dekat Sungai Neva, pernah dimiliki Yevgeny Prigozhin, petinggi kelompok tentara bayaran terkenal Rusia, Wagner. Prigozhin mengatakan dia telah menyerahkannya ke Cyber Front Z, sebuah kelompok yang menyebut dirinya “pasukan informasi Rusia”, yang disebutkan menyewa kafe untuk malam itu.
Prigozhin memberikan penghormatan kepada Tatarsky dalam video larut malam yang dia nyatakan direkam dari balai kota di Bakhmut. Dia menunjukkan sebuah bendera yang katanya bertuliskan “untuk mengenang Vladlen Tatarsky”. Pada hari Senin, Tatarsky dianugerahi Order of Courage secara anumerta oleh Presiden Vladimir Putin.
Tatarsky, seorang pendukung vokal perang Rusia di Ukraina, bukanlah pejabat Rusia atau perwira militer. Dia adalah seorang blogger terkenal—di sini dikenal sebagai buzzer– dengan lebih dari setengah juta pengikut dan, seperti Prigozhin, memiliki masa lalu kriminal.
Lahir di wilayah Donetsk di Ukraina timur, dia mengatakan bergabung dengan separatis yang didukung Rusia ketika mereka membebaskannya dari penjara, tempat dia menjalani hukuman penjara karena perampokan bersenjata. Dia adalah bagian dari komunitas blogger militer pro-Kremlin yang telah mengambil peran yang relatif tinggi sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina dimulai pada Februari 2022.
Tatarsky termasuk di antara mereka yang mengkritik otoritas Rusia, mengecam militer dan bahkan Putin atas kemunduran di medan perang. Tidak seperti biasanya, Tatarsky mengangkat senjata dalam operasi tempur dan melaporkan dari garis depan. Dia mengaku telah membantu meluncurkan drone tempur dan membangun benteng.
September lalu, dia memposting video di dalam Kremlin di mana Putin memproklamasikan aneksasi empat wilayah Ukraina yang diduduki. “Kita akan mengalahkan semua orang, kita akan membunuh semua orang, kita akan merampok semua orang seperlunya. Seperti yang kita suka,” kata Tatarsky kepada para pengikutnya.
Blogger militer telah memberikan informasi tentang perang di negara di mana banyak orang menjadi frustrasi karena kurangnya informasi yang akurat dari sumber resmi. Informasi yang diberikan oleh militer Rusia, televisi yang dikontrol Kremlin, dan pejabat negara dikritik karena tidak akurat.
Pekan lalu, beberapa sumber resmi Rusia membagikan video yang diduga menunjukkan pasukan Ukraina melecehkan warga sipil. Analis Barat membuktikan dengan menggunakan informasi sumber terbuka bahwa video tersebut hanya sebuah scenario. Beberapa blogger pro-Kremlin juga mengecam video itu sebagai palsu. Banyak materi blogger yang pro-Rusia juga tidak faktual.
Siapa yang berada di balik pembunuhan Tatarsky tidak jelas, tetapi ini mengingatkan pada pembunuhan Darya Dugina, seorang pendukung vokal perang dan putri seorang ultra-nasionalis Rusia. Dia meninggal dalam serangan bom mobil di dekat Moskow Agustus lalu.
Sementara para pejabat Rusia dengan tegas menyalahkan Ukraina, di Kyiv penasihat presiden Mykhailo Podolyak mengatakan ledakan itu adalah bagian dari “pertarungan politik internal” Rusia. Ia mencuit: “Laba-laba saling memakan dalam toples.”
Ukraina telah membuktikan diri mereka lebih dari mampu melakukan serangan dan ledakan drone jauh di dalam wilayah Rusia dalam beberapa bulan terakhir. Mereka jarang mengakui keterlibatan tetapi sering memberikan petunjuk.
Yevgeny Prigozhin mengatakan dia tidak yakin itu adalah kerjaan pemerintah Ukraina: “Saya pikir ada sekelompok radikal yang beroperasi, yang kemungkinan besar tidak ada hubungannya dengan pemerintah.”
Ledakan itu bisa juga dikaitkan dengan pertikaian politik Rusia. Sekarang ada banyak pria pemarah yang membawa senjata di Rusia. Dengan militer yang kehabisan pasukan, para narapidana telah dibebaskan dari penjara, diberi senjata dan dikirim ke garis depan. Otoritas Rusia juga telah melakukan kampanye perekrutan besar-besaran untuk pejuang sukarelawan dan merekrut sekitar 300.000 orang dalam “mobilisasi parsial”.
Surat kabar Kommersant baru-baru ini melaporkan bahwa jumlah pembunuhan yang dilakukan di Rusia tahun lalu meningkat untuk pertama kalinya dalam 20 tahun. [BBC News]