Satu Ledakan, Diikuti Ledakan Lain yang Jauh Lebih Besar
Ledakan membuat mobil-mobil terbalik dan jalanan dihadang puing-puing, memaksa banyak orang yang terluka berjalan kaki ke rumah sakit. Setidaknya satu rumah sakit kewalahan dan terpaksa mengusir orang-orang yang terluka
Oleh : Ben Hubbard
JERNIH– Dua ledakan mengguncang Beirut, yang kedua dengan kekuatan yang cukup untuk memecahkan jendela dalam radius beberapa kilometer dari pusat ledakan, merusak dan mengguncang bangunan, dan menabrakkan puing-puing di area yang luas, serta mematikan jaringan listrik di kota itu.
Video yang diposting secara daring (online) menunjukkan gelombang kejut meletus dari ledakan kedua, menjatuhkan orang-orang dan membungkus sebagian besar kota dengan awan debu dan asap. Mobil-mobil terbalik dan jalanan dihadang puing-puing, memaksa banyak orang yang terluka berjalan kaki ke rumah sakit.
Api segera berkobar dari puing-puing setelah ledakan, dan awan asap, berwarna merah muda di matahari terbenam, naik ribuan kaki ke langit. Satu ledakan mungkin berasal dari kebakaran di gudang kembang api, kata media pemerintah.
Setidaknya satu ledakan, sekitar pukul 6 malam, berasal dari api di sebuah gudang di pelabuhan Beirut, menurut Kantor Berita Nasional Libanon.
Ada laporan lokal bahwa gudang itu berisi kembang api, dan dalam beberapa video yang diposting secara online, kilatan berwarna dapat terlihat dalam asap gelap yang naik dari api, tepat sebelum ledakan kedua. Tapi masih tidak jelas apakah kembang api sendiri dapat menyebabkan ledakan besar.
Gubernur Beirut, Marwan Abboud, yang berbicara di televisi mengatakan belum dapat memastikan apa yang menyebabkan ledakan itu. Menangis, ia menyebutnya bencana nasional. Sementara Mayor Jenderal Abbas Ibrahim, kepala dinas keamanan umum Lebanon, mengunjungi pusat ledakan itu beberapa setelah insiden. Ia kemudian mengatakan, tidak mungkin untuk meneruskan penyelidikan. “Ada tindakan teroris,” kata dia, sebagaimana Kantor Berita Nasional.
Tidak jelas berapa banyak yang terluka. Jumlah korban ledakan tidak jelas, tetapi video pasca-ledakan yang diposting secara online menunjukkan orang terluka berlumuran darah di tengah debu dan puing-puing, serta di tempat-tempat di mana puing-puing terbang menghantam dinding-dinding rumah dan furnitur.
Palang Merah Lebanon mengatakan, setiap ambulans yang tersedia dari Lebanon Utara, Bekaa dan Lebanon Selatan sedang dikirim ke Beirut untuk membantu pasien.
Perdana Menteri Hassan Diab mengumumkan bahwa hari Rabu akan menjadi hari berkabung nasional, National News Agency melaporkan. Kantor Kepresidenan Lebanon mengatakan di Twitter, bahwa Presiden Michel Aoun telah menginstruksikan militer untuk membantu dalam tanggap darurat yang segera diberlakukan dan mengadakan pertemuan darurat Dewan Pertahanan Tertinggi pada Selasa malam.
Setidaknya satu rumah sakit kewalahan dan terpaksa mengusir orang-orang yang terluka. Di media sosial, orang melaporkan kerusakan rumah dan mobil yang jauh dari pelabuhan. Ledakan itu menghantam pantai, dekat beberapa bangunan penting.
Ledakan tersebut menghantam bagian utara Beirut, kawasan industri, satu mil lebih sedikit dari Istana Grand Serail, tempat perdana menteri Lebanon berkantor. Banyak landmark, termasuk rumah sakit, masjid, gereja, dan universitas terdekat, mengalami kehencuran dalam beragam tingkat.
Bahan peledak (kalau memang itu yang terjadi) meletus di sebelah sebuah gedung tinggi bernama Beirut Port Silos, di dekat sebuah bangunan yang diidentifikasi di peta sebagai gudang. Video hanya memperlihatkan logam bengkok dan bongkahan beton tempat gudang itu berada, beberapa di antaranya dapat diidentifikasi sebagai sisa truk dan kontainer pengiriman.
Ledakan itu segera membangkitkan kenangan perang di kota yang relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir.
Lebih dari sebagian Beirut menderita akibat ledakan, pemboman mobil, penembakan dan serangan udara, selama perang saudara yang berkepanjangan dan pertempuran antara Israel dan kelompok militan Hizbullah. Tetapi jika ledakan terbaru diketahui telah disengaja, mereka jelas menghancurkan ketenangan yang relatif telah berlangsung cukup lama di ibukota Lebanon tersebut.
Kurang dari seminggu lalu, Israel mengatakan telah menggagalkan serangan oleh “pasukan teroris” dari Hizbullah, kelompok Syiah yang merupakan bagian dari pemerintah Lebanon, di daerah perbatasan yang disengketakan. Para pejabat militer Israel mengatakan ada baku tembak di antara kedua pihak. Namun hal itu dibantah Hizbullah.
Para pejabat militer Israel mengatakan, Hizbullah telah menanam banyak roket di Lebanon selatan, yang dapat mengancam Israel utara. Tetapi Dalam beberapa tahun terakhir, Hizbullah telah menahan diri untuk tidak membunuh orang Israel, sementara Israel sebagian besar menghindari pembunuhan pejuang Hizbullah di Suriah, di mana mereka bertempur di pihak pemerintah Suriah. Baik Israel dan Hizbullah telah berusaha untuk menghindari perang yang dapat menghancurkan Lebanon dan Israel.
Seorang juru bicara militer Israel menolak baik untuk mengkonfirmasi atau membantah keterlibatan Israel dalam ledakan yang terjadi. [The New York Times]
Ben Hubbard adalah kepala biro New York Times untuk Beirut. Dia telah menghabiskan lebih dari satu dekade di dunia Arab, termasuk Suriah, Irak, Lebanon, Arab Saudi, Mesir dan Yaman.