Ulama Terkemuka, Syeikh Yusuf al-Qaradhawi Wafat dalam Usia 96 Tahun
Syekh Yusuf Al-Qaradhawi juga dianggap sebagai salah satu pemikir Islam yang mendapat tempat tak hanya di Timur Tengah, melainkan di dunia Islam. Siarannya di televisi Al Jazeera ditonton jutaan orang sampai sekitar 10 tahun lalu. Khotbah Jumat Al-Qaradhawi yang disiarkan televisi menyita begitu banyak perhatian sebelum dilarang tayang di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain. Negara-negara itu melarang organisasi Ikhwanul Muslimin. Namun pada Januari lalu, empat negara tersebut sepakat mengakhiri perselisihan dengan Qatar
JERNIH–Pemimpin spiritual Ikhwanul Muslimin, Syekh Yusuf al-Qaradawi, yang berbasis di Qatar, meninggal pada usia 96 pada Senin (26/9). Berita itu dimuat di dua akun media sosial resmi almarhum, baik di Facebook maupun Twitter resmi.
“Imam Yusuf Al Qaradhawi, semoga Allah merahmatinya, yang memberikan nyawanya menjelaskan syariat Islam dan membela ummatnya, meninggal siang tadi,” ujar pernyataan tersebut. “Tanggal serta tempat pemakamannya akan diumumkan kemudian,”tulis sebuah pernyataan, menutup berita tersebut.
Selain itu, putra almarhum, Abdul Rahman Yusuf al-Qaradhawi, membenarkan kabar tersebut di akun Twitter-nya. Al-Qaradawi, ulama kelahiran Mesir, telah tinggal di pengasingan di Qatar sejak 2013, diberikan kewarganegaraan Qatar. Beliau diadili dan dijatuhi hukuman mati secara in absentia di Mesir pada tahun 2015.
Beliau juga merupakan ketua Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional sejak didirikan pada tahun 2004 dan menjabat posisi ini selama 14 tahun.
Syaikh Al-Qaradhawi lahir di Mesir pada 9 September 1926, merupakan cendekiawan Muslim terkemuka. Buku-bukunya, terutama yang berkaitan dengan permintaan umat untuk fatwa-fatwanya, terkenal ke seluruh dunia. Di Indonesia, kumpulan fatwa tersebut dikumpulkan dalam “Fatwa-fatwa Kontemporer”, diterbitkan antara lain oleh Penerbit Gema Insani Pers.
Sebelumnya, pada 2021 lalu, Syekh Al-Qaradhawi dilaporkan terpapar COVID-19. Dalam cuitan yang juga dilaporkan Reuters, Ahad, 18 April 2021, cendekiawan Mesir yang kukuh membenarkan Ihwanul Muslimun dan kini memegang paspor Qatar itu menjalani perawatan medis dan kondisinya membaik.
Syekh Al-Qaradhawi bersama beberapa anggota Ikhwanul Muslimin lainnya dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan Mesir dalam persidangan in absentia pada 2015 atas tuduhan pembobolan penjara pada 2011. Dia membantah terlibat dan menolak putusan pengadilan tersebut.
Kepindahannya ke Qatar serta kritikan terhadap Presiden Mesir Abdel Fatah Al Sisi berbuntut pada keretakan hubungan Qatar dengan negara-negara Arab. Kondisi itu memicu pemboikotan terhadap Qatar pada 2017, di samping tuduhan lainnya.
Syekh Yusuf Al-Qaradhawi juga dianggap sebagai salah satu pemikir Islam yang mendapat tempat tak hanya di Timur Tengah, melainkan di dunia Islam. Siarannya di televisi Al Jazeera ditonton jutaan orang sampai sekitar 10 tahun lalu. Khotbah Jumat Al-Qaradhawi yang disiarkan televisi menyita begitu banyak perhatian sebelum dilarang tayang di Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Mesir, dan Bahrain. Negara-negara itu melarang organisasi Ikhwanul Muslimin. Namun pada Januari lalu, empat negara tersebut sepakat mengakhiri perselisihan dengan Qatar melalui kesepakatan yang didukung Amerika Serikat. [dsy/Al-Arabiya/Reuters]