Moron

Lupa Sterilisasi Botol Penyemprot Air Garam, 46 Jemaat Gereja Terinfeksi Covid-19

JAKARTA-Sejak merebaknya penularan virus covid-19, berbagai cara dilakukan orang melindungi diri untuk mencegah agar tidak terpapar virus itu. Cara yang dipilih pun kadang tidak masuk akal.

Hal tersebut sebagaimana dilakukan juga oleh sebuah gereja di Korea Selatan yang melakukan ritual menyemprotkan air garam pada mulut jemaatnya. Penyemprotan air garam yang sudah diberi doa itu diyakini dapat mencegah mereka terkena virus covid-19.

Namun entah karena alasan apa, pihak panitia acara tidak melakukan disinfektan terhadap botol yang digunakan untuk menyemprot sebelum mereka melakukan penyemprotan terhadap jemaah gereja tersebut.

Baca juga: Bank Sentral Korea Karantina Uang Kertas Untuk Tangkal Covid-19

Akibatnya ada 46 orang dari komunitas gereja itu yang dilaporkan telah terinfeksi pada Senin (16/3/2020)

Dari rekaman kamera cctv milik gereja terlihat petinggi di Gereja Komunitas River of Grace di Provinsi Gyeonggi, Selatan Seoul, menyemprotkan cairan dari botol ke dalam mulut jemaat secara bergantian.

“Sudah dipastikan bahwa mereka meletakkan semprotan di dalam mulut seorang jemaat yang kemudian dikonfirmasi sebagai pasien, sebelum melakukan hal yang sama pada jemaat lain, tanpa mendisinfeksi botol,” kata Lee Hee-young, petugas yang bertanggung jawab pada kasus virus corona baru di Provinsi Gyeonggi.

Baca juga: Seorang Wanita Sterilkan Uangnya di Microwave Untuk Bunuh Virus Covid-19

Menurut South China Morning Post, pada acara itu, telah datang 100 orang yang merupakan pengikut gereja tersebut. Mereka datang pada tanggal 1 Maret dan 8 Maret. Adapun mereka yang terinfeksi virus covid-19 ada 46 orang jamaat gereja termasuk pendeta dan istrinya.

“Mereka melakukannya karena kepercayaan yang salah bahwa air garam membunuh virus,” kata Lee, ia juga menambahkan, ”Ini membuatnya tak terhindarkan bagi virus untuk menyebar”.

Otorita kesehatan setempat segera memeriksa semua orang yang hadir pada pertemuan tersebut. Sementara gereja pun ditutup.

Baca juga: Untuk Perangi Covid-19 Sejumlah Negara Batasi Gunakan Uang Tunai

Pihak berwenang nampaknya kesulitan dalam menertibkan gereja-gereja yang mengadakan pertemuan dengan pengikutnya secara besar-besaran. Mereka sudah diminta untuk melakukan pemeriksaan suhu pada jemaat yang hadir, kemudian dihimbau untuk mengenakan masker dan juga serta duduk tidak berdekatan.

Namun sayang mereka gagal membuat gereja-gereja mematuhi anjuran pemerintah. Hal mana terlihat dari munculnya kasus-kasus infeksi baru yang berasal dari komunitas-komunitas semacam itu.

Menurut Lee saat ini ada 25 kasus dari dua gereja lain di provinsi yang sama.

“Kami kembali menyerukan pertisipasi proaktif gereja-gereja dalam mencegah penyebaran virus lebih lanjut, termasuk perubahan cara ibadah mereka,”.

(tvl)

Back to top button