Moron

Menunggu Kontroversi ‘Muslim’ Pertama Peraih Nobel Fisika

Netflix baru saja meluncurkan Salam, The First Nobel ****** Laureate, film dokumenter tentang Abdus Salam — orang Pakistan pertama yang memenangkan Nobel Fisika. Ada yang berusaha dihindari Netflix dalam memberi judul film ini, yaitu kata Muslim.

Ada yang salah dengan kata Muslim, apakah Abdus Salam memang bukan Muslim?

Mohammad Abdus Salam dikenal dunia ketika tahun 1979 menerima Nobel Fisika, bersama Sheldon Glashow dan Steven Weinberg atas kotribusinya dalam electroweak unification theory, yang menjadi dasar penemuan Higgs boson — populer dengan sebutan partikel Tuhan. Ia membantu Pakistan mengembangkan nuklir, dan menginspirasi generasi muda negaranya dalam riset fisika teori.

Namun 40 tahun sejak Salam menerima Nobel Fisika, Pakistan melupakannya. Di makamnya, kata Muslim — tertera dalam kalimat Muslim Pertama Peraih Nobel Fisika — dicoret. Seluruh warga Pakistan tidak mengakuinya sebagai Muslim.

Zakir Thaver, salah satu produser The First Nobel ****** Laureate, mengatakan Abdul Salam adalah Muslim. “Ia mengenakan sorban saat menerima Nobel Fisika dari Raja Swedia,” kata Thaver. “Saat berpidato di perjamuan Nobel, Salam beberapa kali mengutip ayat Alquran.”

Dalam film berdurasi dua jam itu Salam memperlihatkan dedikasi total sebagai Muslim. Ia mendengarkan Alquran saat bekerja di kantornya di London. Ia tidak melihat agama sebagai penghalang keinginannya mempelajari ilmu pengetahuan.

Kepada rekan-rekan di Cambridge, tempat ia memperdalam pengetahuan fisika dan berinteraksi dengan banyak ilmuwan, Salam selalu mengatakan gagasannya datang dari Allah. “Dia berjuang mewujudkan teori terpadu, yang akan menjelaskan semua fisika partikel, yang sejalan dengan kepercayaannya,” kata Thaver.

Jenius Sejak Lahir

Salam lahir di Jhang, bagian wilayah jajahan Inggris, tahun 1926. Ayahnya perdaya Salam adalah anugerah Allah bagi keluarganya. Anugerah itu disampaikan Allah dalam satu kesempatan shalat Jumat.

Saat tumbuh dewasa, Salam dibebaskan dari semua kewajiban apa pun. Ia dilarang memerah susu dan membersihkan toilet. Hari-hari masa kecil sampai remaja hanya diisi dengan belajar matematika.

Salam menjadi sangat trampil di bidang matematika. Ia melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi di Lahore, tempat ia kali pertama terbengong-bengong saat melihat lampu listrik.

Di Lahore, Salam menonjol dalam dua hal; matematika dan fisika, yang membuatnya berbeda dari semua rekannya. Ia meraih beasiswa untuk belajar di Cambridge Uniersity, dan menjadi satu dari sangat sedikit wajah Asia Selatan di St John College.

Salam adalah bocah jenius yang dimanja sejak lahir. Jika ada yang membuatnya menderita, mungkin hanya agama. Ia pengikut Ahmadiyah, sebuah gerakan keagamaan yang muncul di Punjab tahun 1889.

Muslim Ahmadiyah percaya Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah nabi. Dalam kepercayaan Islam, lebih tepatnya dogma, Muhammad adalah rasul dan nabi terakhir. Tidak ada nabi dan rasul setelah Muhammad.

Tahun 1953, komunitas Ahmadiyah menghadapi ancaman serius. Serangkaian kerusuhan terjadi di Lahore. Muslim Pakistan mendesak pengikuti Ahmadiyah menanggalkan kata Muslim dan Islam di depan kata Ahmadiyah. Lebih jelasnya, tidak boleh ada sebutan Muslim Ahmadiyah atau Islam Ahmadiyah.

Tahun 1974, Pakistan mengesahkan undang-undang yang menyebut Ahmadiyah sebagai non-Muslim. Masjid-masjid Ahmadiyah harus menanggalkan kata Islam dan Muslim, atau menghadapi ancaman penghancuran.

Orang Ahmadiyah tidak boleh menyebut Assalamualaikum. Jika melanggar akan menghadapi hukuman tiga tahun penjara.

Setelah kerusuhan 1953, Salam meninggalkan Pakistan. Ia kembali ke Cambridge selama beberapa tahun, lalu pindah ke Imperial College, London. Di Imperial College, Salam terlibat dalam pendirian departemen fisika teori.

Ia mencintai Pakistan. Ini diperlihatkan ketika tahun 1961 mendirikan Program Luar Angkasa Pakistan, dan membantu PM Zulfikar Ali Bhuto membangun senjata nuklir. Namun ketika Ali Bhuto meloloskan UU yang menyatakan Ahmadiyah bukan Muslim, Salam keluar dari program nuklir Pakistan dan menjadi penentang kebijakan senjata pemusnah massal.

Saat masih berkutat dengan gagasan partikel elementer, Inggris dan Italia menawarkan kewarga-negaraan. Ia menolak. Di dalam negeri ia dipersekusi habis-habisan, tapi tetap menyebut diri Pakistani.

Dalam situasi serba tertekan, Salam menyelesaikan Teori Elektroweak yang terkenal — sebuah model standar yang menggambarkan blok bangunan super kecil dan paling mendasar, yang membentuk semua materi. Bangunan itu disebut partikel elementer, sebuah partikel yang berinteraksi melalui tiga kekuatan; elektromagnetisme, interaksi lemah dan interaksi kuat.

Mohammad Abdus Salam adalah fenomena dalam sejarah ilmu pengetahuan. Ia muncul ketika dunia mengenal banyak nama dalam bidang fisika teori. Kita harus mengenang, menghormati, dan memberi apresiasi, apa pun latar belakang agamannya.

Back to top button