Kota Tegal Lockdown Mulai 30 Maret
TEGAL-Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono memutuskan melakukan karantina local (lockdown) kota tegal sebagai upaya memutus rantai penyebaran Covid-19 yang kini mulai menyebar ke berbagai kota termasuk di kota Tegal.
Pemerintah Kota Tegal akan melakukan lockdown mulai tanggal 30 Maret 2020, setelah diperoleh kabar adanya seorang warga kota Tegal yang terpapar Covid-19.
Dalam karantina kotanya, Dedy menutup seluruh akses jalan yang dapat menjadi jalan masuk ke kotanya. Sebanyak 49 titik akses jalan protokol dalam kota dan jalan-jalan penghubung antar kampung ditutup dengan menggunakan beton.
Baca juga: Masyarakat Belum Patuh Maklumat Kapolri, 1.371 Kerumuman Massa Dibubarkan
“Kalau MBC beton ini panjangnya 1 meter, kita membutuhkan emisi ini butuh 500 meter buat menutup Kota Tegal,” kata Dedy ketika melakukan wawancara dengan media televisi, hari Kamis (26/3/2020) malam.
Dijalan tempat digelar blockade, anak buah Dedy memasang beton jenis movable concrete barrier (MBC) sehingga kendaraan besar terutama roda empat akan terhalang dan tidak bisa lewat.
Penutupan jalan bukan hanya dilakukan diruas-ruas jalan didalam kota yang menghubungkan kampung dalam kota Tegal , namun blockade juga digelar di ruas penghubung antarkampung yang berbatasan dengan kabupaten/kota lain.
Baca juga: Kapolri Terbitkan Maklumat Dan Larang Kegiatan Libatkan Massa
Dengan pemasangan beton penghalang tersebut, kata Dedy, seluruh akses warga keluar masuk, baik dari maupun menuju kota Tegal akan tertutup.
Dedy juga memastikan bahwa blockade jalan hanya dilakukan khusus akses jalan yang menjadi tanggungjawabnya, penutupan jalan itu tidak meliputi akses jalan provinsi dan jalan nasional.
Baca juga: Mahfud Minta Aparat Tindak Tegas Warga Yang Keluyuran
“Hanya orang Kota Tegal gak bisa keluar dari luar gak bisa masuk Kota Tegal,” kata Dedy.
Warga dari luar kota Tegal yang akan masuk ke Tegal harus mendapat ijin Gugus Tugas Pengendalian Covid-19 Kota Tegal yang hanya akan memberi ijin jika mereka mempunyai kepentingan mendesak.
Sehari sebelumnya Dedy menjelaskan bahwa keputusan lockdown merupakan hal yang dilematis yang harus diambil. Ia juga menyadari kebijakan yang diambil tidak populis.
Baca juga: Ini Lima Propinsi Yang Disebut Wilayah Transmisi Lokal Covid-19
“Ini diharapkan masyarakat memahami, saya pribadi dilematis, bahkan kalau saya harus bisa memilih, lebih baik saya dibenci, daripada maut menjemput mereka,” ujarnya.
Hingga hari ini di Kota Tegal terdapat satu pasien positif Covid-19, kemudian 14 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
(tvl)