India dan Malaysia Lockdown, Dunia Kekurangan Kondom
Kuala Lumpur — Karex Bhd, produsen kondom terbesar di dunia, tidak lagi berproduksi sejak Malaysia mengunci seluruh negara dan menghentikan seluruh industri. Akibatnya, terjadi kelangkaan kondom global.
Goh Miah Kit, kepala eksekutif Karex Bhd, menyampaikan situasi ini dan meminta ijin ke pemerintah Malaysia untuk berproduksi lagi. Pemerintah Malaysia mengijinkan.
South China Morning Post (SCMP) memberitakan terjadi kekurangan 100 juta kondom di pasar internasional, yang biasa dipastok Karex Bhd dengan berbagai merk. Salah satunya Durex.
Karex memasok komdom ke NHS, lembaga kesehatan Inggris, serta memenuhi kebutuhan program Dana Populasi PBB.
Dalam keadadan normal, Karex Bhd memproduksi satu dari lima kondom di pasar internasional. Setelah sepekan lockdown, perusahaan tidak lagi memasok pasar.
Kini, Karex Bhd mendapat ijin berproduksi tapi tidak bisa menggunakan seluruh tenaga kerja. Pemerintah hanya mengijinkan produksi penuh pada industri kritis.
“Butuh waktu untuk mulai berproduksi, dan kami akan berjuang memenuhi permintaan dengan setengah kapasitas produksi,” kata Miah Kiat.
Ia juga mengatakan akan melihat lagi kekurangan kodom secara global. “Kekhawatiran saya adalah kakurangan terjadi pada banyak program kemanusiaan di Afrika,” katanya. “Kekurangan itu bisa berlangsung berbulan-bulan.”
Selain Malaysia, Cina juga penghasil kondom utama ke pasar dunia. Cina relatif telah pulih dari wabah. Malaysia sedang mengunci diri.
Namun pabrik-pabrik Cina di Thailand dan India. Saat ini, India lockdown dan Thailand menutup semua pabrik, sebagai upaya mencegah penyebaran virus.
Juru biara pemilik merk Durex mengatakan perusahaan tidak mengalami kekurangan pasokan. Namun, katanya, konsumen tidak mengakses toko. Konsumes hanya bisa mengakses toko online Durex.
Miah Kiat mengatakan permintaan kondom global masih sangat kuat. “Karena saat ini orang mungkin tidak berencana punya anak,” ujarnya.