Solilokui

Ramadan, Bulan Kedarmawanan

Memberi makan kepada yang membutuhkan (ith’amuth tha’am), termasuk salah satu dari kunci surga Firdaus. Dua lagi adalah “afsus salam” (menebar salam) dan “wasilul arham” (mempererat silaturahim).

Oleh   : H.Usep Romli HM

Salah satu nama bulan Ramadan adalah “Syarul Jud”. Bulan memberi pertolongan. Bulan kedermawanan. Pada khutbah menyambut Ramadan, Nabi Muhammad Saw menyatakan, barang siapa memberi makanan atau minuman kepada orang berbuka puasa, mendapat ganjaran setara ganjaran puasa orang yang diberi makan minum itu.

Usep Romli HM

Atas pertanyaan para sahabat, berapa ukuran makanan minuman yang diberikan itu sehingga mendapat ganjaran sedemikian besar,Nabi Saw menjawab: “Walaupun hanya sebutir kurma, seteguk air, atau sehirup susu.”

Kesempatan bagi kaum Muslimin beriman yang menjalankan ibadah puasa Ramadan, untuk meraih ganjaran sebanyak-banyaknya, melalui pertolongan dan kemurahan kepada sesama. Peluang ke arah itu terbuka lebar. Asal berniat dengan ihlas dan melaksanakannya dengan istiqomah (ajeg, konsisten) dan tawadlu (rendah hati). Jauh dari sikap ria (ingin mendapat pujian).

Memberi makan kepada yang membutuhkan (ith’amuth tha’am), termasuk salah satu dari kunci surga Firdaus. Dua lagi adalah “afsus salam” (menebar salam) dan “wasilul arham” (mempererat silaturahim).

Para ahli hadis memaknai “afsus salam”, selain mengucapkan salam keselamatan kepada setiap orang pada setiap kesempatan, juga menjaga solidaritas dan kebersamaan dalam kehidupan keseharian. Mulai dari tingkat tetangga, masyarakat luas, hingga bangsa dan negara. Membentuk suatu lingkungan “marhamah” (sayang-menyayangi), sebagai fondasi untuk memiliki “baldatun thayyibatun wa Rabbun Ghafur” (negara indah permai subur makmur, penuh ampunan Allah) – Q.s.Saba : 15.

Mempererat silaturahim, antara lain menjaga kesatuan dan persatuan, walau memiliki perbedaan pandangan hidup dan ideologi. Sedangkan memberi makan fakir miskin, berkaitan dengan pelaksanaan salat setiap Muslim. Dalam Q.s.al Mudatstsir, ayat 42-47,diungkapkan, orang-orang yang masuk Neraka Saqar, karena tidak pernah salat dan tidak pernah memberi makan fakir miskin. Sedangkan dalam Q.s.al Ma’un, disebutkan, para pendusta agama  adalah yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orangt miskin. Sehingga salat mereka membawa kecelakaan masuk neraka Wail. Selain karena salatnya lalai, serta riya, juga jika  menolong orang memberikan barang-barang rongsokan atau bekas yang tak berguna.

Alhasil, antara kemurahan dan kedermawanan, dengan  salat, terdapat rangkaian erat yang tak terpisahkan satu sama lain.

Bulan Ramadan yang penuh berkah dan lipatganda ganjaran, diharapkan dapat menumbuhkan jiwa pemurah. Mengikis habis kekikiran dan keserakahan. Sehingga, setiap langkah ibadah, mendapat nilai yang dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. [  ]                 

Back to top button