Kemenangan itu disambut histeria bangsa Yahudi karena di Yerusalem bagian timur terdapat semua situs peninggalan agama Yahudi yang tercantum dalam kitab Perjanjian Lama.
Oleh : Usep Romlli H.M.
Gunung Zion terletak di kota Yerusalem bagian timur. Sedikit di luar benteng kota tua (Old Yerusalem). Secara “de jure”, kawasan ini berada di wilayah Palestina. Tapi secara “de facto” dikuasai Israel. Memang sejak lama, Palestina dan Israel terus bertikai memperebutkan kota kuno bersejarah itu, yang terkenal sebagai “city of the three religion”. Kota tiga agama : Yahudi, Kristen. Islam.
Malah Gunung Zion menjadi pemicu dan penumbuh semangat bangsa Yahudi untuk kembali dari pengembaraan selama dua ribu tahun. Mereka cerai-berai (diaspora) di seluruh permukaan bumi, setelah diusir oleh Gubernur Rumawi Titus, tahun 70 Masehi.
Pada tahun 1892, Theodore Herzl mendirikan gerakan “Zionisme” di kota Basel, Swiss. Gerakan itu berkembang pesat. Hingga akhirnya mewujudkan negara Israel, 4 Mei 1948 di Palestina, yang mengakibatkan kisruh berkepanjangan dan meluas di seluruh Timur Tengah hingga hari ini.
Terlepas dari soal politik, kenegaraan, dan ideologi, berikut segala dampak negatifnya, Yerusalem merupakan tempat yang penuh daya tarik untuk dikunjungi. Baik dengan alasan keagamaan, maupun wisata biasa, banyak hal yang unik dan khas di kota yang diklaim sebagai ibukota Israel dan Palestina itu.
Termasuk Gunung Zion, yang dijadikan lambang serta tujuan “Zionisme”. Kawasan sekitar Gunung Zion, dimulai dari Gerbang Jaffa di tembok kota tua, adalah “Menara Daud”, yang menandai museum sejarah Yerusalem. Kemudian “Ramparts Walk”, tempat mulai perjalanan agak menanjak. Dari sini, nampak pemukiman Armenia (Armenian Quarter) dengan bangunan gereja dan seminari menjulang tinggi. Tampak pula Hotel Raja Daud yang megah. Sebuah hotel tua paling termashur di Yerusalem, dan selalu padat penghuni para wisatawan mancanegara.
Perjalanan juga dapat dimulai dari Gerbang Zion, masih di tembok kota tua. Di sini terdapat monumen “perang kemerdekaan” 1948, ketika pasukan Israel bertarung melawan pasukan Liga Arab. Brigade Harel Palmah berhasil menduduki Gunung Zion, 18 Mei 1948 . Tapi empat hari kemudian, terpaksa mundur akibat serangan gencar pasukan Liga Arab yang dimotori Jordania di bawah pimpinan Jendral Glub Pasha.
Kemenangan Israel di Gunung Zion, baru terlaksana 29 tahun kemudian, pada “Perang Enam Hari”, Juni 1967. Bahkan bukan hanya Gunung Zion, tapi seluruh wilayah Yerusalem. Menyempurnakan hasil perang tahun 1948 yang baru mampu merebut Yerusalem bagian barat. Kemenangan yang disambut histeria bangsa Yahudi karena di Yerusalem bagian timur terdapat semua situs peninggalan agama Yahudi yang tercantum dalam kitab Perjanjian Lama.
Di Gunun Zion terdapat bangunan-bangunan kuno yang mengabadikan kisah-kisah keagamaan Yahudi, Kristen dan Islam . Antara lain, ruangan tempat Jesus Isa al Masih menyelenggarakan santap terakhir (the last supper). Ruangan itu pernah digunakan sebagai gereja pada waktu Perang Salib (950-1200), dan dijadikan masjid setelah Dinasti Utsmani (1200-1924) menguasai Jerusalem.
Terdapat pula makam Nabi Daud. Oleh umat Islam, makam tersebut ditempatkan dalam mihrab masjid yang dinamakan “Masjid Daud”. Namun setelah Israel mengusai lokasi itu, tahun 1967 masjid dibongkar. Tinggal mihrab tempat makam Nabi Daud saja yang tersisa. Areal makam Nabi Daud selalu sesak padat pada hari Sabtu (Sabhat) dan hari raya “Shavout” yang dipercaya umat Yahudi sebagai hari wafat Nabi Daud.
Memerlukan waktu sekitar tiga jam untuk mengitari Gunung Zion. Termasuk melihat-lihat situs bersejarah yang terdapat di situ. Dari bangku-bangku yang banyak terdapat di berbagai sudut dan lahan Gunung Zion, dapat terbaca nama-nama penyumbangnya. Kebanyakan berasal dari warga Yahudi Amerika Serikat. Sebagian tulisan yang mencantumkan nama penyumbang, juga menunjukkan harapan dan keinginan untuk segera datang berkunjung ke Gunung Zion, setelah mengirimkan dana untuk pembuatan bangku tersebut. [ ]