DesportareUncategorized
Trending

Robert Lewandowski, si Raja Gol Benua Eropa

MUNCHEN – Pelatih Dusseldorf Uwe Rosler lesu, ia tak mau melihat ke lapangan. Pelatih baru tim papan bawah tersebut membalikkan badannya. Tangannya menopang ke atap ruang pemain.

Pupus impian pelatih botak itu. “Kami ingin membuat Bayern frustasi dengan permainan kami,” ujar Rosler. Tetapi begitu tendangan Lewandowski menyarang ke gawang Dusseldorf, hampa sudah semangat sang pelatih.

“Sepakbola yang mereka mainkan sangat fantastis,” akunya.

Gol yang dicetak player nomor 9 itu adalah yang ketiga bersarang di jala Duselldorf. Masih ada dua gol lagi di babak kedua.

Namun, proses terjadinya gol ini salah satu yang terbaik. Melalui taktik apik dan tentu saja kerjasama luar biasa.

Mulanya dari Alaba di sekitar garis tengah. Ia sodorkan bola ke Kimmich. Kimmich menggocek sampai mendekati gawang lawan. Ruang tendang sempit, sehingga ia oper bola ke Muller. Muller si jagoan assist juga dihadang beberapa pemain Dusseldorf.

Beberapa meter di dekat Muller Lewandowski maju. Lawan mulai kocar-kacir, Pertahanan yang tadinya ketat mendadak koyak.

Maka, Lewandowski buru-buru memerintah kaki kanannya segera tendang bola. Maka 30 Mei 2020 itu, nama Lewandowski kembali tercatat sebagai pencetak gol.

Proses terjadinya gol itu sendiri hanya berkisar enam detik, terhitung sejak Alaba membagi bola.

Total jendral pria Polandia ini sudah merobek gawang lawan sebanyak 30 gol. Sebuah rekor pencetakan gol terbanyak Bundesliga 2019/2020. Dengan demikian ada kenaikan signifikan ketimbang musim lalu.

Sebagai striker, Lewandowski sudah sangat matang. Ia tahu benar posisinya sangat membutuhkan kekuatan mental di antara garangnya para pemain belakang lawan yang kerap tidak kompromi dan melakukan segala cara. “Sebagai seorang striker, Anda bermain melawan pemain belakang besar. Mereka mencoba untuk membawamu. Saya mencoba bermain di belakang mereka, dan saya butuh kekuatan,” ujarnya suatu kali.

Tak pelak lelaki 31 tahun ini terbilang paling produktif di antara sesama striker di beberapa liga Eropa elit lainnya. Sebut saja di Liga Prancis, Kylian Mbappe baru mengemas 18 gol.

Lalu Jamie Vardy pengguna seragam Leicester City di Liga Premier Inggris masih 19 gol. Itu pun dibuntuti Pierre-Emmerick Aubameyang (Arsenal) dengan 18 gol.

Sedangkan Timo Werner, striker Leipzig yang membayangi Lewandowski masih terpaut lima gol. Jadi masih susah mengejar.

Di Spanyol, Lionel Messi kalah produktif pula. Sampai terakhir liga ini digelar sebelum break masih 19 gol, ia kemas.

Bagaimana dengan si mahal Cristiano Ronaldo di Seri A liga Italia?

Hmm…. Sebelum Covid-19, CR7 baru bukukan 21 gol. Itupun di urutan dua. Ia kalah oleh anak emas Lazio, Ciro Immobile dengan 27 gol.

Sejak pindah ke Bayern pada musim 2014 dari Borussia Dortmund, si kapten timnas Polandia ini kian produktif urusan menjebol gawang lawan.

Tak sia-sia Bayern membelinya lebih dari 10 kali lipat ongkos yang dikeluarkan Dortmund saat meminangnya dari Lech Poznan (tim liga Polandia) sebesar 50 juta euro. Dortmund pada 2010 merogoh kocek 4,5 juta euro untuk Poznan.

Bahkan dengan angka tadi, sejak Lewandowski masuk, Bayern terus jadi juara Bundesliga selama lima tahun berturut-turut sejak 2014. Tahun ini tampaknya akan jadi gelar ke enam.

Hingga match 30 saat menghancurkan Bayern Leverkusen, ia sempat sumbang satu gol. Selama 30 match di musim ini, dua kali pemilik nomor 9 ini tak merumput. Artinya jika di rata-rata hampir setiap turun, ia mencetak satu gol.

Laga Bayern sendiri masih tersisa empat lagi. Jika Lewandowski terus turun dan konsisten haus koyak jala kiper lawan, perolehan golnya akan mendaki lagi.

Dengan modal sekarang saja sudah sama dengan gol yang ia torehkan pada musim 2015/2016 dan 2016/2017.

Jika ada satu keinginan yang belum terpenuhi adalah bermain di liga Premier Inggris. “Suatu hari saya ingin bermain di liga Premier. Pasti akan jadi pengalaman hebat,” katanya.

Tetapi dengan usia yang sudah lebih dari 30 tahun, kemudian harga jualnya yang mencapai 90 juta euro, apa ada klab Inggris yang berani meminang?(*)

Back to top button