Tiga Syarat Untuk Jadi Pendakwah Bersertifikat MUI
JAKARTA-Ada tiga ketentuan yang disampaikan Majelis Ulama Indonesia bagi para pendakwah yang ingin mendapatkan sertifikat standardisasi dari MUI, yakni penceramah wajib berkomitmen pada ideologi Pancasila serta Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), mengedepankan paham Ahlussunah wal Jamaah, dan dalam melakukan dakwah membangun Ukhuwah Islamiyah.
Ketiga ketentuan itu disampaikan secara lisan oleh Muhammad Cholil Nafis saat menerima para penceramah di kantor MUI Jakarta, hari ini Senin 25 November 2019.
Ketua Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia, Muhammad Cholil mengingatkan bahwa keputusan penerbitan standarisasi penceramah atau Dai adalah sepenuhnya wewenang MUI. Namun Cholil tetap membuka kesempatan bagi siapa saja baik penceramah dari organisasi atau mewakili kelompok mana pun dapat ikut berpartisipasi memberi masukan.
“Bagi kita tidak ada yang beda – bedain (pendakwah). Semuanya mau masuk silakan, sebagaimana MUI sebagai tenda besar, payung besar umat Islam di Indonesia dan bergabung di sini,” katanya.
Sementara Ketua MUI Bidang Informasi dan Komunikasi, Masduki Baidlowi, menjelaskan bahwa selain menyiapkan program standardisasi bagi para dai, MUI juga sedang menjalin kerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia, bahkan kerjasama dengan KPI ini termasuk kerja sama yang sudah terjalin lama.
MUI berharap para penceramah semakin menguasai tehnologi karena tuntutan perkambangan zaman dan teknologi. Diingatkan oleh MUI bahwa sesuai survey, terdapat 170 juta masyarakat Indonesia mengakses media sosial melalui ponsel pintar termasuk mengakses ceramah para Dai.
Baidlowi mengingatkan, untuk masa yang akan datang, menjadi ustad Idola harus menguasai tehnologi. Para pendakwah dapat mengemas dakwahnya dengan materi yang bagus, menarik dengan disertai gambar menarik. Masyarakatlah yang menjadikan seorang ustad jadi idola.
“Buat YouTube yang pendek singkat dan bagus, untuk menarik buat mereka. Mereka senang dengan infografis, gambar- gambar menarik. Kita tertinggal dengan kelompok- kelompok lain,” kata Masduki, “Dan ustaz menjadi idola. Generasi ini yang menentukan ke depan,” .
(tvl)